Tip Manajemen Aplikasi di HP Supaya Terhindar dari Ancaman Cyber Bug dan Malware
27 April 2024 |
10:00 WIB
Ancaman serangan siber terus meningkat, salah satunya melalui aplikasi pada ponsel. Pengembang diharapkan bisa melakukan pemeliharaan dan pembaruan terhadap aplikasi ciptaannya. Meski begitu, pengguna juga tetap perlu menerapkan manajemen aplikasi yang baik supaya terhindar dari serangan siber.
Menurut laporan Global Abandoned Mobile Apps Report Q4 2023 yang dirilis oleh Pixalate, terdapat lebih dari 1 juta aplikasi telah ditinggalkan oleh pengembangnya di Google Play Store dan Apple App Store. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa Google Play Store memiliki 1,3 juta aplikasi yang telah diabaikan (Abandoned) oleh pengembangnya selama lebih dari 2 tahun.
Baca juga: 5 Cara Menyembunyikan Aplikasi di iPhone dengan Fitur Bawaan
Sebanyak 449.000 aplikasi diklasifikasikan sebagai ‘super abandoned’, yang artinya aplikasi tersebut tidak menerima pembaruan dari pengembangnya selama lebih dari empat tahun. Begitupun dengan Apple App Store mendeteksi adanya 581.000 aplikasi yang diabaikan oleh pengembangnya, serta 229.000 aplikasi lainnya masuk ke dalam kategori ‘super abandoned’.
Sementara itu di sisi lain, dunia digital terus berevolusi, peretas pun turut mengembangkan teknik dan strategi serangan mereka sesuai dengan teknologi yang ada. Demi tujuan keamanan, pengembang aplikasi harus selangkah lebih maju dengan cara memperbarui aplikasi mereka tepat waktu untuk menghindari resiko peretasan.
Keterlambatan dalam menerapkan pembaruan-pembaruan tersebut dapat menyebabkan serangan siber, seperti masuknya bug, malware, dan entitas siber lainnya. Bug yang tidak diperbaiki dalam kode perangkat lunak dapat merusak fungsionalitas program, dan mengancam keamanan data para penggunanya.
Joseph Lumban Gaol, Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, salah satu perusahaan keamanan siber terbesar di Asia Pasifik memaparkan, adapun dari sisi pengguna sebagai end-user juga perlu memperhatikan aspek pembaruan aplikasi ini. Teknik manajemen aplikasi yang baik di dalam perangkat seluler juga dapat melindungi mereka dari serangan siber
"Ketika malware atau bug masuk ke dalam sistem, mereka dapat mencuri informasi yang ada dalam perangkat pengguna tanpa terdeteksi," kata Joseph, dikutip dari rilisnya Jumat (26/4/2024).
Lebih lanjut dia berujar, sayangnya seringkali orang mengabaikan pembaruan aplikasi di ponsel mereka. Bisa jadi karena lupa untuk melakukan pembaruan, malas karena terlalu banyak aplikasi yang ter-install di handphone, atau bahkan mereka tidak sadar bahwa aplikasi yang ada di dalam perangkat mereka sudah memasuki fase ‘Abandoned’.
Mengabaikan pembaruan patch keamanan untuk perangkat lunak apa pun di sistem dapat menyebabkan infeksi jangka panjang. Nah Genhype, berikut beberapa tips dan cara terbaik dalam menerapkan manajemen aplikasi pada perangkat seluler supaya terhindar dari serangan siber.
Selain itu, apabila aplikasi tidak mendapatkan update selama lebih dari satu tahun, maka ada kemungkinan aplikasi tersebut telah ditinggalkan oleh pengembang aplikasinya. Sebaiknya segera hapus aplikasi tersebut.
Pengguna juga perlu waspada terhadap tautan-tautan dalam adware karena seringkali merupakan salah satu bentuk penipuan online. Segera hapus aplikasi apabila ditemukan adware sejenis yang berpotensi membahayakan ponselmu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Menurut laporan Global Abandoned Mobile Apps Report Q4 2023 yang dirilis oleh Pixalate, terdapat lebih dari 1 juta aplikasi telah ditinggalkan oleh pengembangnya di Google Play Store dan Apple App Store. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa Google Play Store memiliki 1,3 juta aplikasi yang telah diabaikan (Abandoned) oleh pengembangnya selama lebih dari 2 tahun.
Baca juga: 5 Cara Menyembunyikan Aplikasi di iPhone dengan Fitur Bawaan
Sebanyak 449.000 aplikasi diklasifikasikan sebagai ‘super abandoned’, yang artinya aplikasi tersebut tidak menerima pembaruan dari pengembangnya selama lebih dari empat tahun. Begitupun dengan Apple App Store mendeteksi adanya 581.000 aplikasi yang diabaikan oleh pengembangnya, serta 229.000 aplikasi lainnya masuk ke dalam kategori ‘super abandoned’.
Sementara itu di sisi lain, dunia digital terus berevolusi, peretas pun turut mengembangkan teknik dan strategi serangan mereka sesuai dengan teknologi yang ada. Demi tujuan keamanan, pengembang aplikasi harus selangkah lebih maju dengan cara memperbarui aplikasi mereka tepat waktu untuk menghindari resiko peretasan.
Keterlambatan dalam menerapkan pembaruan-pembaruan tersebut dapat menyebabkan serangan siber, seperti masuknya bug, malware, dan entitas siber lainnya. Bug yang tidak diperbaiki dalam kode perangkat lunak dapat merusak fungsionalitas program, dan mengancam keamanan data para penggunanya.
Joseph Lumban Gaol, Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, salah satu perusahaan keamanan siber terbesar di Asia Pasifik memaparkan, adapun dari sisi pengguna sebagai end-user juga perlu memperhatikan aspek pembaruan aplikasi ini. Teknik manajemen aplikasi yang baik di dalam perangkat seluler juga dapat melindungi mereka dari serangan siber
"Ketika malware atau bug masuk ke dalam sistem, mereka dapat mencuri informasi yang ada dalam perangkat pengguna tanpa terdeteksi," kata Joseph, dikutip dari rilisnya Jumat (26/4/2024).
Lebih lanjut dia berujar, sayangnya seringkali orang mengabaikan pembaruan aplikasi di ponsel mereka. Bisa jadi karena lupa untuk melakukan pembaruan, malas karena terlalu banyak aplikasi yang ter-install di handphone, atau bahkan mereka tidak sadar bahwa aplikasi yang ada di dalam perangkat mereka sudah memasuki fase ‘Abandoned’.
Mengabaikan pembaruan patch keamanan untuk perangkat lunak apa pun di sistem dapat menyebabkan infeksi jangka panjang. Nah Genhype, berikut beberapa tips dan cara terbaik dalam menerapkan manajemen aplikasi pada perangkat seluler supaya terhindar dari serangan siber.
1. Unduh Aplikasi yang Dibutuhkan
Pengguna seringkali membiarkan aplikasi-aplikasi yang ada dalam perangkat mereka, meskipun aplikasi tersebut sangat jarang atau tidak pernah digunakan. Kebiasaan ini tentunya dapat berdampak buruk terhadap keamanan ponsel mereka. Segera hapus aplikasi yang tidak terpakai di perangkatmu untuk menghindari resiko adanya aplikasi mengundang malware atau bug.2. Perhatikan Izin Akses Aplikasi
Aplikasi yang baru diunduh akan meminta izin akses terhadap perangkat, seperti akses ke dokumen, galeri foto, hingga daftar kontak. Pengguna perlu bijak dalam memperhatikan relevansi izin akses dengan fungsi aplikasi. Permintaan akses data yang tidak relevan oleh aplikasi patut dicurigai. Pastikan kamu selalu mengatur batasan izin aplikasi pada perangkat selularmu.3. Periksa Pembaruan Aplikasi Secara Berkala
Pastikan seluruh aplikasi dalam ponselmu mendapatkan update secara rutin. Segera lakukan update jika ada versi terbaru dari aplikasi. Selain itu, perhatikan juga jangka waktu pembaruan terakhir pada aplikasinya. Apabila aplikasi tersebut tidak memiliki update dalam waktu lebih dari 3 bulan, maka perlu diantisipasi keamanannya.Selain itu, apabila aplikasi tidak mendapatkan update selama lebih dari satu tahun, maka ada kemungkinan aplikasi tersebut telah ditinggalkan oleh pengembang aplikasinya. Sebaiknya segera hapus aplikasi tersebut.
4. Perhatikan Ulasan Pengguna Aplikasi
Sebelum mengunduh sebuah aplikasi, selain memperhatikan rating atau nilai ulasan, perhatikan juga komentar ulasan yang diberikan oleh pengguna lain. Jangan pernah mengunduh aplikasi yang memiliki komentar ulasan yang buruk terkait keamanannya. Carilah aplikasi lain dengan fungsi serupa sebagai alternatifnya.5. Jangan Unduh Aplikasi dari Platform Tidak Resmi
Aplikasi yang tersedia di dalam platform resmi saja masih memiliki potensi peretasan, apalagi aplikasi yang beredar di platform tidak resmi. Jika mencari aplikasi untuk diunduh, pastikan hanya buka platform resmi seperti Google Play Store atau Apple App Store. Sekarang banyak terdapat website palsu dengan aplikasi palsu untuk mengelabui pengguna.6. Waspada Adware dan Tautan Mencurigakan
Waspada terhadap aplikasi berbahaya yang mengandung adware. Seringkali adware berupa iklan berkedip atau jendela pop-up yang muncul pada aplikasi. Selain mengganggu, adware juga berbahaya karena memiliki potensi untuk mengirimkan malware atau spyware yang mengancam keamanan ponselmu.Pengguna juga perlu waspada terhadap tautan-tautan dalam adware karena seringkali merupakan salah satu bentuk penipuan online. Segera hapus aplikasi apabila ditemukan adware sejenis yang berpotensi membahayakan ponselmu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.