Paus Fransiskus. (Sumber foto: Instagram/fransiscus)

Simak Profil dan Perjalanan Spiritual Paus Fransiskus dari Buenos Aires ke Tahta Suci Vatikan

02 September 2024   |   16:41 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Saat di Indonesia, Paus akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan melakukan sejumlah kegiatan di dalam negeri, seperti Misa akbar di kompleks Stadion Gelora Bung Karno.

Dikutip dari laman Sekretariat Negara, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengumumkan bahwa Paus Fransiskus akan melakukan sejumlah kegiatan selain bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Mengenal Apa itu Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus

Kegiatan tersebut seperti Misa akbar di kompleks Gelora Bung Karno dan Indonesia Sustainability Forum di Jakarta Convention Center pada 5 September 2024. Terkait kedatangan tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai macam persiapan.

Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi perhatian banyak orang di dalam negeri, terutama masyarakat beragama Katolik. Kunjungannya ke Indonesia merupakan bagian dari perjalanan apostoliknya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Pope Francis (@franciscus)


Dikutip dari laman Vatican, Paus Fransiskus menjadi pemimpin tertinggi dan Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik pada 13 Maret 2013. Dia lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936.

Paus Fransiskus adalah putra dari imigran Italia. Sang ayah yang bernama Mario berprofesi sebagai seorang akuntan yang bekerja di perusahaan kereta api, Sementara itu, sang ibu bernama Regina Sivori.

Pemilik nama asli Jorge Mario Bergoglio itu adalah lulusan teknisi kimia. Setelah itu, dia masuk Seminari Keuskupan Villa Devoto. Pada 11 Maret 1958, Dia masuki novisiat Serikat Jesus dan menyelesaikan studi humaniora di Chili serta kembali ke Argentina pada 1963 dengan gelar filsafat dari Colegio de San José di San Miguel.

Paus mengajar sastra dan psikologi di Immaculate Conception College di Santa Fe selama beberapa tahun dari 1964 sampai 1965. Satu tahun berselang atau pada 1966, dia mengajar mata pelajaran yang sama di Colegio del Salvatore di Buenos Aires.

Dia juga belajar di Colegio San Jose dari 1967 sampai 1970. Pada 13 Desember 1969, dia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Agung Ramón José Castellano. Kemudian, Paus juga melanjutkan pendidikannya antara 1970 dan 1971 di Universitas Alcala de Henares, Spanyol. Dua tahun berselang, dia mengucapkan kaul kekalnya bersama para Yesuit pada 22 April 1973.

“Di Argentina, dia menjadi magister novis di Villa Barilari, San Miguel; profesor di Fakultas Teologi San Miguel; konsultan untuk Provinsi Serikat Yesus dan juga Rektor Colegio Máximo di Fakultas Filsafat dan Teologi,” demikian tertulis.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Pope Francis (@franciscus)


Pada 31 Juli 1973, dia mendapatkan kepercayaan untuk menjadi Provinsial Jesuit di Argentina dan menjabat posisi itu selama 6 tahun. Pada 1980-1986, Paus kembali menjadi rektor di Colegio de San Jose dan serta pastor paroki di San Miguel.

Paus Fransiskus dikirim ke Colegio del Salvador di Buenos Aires dan ke Gereja Jesuit di Cordoba sebagai pembimbing rohan dan bapa pengakuan seusai menyelesaikan tesis doktoral pada Maret 1986 di Jerman.

Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Uskup Tituler Auca dan Uskup Pembantu Buenos Aires pada 20 Mei 1992 lantaran Kardinal Antonio Quarracino, Uskup Agung Buenos Aires, menginginkannya.

7 hari berselang atau pada 27 Mei, dia menerima tahbisan episkopal dari Kardinal di katedral. Dia pun langsung diangkat menjadi Vikaris Episkopal distrik Flores dan pada 21 Desember 1993 mendapatkan kepercayaan untuk mengemban jabatan Vikaris Jenderal Keuskupan Agung.

Setelah itu, dia kembali mendapatkan amanah menjadi Uskup Agung Koajutor Buenos Aires pada 3 Juni 1997. Pada Konsistori 21 Februari 2001, Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Kardinal dan memberinya gelar San Roberto Bellarmino.

Paus Fransiskus menjadi Relator Umum untuk Sidang Umum Biasa ke-10 Sinode Para Uskup tentang Pelayanan Episkopal pada bulan 10 tahun yang sama pada Oktober 2001. Dia mendapatkan kepercayaan untuk mengemban jabatan itu pada menit-menit akhir untuk menggantikan Kardinal Edward Michael Egan, yakni Uskup Agung New York.

Pada 2002,  dia menolak menjadi Presiden Konferensi Waligereja Argentina. Namun, 3 tahun kemudian, dia terpilih untuk menjabat posisi tersebut. 6 tahun kemudian atau pada 2008, dia kembali mengemban mandat tersebut selama 3 tahun.

Baca juga: Daftar Tempat yang Bakal Dikunjungi Paus Fransiskus di Indonesia, Salah satunya Masjid Istiqlal

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Sensasi Gua Spa ala Italia dalam Instalasi Antrum karya Desainer Interior Vivianne Faye

BERIKUTNYA

Mengenal Lebih Dekat 9 Program JAFF Market 2024, Suguhkan Showcase Industri Film Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: