Ilustrasi anak-anak yang bermain gim online. (Sumber gambar: Freepik)

Ortu Tetap Waspada, Game Online Anak-anak Minecraft Sampai Roblox Rawan Disusupi Malware

09 September 2024   |   17:27 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Para orang tua perlu waspada terhadap permainan video atau game online yang dimainkan si kecil. Pasalnya, pelaku kejahatan dunia maya terpantau mengeksploitasi permainan anak-anak populer untuk menyebarkan malware yang bersifat merusak software guna mencuri data pribadi. 

Dari temuan para peneliti solusi keamanan digital Kaspersky, para penjahat siber yang memanfaatkan gim anak-anak sebagai umpan melonjak hingga 30 persen dalam enam bulan pertama 2024, dibandingkan dengan semester kedua tahun lalu. Lebih dari 132.000 pengguna telah menjadi target pelaku kejahatan dunia maya. 

Dalam analisis selama periode 1 Juli 2023 hingga 30 Juni 2024, Kaspersky mendeteksi lebih dari 6,6 juta percobaan serangan, di mana penjahat siber mengeksploitasi merek gim anak-anak sebagai umpan. Dari 18 gim yang dipilih untuk penelitian ini, sebagian besar serangan terkait dengan Minecraft, Roblox, dan Among Us. 

Baca juga: Tip Manajemen Aplikasi di HP Supaya Terhindar dari Ancaman Cyber Bug dan Malware

Menurut statistik Kaspersky, lebih dari 3 juta percobaan serangan dengan kedok Minecraft diluncurkan selama periode yang dilaporkan. Para peneliti memprediksi bahwa alasan penjahat dunia maya memilih metode serangan ini lantaran popularitas gim di kalangan pemain, serta kemampuan gamer untuk menggunakan cheat dan mods

Cheat adalah kecurangan dalam permainan gim video, ketika pemain menggunakan metode di luar kewajaran sehingga membuat permainan semakin mudah atau sulit dimainkan. Sementara mod adalah perubahan satu atau lebih aspek permainan video, seperti tampilan atau cara berinteraksi yang dibuat oleh pemain. 

Vasily M. Kolesnikov, pakar keamanan di Kaspersky menerangkan sebagian besar mod dan cheat didistribusikan di situs web pihak ketiga. Penyerang menyamarkan malware dengan berpura-pura sebagai aplikasi ini. 
 
Sementara itu, salah satu penipuan paling umum dalam permainan adalah tawaran untuk menerima skin baru untuk karakter pemain, seperti pakaian atau armor, yang meningkatkan keterampilan sang pahlawan. Beberapa skin terbilang langka dan sangat didambakan para pemain yang tidak mampu untuk membelinya. 
 
Kaspersky menemukan contoh penipuan yang menggunakan nama gim populer Valorant dan YouTuber terkenal di dunia Mr. Beast. Dalam modusnya, penipu dunia maya memilih blogger ini dan menggunakan fotonya untuk menarik perhatian anak-anak dan membuat mereka terpikat. 

Untuk menerima skin Mr. Beast yang diinginkan, gamer muda ini diminta untuk memasukkan login dan kata sandi akun gim mereka, yang memungkinkan kredensial berpotensi dicuri oleh penipu. 
 

Ilustrasi penjahat siber memakai nama gim Valorant dan Mr. Beast. (Sumber gambar: Kaspersky)

Ilustrasi penjahat siber memakai nama gim Valorant dan Mr. Beast. (Sumber gambar: Kaspersky)

Perangkap populer lainnya adalah tawaran untuk menerima mata uang dalam gim. Contohnya pada Pokémon GO, pengguna diminta untuk memasukkan nama pengguna untuk akun gim mereka. Selanjutnya, mereka diminta untuk mengikuti survei guna membuktikan bahwa mereka bukan bot. 

Setelah survei selesai, pengguna diarahkan ke situs web palsu, biasanya yang menjanjikan hadiah atau undian gratis. Di sinilah penipuan dimulai. Para penipu sebenarnya tidak mengincar data pribadi seperti detail kartu kredit. 

Para penipu ini menggunakan kedok gim untuk memikat pengguna ke tipuan lain yang melibatkan unduhan palsu, klaim hadiah, atau penawaran palsu lainnya. Seluruh proses tersebut menjadi cara cerdas untuk mengarahkan pengguna ke penipuan lain yang lebih berbahaya dengan kedok langkah verifikasi yang sah. 
 

Edukasi dan Solusi Keamanan 

Melihat situasi ini, Kolesnikov menilai perlu edukasi kebersihan siber dan penggunaan solusi keamanan dunia maya dalam membangun keselamatan anak-anak di lingkungan daring. 

“Dengan menumbuhkan pemikiran kritis, perilaku daring yang bertanggung jawab, dan pemahaman yang kuat tentang risiko keamanan, kita dapat menciptakan pengalaman daring yang lebih aman dan lebih positif bagi generasi digital native ini,” tuturnya, dikutip Hypeabis.id, Senin (9/9/2024). 

Buat Genhype yang ingin mencegah anak-anak menjadi korban penipuan melalui gim, ada baiknya orang tua untuk berkomunikasi secara terbuka tentang potensi risiko yang mungkin dihadapi saat daring dan menerapkan panduan yang ketat untuk memastikan keselamatan si kecil. 

Kolesnikov menyarankan agar orang tua membantu anak-anaknya memilih kata sandi yang unik dan mengubahnya secara berkala. Kemudian, tetapkan aturan dasar yang jelas tentang apa yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan saat daring dan jelaskan mengapa harus diterapkan. “Anda perlu meninjau aturan ini saat anak Anda bertambah besar,” sebutnya. 

Orang tua juga bisa menggunakan aplikasi khusus untuk pengasuhan digital untuk memastikan pengalaman digital yang aman dan positif bagi anak-anak. Hal ini penting juga untuk melindungi mereka dari konten yang tidak pantas, menyeimbangkan waktu penggunaan layar, dan memantau lokasi fisik anak-anak. 

Untuk melindungi anak dari mengunduh file berbahaya selama bermain gim, pasang solusi keamanan tepercaya di perangkat mereka. Solusi ini berfungsi dengan lancar dengan Steam dan layanan gim lainnya. 

Baca juga: Kenali 5 Ciri Handphone yang Terkena Malware atau Virus 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Menengok Kembali Konser-konser Maroon 5 di Indonesia, Ada yang Sempat Dibatalkan

BERIKUTNYA

Sinopsis Film Transformers One, Tayang 11 September 2024 di Bioskop Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: