5 Kelompok Berisiko yang Menjadi Prioritas Penerima Vaksin Mpox

Sebagai upaya untuk mencegah dan mengurnagi penyebaran cacar monyet atau Mpox di Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah mengambil langkah strategis dengan menentukan prioritas penerima vaksin Mpox. 

Seperti yang diketahui, jumlah kasus konfirmasi Mpox di Indonesia sepanjang 2022-2024 tercatat sebanyak 88 kasus. Sejauh ini ada 73 kasus Mpox pada 2023 dan 14 kasus pada 2024 yang tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca juga: Anak Jadi Kelompok Rentan, Begini Jejak & Cara Penularan Mpox yang Harus Diwaspadai

Pemberian vaksin Mpox di Indonesia hanya ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal pemberian vaksin cacar dan Mpox. Keputusan ini dinilai sebagai langkah efektif untuk mengendalikan wabah dan melindungi kelompok-kelompok yang paling rentan terhadap infeksi. Mengingat ketersediaan vaksin yang masih terbatas.

Prima Yosephine, selaku Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memaparkan, kelompok berisiko tinggi tersebut antara lain, LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki) atau pasangan seks multiple dan individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.

“Kelompok berisiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus Mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Kemenkes RI, Jumat (30/8/2024).

Sementara itu, kelompok anak-anak tidak termasuk dalam sasaran vaksinasi Mpox di Indonesia. Namun, petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan vaksin untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox. 

“Salah satu kriteria penerima vaksin Mpox adalah individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox [vaksinasi post exposure],” ujar Prima.

Pemberian vaksin dan vaksinasi Mpox di Indonesia bersifat pencegahan. Artinya, vaksinasi bertujuan mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit. Dengan demikian, berikut adalah kelompok prioritas penerima vaksin Mpox di Indonesia. Penentuan ini didasarkan pada tingkat risiko penularan dan potensi dampak yang ditimbulkan. 
 

1. Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL)

Kelompok ini dijadikan prioritas utama karena data epidemiologi mengindikasikan tingginya angka penularan Mpox di kalangan LSL. Faktor perilaku seksual dan pola interaksi sosial dalam komunitas tersebut dianggap memperbesar risiko penularan.
 

2. Individu dengan Pasangan Seks Multiple

Orang-orang yang memiliki kebiasaan sering berganti pasangan seksual juga dimasukkan ke dalam kelompok prioritas. Perilaku ini dianggap meningkatkan kemungkinan terpapar virus Mpox karena adanya kontak fisik yang erat dan berulang dengan banyak individu. 
 

3. Individu dengan Riwayat Kontak dengan Penderita Mpox

Mereka yang memiliki riwayat kontak dekat dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir dikategorikan sebagai kelompok berisiko tinggi. Oleh karena itu, kelompok ini menjadi prioritas penerima vaksin.
 

4. Petugas Laboratorium Pemeriksa Spesimen Mpox

Petugas laboratorium yang berurusan langsung dengan spesimen Mpox juga termasuk dalam kelompok prioritas penerima vaksin. Langkah ini diambil untuk melindungi mereka dari risiko terpapar virus di tempat kerja.
 

5. Petugas Kesehatan yang Menangani Pasien Mpox

Tenaga medis yang secara langsung merawat dan menangani pasien Mpox juga dimasukkan ke dalam kelompok prioritas. Pemberian vaksin kepada mereka bertujuan untuk memberikan perlindungan ekstra di samping penggunaan alat pelindung diri.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News) 

Editor: Nirmala Aninda