Perupa Lini Natalini Widhiasi Pameran Tunggal di Galeri Nasional Indonesia
31 August 2024 |
21:13 WIB
Genhype penikmat seni di Jakarta ada kabar gembira nih. Perupa Lini Natalini Widhiasi, siap menggelar pameran tunggal bertajuk Infinity Yin Yang, di Museum dan Cagar Budaya Unit Galeri Nasional Indonesia (GNI) pada Selasa, 3 September 2024. Pameran ini disebut bakal menghadirkan karya-karya tiga dimensi yang monumental.
Penanggung Jawab Unit Galeri Nasional Indonesia, Jarot Mahendra mengatakan bahwa lewat seteleng tunggal ini publik akan diajak menikmati perjalanan kreatif Lini. Salah satunya lewat pencarian artistik sang seniman yang tidak lagi berkutat pada ruang dua dimensi yang ditekuninya sejak kanak-kanak.
Lebih dari itu, menurut Jarot kali ini Lini akan menampilkan karya-karya tiga dimensi yang monumental. "Kehadiran Ibu Lini di Galeri Nasional Indonesia adalah momen penting di mana kita dapat menyaksikan perkembangan kekaryaan beliau yang eksploratif," katanya dalam siaran tertulis.
Baca juga: Menikmati Estetika Formalisme Urban di Pameran Strangely Familiar di CAN’s Gallery
Selaras, kurator Citra Smara Dewi mengatakan pameran ini akan menampilkan beberapa karya seni rupa Lini Natalini termutakhir dengan berbagai material. Salah satunya adalah medium logam aluminium berupa instalasi dengan merespons ruang-ruang Gedung A Galeri Nasional Indonesia.
Citra mengatakan, pameran ini tidak hanya menjadi momen pembuktian bagi Lini sebagai perupa perempuan, tetapi juga sebagai tawaran baru dalam percaturan seni rupa kontemporer. Sebab, setelah 5 dekade vakum, Lini kembali dalam performa baru yang mungkin belum pernah ada sebelumnya.
“Karya-karya dalam pameran ini merupakan karya terbaru dari Lini yang visioner, dengan kekuatan eksplorasi sekaligus eksploitasi material, medium, dan teknik,” kata Citra.
Sementara itu, Lini mengungkap rancangan pameran ini sebagai sustainable/sequel project yang akan digelar di berbagai tempat. Sebab, menurut sang seniman sebuah ide dan gagasan sejatinya dapat dituangkan dengan bebas serta dapat dikembangkan menjadi tak terbatas (borderless & limitless).
“Hasrat berkesenian saya kurang terpenuhi melalui karya seni lukis dua dimensi, sehingga saya mencoba dan mencari sensibilitas artistik lain, sampai akhirnya saya menemukan aluminium yang dapat memenuhi imajinasi dan rupa bentuk yang saya sukai dalam mengaktualisasikan karya”, ungkap Lini.
Lini Natalini Widhiasi merupakan perupa perempuan kelahiran Surabaya dari pasangan pelukis Anastasia Moentiana (1936-2007) dan Tedja Soeminar (1936-2016). Seniman kelahiran 25 Desember 1964 ini pada dekade 70-an dikenal sebagai pelukis cilik ajaib yang menarik perhatian para maestro.
I Gusti Nyoman Lempad (1862-1978) dan Affandi (1907–1990) pernah mengatakan bahwa Lini adalah “sang guru” dan “pelukis cilik ajaib”. Hasil guratan tangan dan jemarinya juga dianggap sebagai lukisan bergenre kontemporer yang menarik perhatian komponis Slamet Abdul Sjukur (1935-2015).
Lini dikenal sebagai sosok produktif, tak pernah berhenti bereksplorasi termasuk dalam pemilihan media dan bentuk. Sejak 1994 hingga kini artwork 3 dimensinya banyak menghiasi ruang publik, salah satunya bertempat di Balai Pemuda Surabaya yang diprakarsai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotamadya Surabaya.
Lini sejak 1973 telah berpameran tunggal dan bersama di dalam dan luar negeri. Dia juga telah lima kali mendapat penghargaan nasional dan sepuluh kali penghargaan internasional, dari Belgia, Bulgaria, Italia, Taiwan, India, dan Jepang. Pada 1977 Sari Agung pun menerbitkan buku berjudul “Garis-Garis Lini”.
Meski mengaku mandeg dalam kancah seni rupa, pada kenyataannya produk karya seninya selalu hadir dan menohok rasa estetika publik. Karya-karya apresiatif tersebut hadir dalam ruang-ruang publik commision board baik kedai kopi, resto hingga wedding decoration pelaminan buah hatinya beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Pameran Kolektif Canvas of Dreams, Wadah Unjuk Karya Seniman Muda
Pameran Tunggal Lini Natalini Widhiasi dapat diapresiasi oleh publik mulai 4 September hingga 3 Oktober 2024 setiap hari, pukul 09.00-19.00 WIB. Pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp 10.000,- untuk anak usia 3-12 tahun, Rp 20.000,- untuk dewasa, Rp 50.000,- untuk Warga Negara Asing (WNA).
