China Bangun Pangkalan di Bulan, Jadi Tempat Transit Wahana Pesawat ke Mars
16 September 2024 |
15:04 WIB
Pemerintah China tak berhenti berinovasi dan membuat gebrakan di dunia antariksa. Setelah proyek matahari buatan bernama Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) yang dikerjakan sejak 2006, kini Negeri Tirai Bambu tersebut mengungkapkan rencana hadirnya pangkalan bulan.
Pangkalan bulan ini akan diluncurkan dalam dua tahap berbeda. Namun mengutip Live Science, keduanya akan menciptakan serangkaian simpul di permukaan bulan dan di orbit.
Baca juga: SpaceX Luncurkan Misi Polaris Dawn, Langkah Pertama Menuju Penjelajahan Luar Angkasa Komersial
Peta jalan awal untuk Stasiun Penelitian Bulan Internasional (International Lunar Research Station/ILRS) sejatinya diluncurkan pada Juni 2021. Proyek hasil kerja sama dengan Rusia ini bertujuan membangun pangkalan bulan robotik dasar melalui lima peluncuran roket angkat super berat dari 2030 hingga 2035.
Kendati demikian, China kini memimpin proyek tersebut. Mereka mengungkapkan rencana dua tahap yang lebih maju untuk ILRS pada Konferensi Eksplorasi Luar Angkasa Internasional kedua di provinsi Anhui, pada 5 September.
Wu Yanhua, kepala perancang proyek eksplorasi dalam ruang angkasa China, menyampaikan tahap pertama akan selesai sekitar 2035 di dekat kutub selatan bulan. Model yang diperluas akan dibangun sekitar 2050.
Model yang diperluas tersebut akan menjadi jaringan stasiun bulan komprehensif yang menggunakan stasiun orbit bulan sebagai pusatnya dan stasiun kutub selatan sebagai pangkalan utamanya. “Akan mencakup simpul-simpul eksplorasi di ekuator bulan dan sisi terjauh bulan," ujar Wu, seperti dikutip dari media pemerintah China, Xinhua.
ILRS katanya akan ditenagai oleh generator surya, radioisotop, dan nuklir. Infrastruktur selanjutnya adalah jaringan komunikasi kecepatan tinggi antara Bulan dan Bumi.
Kendaraan bulan seperti hopper, kendaraan jarak jauh tanpa awak, serta wahana penjelajah berawak bertekanan dan tidak bertekanan, juga masuk ke dalam proyek ini. Wu menyatakan bahwa model ILRS yang diperluas akan membantu meletakkan dasar bagi pendaratan berawak di Mars pada masa mendatang.
China diketahui telah menarik mitra untuk ILRS. Selama konferensi, Senegal menjadi negara ke-13 yang mendaftar untuk proyek tersebut.
Sementara itu, NASA memimpin Artemis, program paralel tetapi terpisah untuk mengembalikan manusia ke bulan. Baik proyek China maupun NASA, keduanya bertujuan untuk menempatkan astronot di bulan sebelum akhir dekade ini.
Adapun program Artemis II pada tahun ini batal diselenggarakan. Penundaan dilakukan lantaran ada beberapa rangkaian masalah pada pesawat ruang angkasa yang akan dipakai selama pengujian.
Program Artemis II dibuat dalam misi mengelilingi bulan oleh empat astronot yang direncanakan berlangsung pada akhir 2024 hingga September 2025. Misi nantinya berlanjut ke Artemis III yang mendaratkan astronot di Bulan dan target awal berlangsung pada 2025 sampai 2026.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Pangkalan bulan ini akan diluncurkan dalam dua tahap berbeda. Namun mengutip Live Science, keduanya akan menciptakan serangkaian simpul di permukaan bulan dan di orbit.
Baca juga: SpaceX Luncurkan Misi Polaris Dawn, Langkah Pertama Menuju Penjelajahan Luar Angkasa Komersial
Peta jalan awal untuk Stasiun Penelitian Bulan Internasional (International Lunar Research Station/ILRS) sejatinya diluncurkan pada Juni 2021. Proyek hasil kerja sama dengan Rusia ini bertujuan membangun pangkalan bulan robotik dasar melalui lima peluncuran roket angkat super berat dari 2030 hingga 2035.
Kendati demikian, China kini memimpin proyek tersebut. Mereka mengungkapkan rencana dua tahap yang lebih maju untuk ILRS pada Konferensi Eksplorasi Luar Angkasa Internasional kedua di provinsi Anhui, pada 5 September.
Wu Yanhua, kepala perancang proyek eksplorasi dalam ruang angkasa China, menyampaikan tahap pertama akan selesai sekitar 2035 di dekat kutub selatan bulan. Model yang diperluas akan dibangun sekitar 2050.
Model yang diperluas tersebut akan menjadi jaringan stasiun bulan komprehensif yang menggunakan stasiun orbit bulan sebagai pusatnya dan stasiun kutub selatan sebagai pangkalan utamanya. “Akan mencakup simpul-simpul eksplorasi di ekuator bulan dan sisi terjauh bulan," ujar Wu, seperti dikutip dari media pemerintah China, Xinhua.
ILRS katanya akan ditenagai oleh generator surya, radioisotop, dan nuklir. Infrastruktur selanjutnya adalah jaringan komunikasi kecepatan tinggi antara Bulan dan Bumi.
Kendaraan bulan seperti hopper, kendaraan jarak jauh tanpa awak, serta wahana penjelajah berawak bertekanan dan tidak bertekanan, juga masuk ke dalam proyek ini. Wu menyatakan bahwa model ILRS yang diperluas akan membantu meletakkan dasar bagi pendaratan berawak di Mars pada masa mendatang.
China diketahui telah menarik mitra untuk ILRS. Selama konferensi, Senegal menjadi negara ke-13 yang mendaftar untuk proyek tersebut.
Sementara itu, NASA memimpin Artemis, program paralel tetapi terpisah untuk mengembalikan manusia ke bulan. Baik proyek China maupun NASA, keduanya bertujuan untuk menempatkan astronot di bulan sebelum akhir dekade ini.
Adapun program Artemis II pada tahun ini batal diselenggarakan. Penundaan dilakukan lantaran ada beberapa rangkaian masalah pada pesawat ruang angkasa yang akan dipakai selama pengujian.
Program Artemis II dibuat dalam misi mengelilingi bulan oleh empat astronot yang direncanakan berlangsung pada akhir 2024 hingga September 2025. Misi nantinya berlanjut ke Artemis III yang mendaratkan astronot di Bulan dan target awal berlangsung pada 2025 sampai 2026.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.