Pengunjung memilih makanan disalah satu stan saat berlangsungnya acara festival kuliner di Jakarta, Sabtu (25/5/2024). (sumber gambar: Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)

Saatnya Mengangkat Kasta Kuliner Lokal di Kancah Global

31 August 2024   |   21:03 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia kaya dengan ragam kuliner yang melimpah. Keanekaragaman kuliner itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti sumber daya alam, struktur geografis, sejarah, dan budaya yang terbentuk secara alamiah atau rekayasa.

Uniknya, setiap daerah di Nusantara memiliki kuliner khas yang berbeda-beda, baik dari segi bahan, cara pengolahan, maupun cita rasa yang disesuaikan dengan bahan rempah-rempah lokal dan lidah masyarakat setempat. 

Baca juga: 4 Rekomendasi Kuliner Legendaris yang Wajib Dicicipi di Surabaya

Publikasi Handrawina Adiboga Nusantara (2022) mengutip hasil riset Murdijati Gardjito, pakar kuliner Nusantara menyebutkan, setidaknya terdapat 3.259 jumlah kuliner di Indonesia. Beberapa di antaranya memiliki popularitas di kancah dunia, seperti rendang, gado-gado, hingga batagor.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2022 saja terdapat 10.900 usaha penyedia makanan dan minuman skala menengah besar di Indonesia. Sebanyak 50,44 persen usaha tersebut berlokasi di mall atau pertokoan besar yang ada di kota-kota besar Indonesia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, kuliner menjadi subsektor penyumbang terbesar dari produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif. Sektor ini  memberikan kontribusi terhadap PDB sekitar 7,8 hingga 8 persen pada 2023.
 
Sandiaga menjelaskan hampir 48 persen preferensi pelancong saat berkunjung ke kota-kota besar di Indonesia juga karena daya tarik wisata kuliner. Oleh karena itu, dia mendorong agar pelaku ekonomi kreatif dapat menjadikan kuliner sebagai salah satu sektor unggulan.

"Berdasarkan data, subsektor kuliner menyumbang kontribusi terhadap PDB sekitar Rp200 triliun lebih atau sekitar 43 persen dari total nilai tambah Rp1.300 triliun", katanya.
 

Para ibu-ibu tengah memasak rendang dalam kegiatan Alek Nagari yang berlangsung di Cagar Budaya Nasional Pabrik Indarung I Semen Padang, Sumatra Barat, Rabu (5/7/2023). (sumber gambar: Hypeabis.id/Muhammad Noli Hendra)

Para ibu-ibu tengah memasak rendang dalam kegiatan Alek Nagari yang berlangsung di Cagar Budaya Nasional Pabrik Indarung I Semen Padang, Sumatra Barat, Rabu (5/7/2023). (sumber gambar: Hypeabis.id/Muhammad Noli Hendra)
 

Selaras, Founder Restoran Nasi Peda Pelangi Nadya Pratiwi mengatakan, industri kuliner lokal memang terus bergeliat. Dia mengungkap, salah satu kuliner lokal yang paling banyak diburu konsumen adalah makanan-makanan ala rumahan.

Di kota-kota besar, dia melihat hadirnya restoran lokal asal berbagai daerah juga sudah sangat kreatif. Terlebih saat ini banyak yang mengolah masakan-masakan lokal dengan sajian fusion di mana pelaku usaha menggabungkan antara kuliner lokal dengan luar negeri.

"Berdasarkan pengalaman saya, market sebenarnya juga jenuh dengan makanan yang itu-itu saja walaupun pedagang makanan banyak benget. Namun di sisi lain  makanan-makanan sekarang bahan bakunya juga dari luar [negeri]," katanya.

Pengamat kuliner, William Wongso mengatakan, makan bukan hanya proses naluriah dan kerja mengenyangkan perut, melainkan juga proses mendeteksi jati diri. Dia optimistis, meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar, kuliner Indonesia juga akan berkembang di tiap daerah.

Walakin, potensi kuliner Indonesia juga membutuhkan modal yang tidak sedikit. Selain itu, tingkat profesionalitas sumber daya dari para pelaku juga harus terus diperbarui seturut  zaman. Peran pemerintah untuk memajukan industri ini juga perlu dilakukan lebih masif antar berbagai pihak.

Baca juga: Mendorong Digitalisasi Bisnis Kuliner Indonesia dengan Teknologi AI

Berangkat dari hal inilah dia berharap setiap wilayah dapat mengenalkan otentisitas kulinernya yang beragam, alih-alih menyajikan berbagai makanan dengan varian yang sama lewat sistem palugada, sehingga akan menghadirkan kuliner lokal yang lebih eksklusif dengan citarasa yang khas.

"Makanan di Indonesia itu paling banyak didominasi kelas warung, meskipun sekarang sudah banyak investor yang memberi modal untuk para pelaku usaha ini agar naik kelas, tapi perbandingannya masih sedikit," katanya. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

7 Fashion Item yang Wajib Ada Dalam Capsule Wardrobe, Kemeja Putih dan Gaun Hitam

BERIKUTNYA

Game Final Fantasy Brave Exvius Bakal Ditutup, Square Enix Beri Penjelasan Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: