Lestarikan Memory of The World, Festival Budaya Panji 2024 Siap Dihelat di Gedung Kesenian Jakarta
09 September 2024 |
22:00 WIB
Indonesia memiliki banyak kisah rakyat yang mencerminkan keberagaman budaya, etnis, dan kepercayaan yang ada di Nusantara. Setiap daerah, bahkan memiliki cerita rakyatnya sendiri, yang tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga sarana untuk menyampaikan nilai-nilai moral, tradisi, dan sejarah lokal.
Menimbang premis tersebut, Kemendikbudristek melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan akan menyelenggarakan Festival Budaya Panji 2024. Festival ini akan dihelat dan dibuka untuk umum pada 22-24 Oktober 2024 di Gedung Kesenian Jakarta.
Baca juga: Lokovasia 2024 & Penguatan Eksistensi Musik Tradisi Lewat Pemajuan Kebudayaan
Mengambil tajuk Cerita Panji dalam Keragaman Budaya Nusantara, festival ini bertujuan untuk memperkuat warisan budaya Panji sebagai salah satu bentuk ekspresi seni yang diakui oleh dunia. Kisah ini berasal dari kerajaan Jenggala dan Kediri, yang menggambarkan nilai-nilai kesetiaan dan keteguhan hati.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, mengatakan ihwal digelarnya festival ini sebagai salah satu upaya konkret dalam menjaga eksistensi seni budaya Panji. Nantinya, festival ini tidak hanya untuk komunitas yang telah dikenal sebagai kantong budaya Panji, tapi juga daerah lain di Indonesia.
Iriani menuturkan, festival ini akan menampilkan sepuluh karya seni yang telah diseleksi oleh tim juri yang terdiri dari Henri Nurcahyo, Wasi Bantolo, dan Seno Joko Suyono. Para peserta terdiri dari kelompok seni terkemuka seperti Padepokan Mangun Dharmo (Malang), Yayasan Tari Topeng Mimi Rasinah (Indramayu), dan Sanggar Wayang Bundeng Gepuk (Wonosobo).
Selain itu, setiap kelompok mendapatkan bimbingan dari seniman lintas disiplin seperti Herry Dim (seni rupa), Epi Martison (etnomusikologi), dan Ismail Basbeth (sineas), yang turut memperkaya dialog kreatif untuk menghasilkan pertunjukan berkualitas tinggi.
"Tak hanya daerah setempat, Festival Panji 2024 juga membuka peluang seluas-luasnya bagi seluruh wilayah kebudayaan di Nusantara. Festival ini mendorong beragam bentuk ekspresi seni Panji, baik tradisional maupun kontemporer,” katanya.
Kisah Panji Inu Kertapati adalah salah satu cerita rakyat yang sangat populer dalam sastra Jawa. Cerita ini merupakan salah satu warisan budaya asli Jawa Timur yang menceritakan tentang petualangan dan romansa antara Panji Inu Kertapati dan kekasihnya, Dewi Sekartaji.
Panji Inu Kertapati adalah seorang pangeran dari Kerajaan Janggala, sementara Dewi Sekartaji (juga dikenal sebagai Candra Kirana) adalah putri dari Kerajaan Kediri. Kedua kerajaan ini dulunya bersatu, namun terpecah setelah kematian raja yang memerintah.
Sejak masa Majapahit, kisah Panji telah menyebar hingga ke berbagai wilayah di Nusantara dan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, dan Myanmar. Kisah Panji menjadi simbol diplomasi budaya yang memperkuat hubungan antarbangsa melalui seni dan budaya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (1993-1998) sekaligus promotor pengakuan Budaya Panji sebagai Memory of the World oleh UNESCO pada tahun 2017, Wardiman Djodjonegoro, menegaskan bahwa Panji bukan hanya sebatas seni pertunjukan.
Dia menjelaskan, festival ini menjadi bentuk nyata komitmen Indonesia dalam melestarikan, mengaktualisasikan, dan mengontekstualisasikan Budaya Panji sesuai dengan perkembangan zaman. Terutama untuk memetakan potensi kultural yang lebih luas, memperkaya khazanah seni dan budaya di Nusantara
“Budaya Panji mencakup berbagai bentuk ekspresi, termasuk seni rupa, wayang, dan tradisi lisan. Matra budaya ini meluas dalam berbagai konteks ruang dan waktu,” jelasnya.
Baca juga: Hypeprofil Sastrawan Felix K Nesi: Budaya Bertutur Melahirkan Keberanian Imajinasi
Selain penampilan seni, Festival Budaya Panji 2024 juga akan menyelenggarakan pameran seni budaya Panji serta diskusi tematik setiap harinya. Termasuk menghadirkan para seniman penampil, seniman pendamping, serta pemerhati budaya Panji, yang akan berbagi perspektif dan pengalaman mereka dalam menjaga dan mengembangkan budaya Panji.
Editor: Fajar Sidik
Menimbang premis tersebut, Kemendikbudristek melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan akan menyelenggarakan Festival Budaya Panji 2024. Festival ini akan dihelat dan dibuka untuk umum pada 22-24 Oktober 2024 di Gedung Kesenian Jakarta.
Baca juga: Lokovasia 2024 & Penguatan Eksistensi Musik Tradisi Lewat Pemajuan Kebudayaan
Mengambil tajuk Cerita Panji dalam Keragaman Budaya Nusantara, festival ini bertujuan untuk memperkuat warisan budaya Panji sebagai salah satu bentuk ekspresi seni yang diakui oleh dunia. Kisah ini berasal dari kerajaan Jenggala dan Kediri, yang menggambarkan nilai-nilai kesetiaan dan keteguhan hati.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, mengatakan ihwal digelarnya festival ini sebagai salah satu upaya konkret dalam menjaga eksistensi seni budaya Panji. Nantinya, festival ini tidak hanya untuk komunitas yang telah dikenal sebagai kantong budaya Panji, tapi juga daerah lain di Indonesia.
Iriani menuturkan, festival ini akan menampilkan sepuluh karya seni yang telah diseleksi oleh tim juri yang terdiri dari Henri Nurcahyo, Wasi Bantolo, dan Seno Joko Suyono. Para peserta terdiri dari kelompok seni terkemuka seperti Padepokan Mangun Dharmo (Malang), Yayasan Tari Topeng Mimi Rasinah (Indramayu), dan Sanggar Wayang Bundeng Gepuk (Wonosobo).
Selain itu, setiap kelompok mendapatkan bimbingan dari seniman lintas disiplin seperti Herry Dim (seni rupa), Epi Martison (etnomusikologi), dan Ismail Basbeth (sineas), yang turut memperkaya dialog kreatif untuk menghasilkan pertunjukan berkualitas tinggi.
"Tak hanya daerah setempat, Festival Panji 2024 juga membuka peluang seluas-luasnya bagi seluruh wilayah kebudayaan di Nusantara. Festival ini mendorong beragam bentuk ekspresi seni Panji, baik tradisional maupun kontemporer,” katanya.
Diplomasi Budaya
Kisah Panji Inu Kertapati adalah salah satu cerita rakyat yang sangat populer dalam sastra Jawa. Cerita ini merupakan salah satu warisan budaya asli Jawa Timur yang menceritakan tentang petualangan dan romansa antara Panji Inu Kertapati dan kekasihnya, Dewi Sekartaji.Panji Inu Kertapati adalah seorang pangeran dari Kerajaan Janggala, sementara Dewi Sekartaji (juga dikenal sebagai Candra Kirana) adalah putri dari Kerajaan Kediri. Kedua kerajaan ini dulunya bersatu, namun terpecah setelah kematian raja yang memerintah.
Sejak masa Majapahit, kisah Panji telah menyebar hingga ke berbagai wilayah di Nusantara dan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, dan Myanmar. Kisah Panji menjadi simbol diplomasi budaya yang memperkuat hubungan antarbangsa melalui seni dan budaya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (1993-1998) sekaligus promotor pengakuan Budaya Panji sebagai Memory of the World oleh UNESCO pada tahun 2017, Wardiman Djodjonegoro, menegaskan bahwa Panji bukan hanya sebatas seni pertunjukan.
Sejumlah penampil sedang berlatih di sanggar untuk acara pementasan Festival Budaya Panji 2024 (sumber gambar: Kemendikbudristek)
“Budaya Panji mencakup berbagai bentuk ekspresi, termasuk seni rupa, wayang, dan tradisi lisan. Matra budaya ini meluas dalam berbagai konteks ruang dan waktu,” jelasnya.
Baca juga: Hypeprofil Sastrawan Felix K Nesi: Budaya Bertutur Melahirkan Keberanian Imajinasi
Selain penampilan seni, Festival Budaya Panji 2024 juga akan menyelenggarakan pameran seni budaya Panji serta diskusi tematik setiap harinya. Termasuk menghadirkan para seniman penampil, seniman pendamping, serta pemerhati budaya Panji, yang akan berbagi perspektif dan pengalaman mereka dalam menjaga dan mengembangkan budaya Panji.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.