Anak usia kurang dari tiga tahun dan dewasa lebih dari 60 tahun dikenakan tarif Rp 0,-. Untuk mendapatkan tiket pengunjung dapat langsung datang dan melakukan registrasi di tempat (on site). Selain pameran, publik juga dapat ikut serta dalam kegiatan Artist Talk yang akan dilaksanakan pada Minggu, 15 September 2024 pukul 15.00 WIB.
Editor: Fajar Sidik
Penanggung Jawab Unit Galeri Nasional Indonesia, Jarot Mahendra mengatakan bahwa lewat seteleng tunggal ini publik akan diajak menikmati perjalanan kreatif Lini. Salah satunya lewat pencarian artistik sang seniman yang tidak lagi berkutat pada ruang dua dimensi yang ditekuninya sejak kanak-kanak.
Lebih dari itu, menurut Jarot kali ini Lini akan menampilkan karya-karya tiga dimensi yang monumental. "Kehadiran Ibu Lini di Galeri Nasional Indonesia adalah momen penting di mana kita dapat menyaksikan perkembangan kekaryaan beliau yang eksploratif," katanya dalam siaran tertulis.
Baca juga: Menikmati Estetika Formalisme Urban di Pameran Strangely Familiar di CAN’s Gallery
Selaras, kurator Citra Smara Dewi mengatakan pameran ini akan menampilkan beberapa karya seni rupa Lini Natalini termutakhir dengan berbagai material. Salah satunya adalah medium logam aluminium berupa instalasi dengan merespons ruang-ruang Gedung A Galeri Nasional Indonesia.
Citra mengatakan, pameran ini tidak hanya menjadi momen pembuktian bagi Lini sebagai perupa perempuan, tetapi juga sebagai tawaran baru dalam percaturan seni rupa kontemporer. Sebab, setelah 5 dekade vakum, Lini kembali dalam performa baru yang mungkin belum pernah ada sebelumnya.
“Karya-karya dalam pameran ini merupakan karya terbaru dari Lini yang visioner, dengan kekuatan eksplorasi sekaligus eksploitasi material, medium, dan teknik,” kata Citra.
Sementara itu, Lini mengungkap rancangan pameran ini sebagai sustainable/sequel project yang akan digelar di berbagai tempat. Sebab, menurut sang seniman sebuah ide dan gagasan sejatinya dapat dituangkan dengan bebas serta dapat dikembangkan menjadi tak terbatas (borderless & limitless).
“Hasrat berkesenian saya kurang terpenuhi melalui karya seni lukis dua dimensi, sehingga saya mencoba dan mencari sensibilitas artistik lain, sampai akhirnya saya menemukan aluminium yang dapat memenuhi imajinasi dan rupa bentuk yang saya sukai dalam mengaktualisasikan karya”, ungkap Lini.
Profil Lini Natalini Widhiasi
Lini Natalini Widhiasi merupakan perupa perempuan kelahiran Surabaya dari pasangan pelukis Anastasia Moentiana (1936-2007) dan Tedja Soeminar (1936-2016). Seniman kelahiran 25 Desember 1964 ini pada dekade 70-an dikenal sebagai pelukis cilik ajaib yang menarik perhatian para maestro.I Gusti Nyoman Lempad (1862-1978) dan Affandi (1907–1990) pernah mengatakan bahwa Lini adalah “sang guru” dan “pelukis cilik ajaib”. Hasil guratan tangan dan jemarinya juga dianggap sebagai lukisan bergenre kontemporer yang menarik perhatian komponis Slamet Abdul Sjukur (1935-2015).
Lini dikenal sebagai sosok produktif, tak pernah berhenti bereksplorasi termasuk dalam pemilihan media dan bentuk. Sejak 1994 hingga kini artwork 3 dimensinya banyak menghiasi ruang publik, salah satunya bertempat di Balai Pemuda Surabaya yang diprakarsai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotamadya Surabaya.
Lini sejak 1973 telah berpameran tunggal dan bersama di dalam dan luar negeri. Dia juga telah lima kali mendapat penghargaan nasional dan sepuluh kali penghargaan internasional, dari Belgia, Bulgaria, Italia, Taiwan, India, dan Jepang. Pada 1977 Sari Agung pun menerbitkan buku berjudul “Garis-Garis Lini”.
Meski mengaku mandeg dalam kancah seni rupa, pada kenyataannya produk karya seninya selalu hadir dan menohok rasa estetika publik. Karya-karya apresiatif tersebut hadir dalam ruang-ruang publik commision board baik kedai kopi, resto hingga wedding decoration pelaminan buah hatinya beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Pameran Kolektif Canvas of Dreams, Wadah Unjuk Karya Seniman Muda
Pameran Tunggal Lini Natalini Widhiasi dapat diapresiasi oleh publik mulai 4 September hingga 3 Oktober 2024 setiap hari, pukul 09.00-19.00 WIB. Pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp 10.000,- untuk anak usia 3-12 tahun, Rp 20.000,- untuk dewasa, Rp 50.000,- untuk Warga Negara Asing (WNA).
Anak usia kurang dari tiga tahun dan dewasa lebih dari 60 tahun dikenakan tarif Rp 0,-. Untuk mendapatkan tiket pengunjung dapat langsung datang dan melakukan registrasi di tempat (on site). Selain pameran, publik juga dapat ikut serta dalam kegiatan Artist Talk yang akan dilaksanakan pada Minggu, 15 September 2024 pukul 15.00 WIB.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.