Visinema Luncurkan BION Studios, Fokus pada Konten Lokal dan Tren Masyarakat
10 September 2024 |
20:00 WIB
Visinema Group meluncurkan perusahaan film bernama BION Studios. Perusahaan tersebut akan fokus dalam memproduksi konten-konten hyperlocal dan tren yang sedang berkembang di tengah masyarakat Indonesia. Dengan begitu, ide-ide segar dan cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat dapat ditangkap.
Herry Budiazhari Salim, Group President & CEO of Visinema Studios, mengatakan bahwa kehadiran BION Studios untuk memberikan ruang terhadap cerita yang relevan, belum pernah diketahui masyarakat, dan memiliki potensi besar menggugah hati penonton.
Baca juga: Film Home Sweet Loan, Kisah Sandwich Generation yang Ingin Punya Rumah Pertama
“BION Studios hadir untuk mengangkat cerita-cerita yang viral dan tumbuh dari akar rumput. Kami ingin menjadi wadah bagi konten-konten yang segar, dekat dengan masyarakat, dan memiliki daya tarik besar di pasar hyperlocal,” katanya.
Dia menuturkan, Visinema Group mempunyai visi menjadi the center of excellence dalam setiap bentuk storytelling di Indonesia. Manajemen telah berupaya menunjukkan kemampuan terbaik ketika membangun cerita dan narasi yang menarik dan berdampak di berbagai saluran.
Dia mengeklaim bahwa menejemen telah memiliki cerita Visinema Pictures yang menghadirkan berbagai macam film yang tayang di bioskop dan menjangkau penonton yang lebih luas.
“Kini, sejalan dengan visi yang dimilikinya, Visinema melahirkan BION Studios yang akan akan menghadirkan konten dan cerita hyperlocal di layar bioskop,” ujarnya.
Sementara itu, Chief of Business Stream & BION Studios Ajeng Parameswari mengungkapkan bahwa BION Studios telah memiliki sejumlah daftar judul film yang akan diproduksi dan tayang pada 2025. Film itu seperti Ambyar Mak Byar, Selepas Tahlil, dan Kami (Bukan) Sarjana Kertas.
“Setiap film ini membawa cerita yang sangat dekat dengan masyarakat dan mencerminkan tren yang sedang terjadi,” katanya.
Dia menambahkan bahwa film-film tersebut dibuat guna menghibur para penonton dan juga relevan dengan masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman. Dia mengungkapkan, film berjudul Ambyar Mak Byar sebagai salah satu film yang akan rilis pada tahun depan dibintangi oleh penyanyi dangdut Happy Asmara.
Karya tersebut tentang kehidupan pemuda bernama Jeru yang memperjuangkan cinta kepada Bethari. Sang pria yang baru berusia 25 tahun itu pun berusaha meraih cita-cita menjadi individu terkenal bersama para sahabat, yakni Rick (27), Aruna (26), Novian (29), dan Wahyu (27) dengan grup band bernama Konco Seneng.
Segala usaha Jeru untuk sukses bersama band Konco Seneng harus menghadapi berbagai macam sabotase yang dilakukan oleh keluarga Bethari lantaran tidak merestui hubungannya keduanya.
Sementara itu, film Selepas Tahlil adalah karya yang diangkat dari IP terkenal, yakni Lentera Malam. Film yang diperankan oleh Aghniny Haque ini bercerita tentang kejadian aneh di suatu daerah di Surabaya, Jawa Timur.
Dalam kejadian tersebut, ayah seorang anak yang telah meninggal dunia tiba-tiba bangkit, berjalan keluar rumah, dan menghilang selepas tahlil pada malam hari. Fenomena itu dapat terjadi lantaran sang ayah lahir di suatu desa yang terkena kutukan.
Dalam kutukannya, individu yang lahir di desa tersebut dan meninggal di luar desa akan pulang dengan sendirinya jika tidak segera dibawa pulang ke desa tempat kelahiran.
Adapun, film Kami (Bukan) Sarjana Kertas merupakan cerita hasil adaptasi dari novel karya J.S. Khairen. Karya ini memiliki cerita tentang 3 pemuda medioker yang ingin mendapatkan ijazah sarjana dengan cepat dan mudah.
Mereka pun memutuskan kuliah di suatu kampus swasta bernama UDEL. Kampus ini memiliki biaya kuliah yang murah. Namun, kualitas lembaga pendidikan tinggi tersebut dipertanyakan atau tidak jelas.
Saat berada di dalam kampus, mereka mendapati kenyataan bahwa bahwa terdapat seorang dosen perempuan muda yang nyentrik memiliki tekad untuk mengubah sistem pembelajaran di lembaga pendidikan tinggi tersebut. Sang dosen ingin melakukan perubahan dan membuat Kampus UDEL bukan sekadar penghasil sarjana di atas kertas.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Herry Budiazhari Salim, Group President & CEO of Visinema Studios, mengatakan bahwa kehadiran BION Studios untuk memberikan ruang terhadap cerita yang relevan, belum pernah diketahui masyarakat, dan memiliki potensi besar menggugah hati penonton.
Baca juga: Film Home Sweet Loan, Kisah Sandwich Generation yang Ingin Punya Rumah Pertama
“BION Studios hadir untuk mengangkat cerita-cerita yang viral dan tumbuh dari akar rumput. Kami ingin menjadi wadah bagi konten-konten yang segar, dekat dengan masyarakat, dan memiliki daya tarik besar di pasar hyperlocal,” katanya.
Dia menuturkan, Visinema Group mempunyai visi menjadi the center of excellence dalam setiap bentuk storytelling di Indonesia. Manajemen telah berupaya menunjukkan kemampuan terbaik ketika membangun cerita dan narasi yang menarik dan berdampak di berbagai saluran.
Dia mengeklaim bahwa menejemen telah memiliki cerita Visinema Pictures yang menghadirkan berbagai macam film yang tayang di bioskop dan menjangkau penonton yang lebih luas.
“Kini, sejalan dengan visi yang dimilikinya, Visinema melahirkan BION Studios yang akan akan menghadirkan konten dan cerita hyperlocal di layar bioskop,” ujarnya.
Sementara itu, Chief of Business Stream & BION Studios Ajeng Parameswari mengungkapkan bahwa BION Studios telah memiliki sejumlah daftar judul film yang akan diproduksi dan tayang pada 2025. Film itu seperti Ambyar Mak Byar, Selepas Tahlil, dan Kami (Bukan) Sarjana Kertas.
“Setiap film ini membawa cerita yang sangat dekat dengan masyarakat dan mencerminkan tren yang sedang terjadi,” katanya.
Dia menambahkan bahwa film-film tersebut dibuat guna menghibur para penonton dan juga relevan dengan masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman. Dia mengungkapkan, film berjudul Ambyar Mak Byar sebagai salah satu film yang akan rilis pada tahun depan dibintangi oleh penyanyi dangdut Happy Asmara.
Karya tersebut tentang kehidupan pemuda bernama Jeru yang memperjuangkan cinta kepada Bethari. Sang pria yang baru berusia 25 tahun itu pun berusaha meraih cita-cita menjadi individu terkenal bersama para sahabat, yakni Rick (27), Aruna (26), Novian (29), dan Wahyu (27) dengan grup band bernama Konco Seneng.
Segala usaha Jeru untuk sukses bersama band Konco Seneng harus menghadapi berbagai macam sabotase yang dilakukan oleh keluarga Bethari lantaran tidak merestui hubungannya keduanya.
Sementara itu, film Selepas Tahlil adalah karya yang diangkat dari IP terkenal, yakni Lentera Malam. Film yang diperankan oleh Aghniny Haque ini bercerita tentang kejadian aneh di suatu daerah di Surabaya, Jawa Timur.
Dalam kejadian tersebut, ayah seorang anak yang telah meninggal dunia tiba-tiba bangkit, berjalan keluar rumah, dan menghilang selepas tahlil pada malam hari. Fenomena itu dapat terjadi lantaran sang ayah lahir di suatu desa yang terkena kutukan.
Dalam kutukannya, individu yang lahir di desa tersebut dan meninggal di luar desa akan pulang dengan sendirinya jika tidak segera dibawa pulang ke desa tempat kelahiran.
Adapun, film Kami (Bukan) Sarjana Kertas merupakan cerita hasil adaptasi dari novel karya J.S. Khairen. Karya ini memiliki cerita tentang 3 pemuda medioker yang ingin mendapatkan ijazah sarjana dengan cepat dan mudah.
Mereka pun memutuskan kuliah di suatu kampus swasta bernama UDEL. Kampus ini memiliki biaya kuliah yang murah. Namun, kualitas lembaga pendidikan tinggi tersebut dipertanyakan atau tidak jelas.
Saat berada di dalam kampus, mereka mendapati kenyataan bahwa bahwa terdapat seorang dosen perempuan muda yang nyentrik memiliki tekad untuk mengubah sistem pembelajaran di lembaga pendidikan tinggi tersebut. Sang dosen ingin melakukan perubahan dan membuat Kampus UDEL bukan sekadar penghasil sarjana di atas kertas.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.