Anak Jadi Kelompok Rentan, Begini Jejak & Cara Penularan Mpox yang Harus Diwaspadai
26 August 2024 |
20:07 WIB
Wabah virus mpox atau cacar monyet di Republik Demokratik Kongo telah menyebar ke negara-negara tetangga. Kini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) kembali menyatakan mpox dalam status darurat internasional. WHO pun mendorong negara-negara di dunia untuk menghadapi ancaman global ini sebagai upaya menjaga kesehatan masyarakat dunia.
Sebagaimana diketahui, mpox merupakan penyakit menular yang berasal dari hewan dan biasanya bisa sembuh dengan sendirinya. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada monyet dan berasal dari Afrika, terutama di wilayah Afrika Tengah dan Barat yang memiliki iklim tropis. Mpox disebabkan oleh virus yang termasuk dalam golongan orthopox virus dalam human monkeypox yang umumnya dibawa oleh tikus Afrika dan hewan pengerat lainnya.
Baca juga: Gejala Mirip Cacar, Begini Cara Dokter Mendiagnosis Mpox
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik Infeksi RS Pondok Indah Bintaro Jaya Hadianti Adlani mengatakan, semua orang dari segala usia dan jenis kelamin bisa terkena Mpox. Namun, infeksi ini cenderung lebih berat dan lebih sering terjadi pada anak-anak.
"Umumnya, jika sudah pernah terkena, pasien akan mempunyai daya tahan atau kekebalan terhadap penyakit ini hingga 85%," jelas Hadianti. Namun, bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, risiko infeksi bisa lebih tinggi atau bisa terjangkit lebih dari sekali.
Hadianti mengatakan, gejala mpox pada manusia mirip dengan cacar yang pernah dihapuskan pada tahun 1980. Namun biasanya, gejala mpox memang lebih ringan daripada cacar. Meskipun gejalanya tidak seberat cacar, mpox masih bisa menyebar luas di berbagai daerah di Afrika. Ini menandakan jika penyebaran virus mpox perlu menjadi perhatian.
Sama seperti virus penyebab cacar yakni mariola, virus Mpox juga termasuk dalam genus Orthopoxvirus dan keluarga Poxviridae. Gejala mpox bisa lebih berat daripada cacar air yang disebabkan oleh virus varicella. Biasanya, mpox adalah penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 14-21 hari.
Infeksi virus ini telah menyebar secara signifikan dan kian menjadi perhatian dunia. Tahun ini, telah dilaporkan lebih dari 17.000 kasus yang diduga terjangkit mpox. Belasan ribu kasus tersebut juga menyebabkan lebih dari 500 kematian dengan dampak terbesar dirasakan di kalangan anak-anak di Kongo.
Penularan mpox dari manusia ke manusia umumnya terjadi melalui kontak dekat dengan sekresi pernapasan, darah, cairan tubuh, atau lesi kulit yang mengandung virus. Selain itu, menurut Hadianti, penularan juga bisa terjadi melalui kontak dekat yang berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi, terutama jika melibatkan paparan droplet atau hubungan seksual lebih dari 4 jam.
Selain itu, penggunaan atau sentuhan pada pakaian, sprei, selimut, atau permukaan lain yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh atau lepuhan dari penderita mpox juga bisa menjadi penyebab utama penularan mpox. Buruknya lagi, seorang wanita hamil yang terinfeksi mpox dapat menularkan penyakit ini kepada janinnya atau selama proses persalinan melalui kontak kulit.
Laporan menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat Mpox bervariasi antara 1-10 persen dengan angka kematian paling tinggi terjadi pada anak-anak.
"Kasus kematian sebagian besar terjadi pada kelompok usia yang lebih muda karena dianggap lebih rentan terhadap penyakit, mengingat status imun belum sempurna," kata Hadianti. Kasus yang lebih parah sering ditemukan pada anak-anak yang dipengaruhi juga oleh tingkat paparan virus, kondisi kesehatan pasien, dan tingkat keparahan komplikasi.
Baca juga: Sering Dikira Mirip Cacar, Ini Gejala & Karakteristik Khusus Mpox yang Wajib Diketahui
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Sebagaimana diketahui, mpox merupakan penyakit menular yang berasal dari hewan dan biasanya bisa sembuh dengan sendirinya. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada monyet dan berasal dari Afrika, terutama di wilayah Afrika Tengah dan Barat yang memiliki iklim tropis. Mpox disebabkan oleh virus yang termasuk dalam golongan orthopox virus dalam human monkeypox yang umumnya dibawa oleh tikus Afrika dan hewan pengerat lainnya.
Baca juga: Gejala Mirip Cacar, Begini Cara Dokter Mendiagnosis Mpox
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik Infeksi RS Pondok Indah Bintaro Jaya Hadianti Adlani mengatakan, semua orang dari segala usia dan jenis kelamin bisa terkena Mpox. Namun, infeksi ini cenderung lebih berat dan lebih sering terjadi pada anak-anak.
"Umumnya, jika sudah pernah terkena, pasien akan mempunyai daya tahan atau kekebalan terhadap penyakit ini hingga 85%," jelas Hadianti. Namun, bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, risiko infeksi bisa lebih tinggi atau bisa terjangkit lebih dari sekali.
Hadianti mengatakan, gejala mpox pada manusia mirip dengan cacar yang pernah dihapuskan pada tahun 1980. Namun biasanya, gejala mpox memang lebih ringan daripada cacar. Meskipun gejalanya tidak seberat cacar, mpox masih bisa menyebar luas di berbagai daerah di Afrika. Ini menandakan jika penyebaran virus mpox perlu menjadi perhatian.
Sama seperti virus penyebab cacar yakni mariola, virus Mpox juga termasuk dalam genus Orthopoxvirus dan keluarga Poxviridae. Gejala mpox bisa lebih berat daripada cacar air yang disebabkan oleh virus varicella. Biasanya, mpox adalah penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 14-21 hari.
Infeksi virus ini telah menyebar secara signifikan dan kian menjadi perhatian dunia. Tahun ini, telah dilaporkan lebih dari 17.000 kasus yang diduga terjangkit mpox. Belasan ribu kasus tersebut juga menyebabkan lebih dari 500 kematian dengan dampak terbesar dirasakan di kalangan anak-anak di Kongo.
Bagaimana Mpox Menular?
Ilustrasi kontak virus perjalanan (Sumber gambar: Anna Shvets/Pexels)
Penularan mpox dari manusia ke manusia umumnya terjadi melalui kontak dekat dengan sekresi pernapasan, darah, cairan tubuh, atau lesi kulit yang mengandung virus. Selain itu, menurut Hadianti, penularan juga bisa terjadi melalui kontak dekat yang berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi, terutama jika melibatkan paparan droplet atau hubungan seksual lebih dari 4 jam.
Selain itu, penggunaan atau sentuhan pada pakaian, sprei, selimut, atau permukaan lain yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh atau lepuhan dari penderita mpox juga bisa menjadi penyebab utama penularan mpox. Buruknya lagi, seorang wanita hamil yang terinfeksi mpox dapat menularkan penyakit ini kepada janinnya atau selama proses persalinan melalui kontak kulit.
Laporan menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat Mpox bervariasi antara 1-10 persen dengan angka kematian paling tinggi terjadi pada anak-anak.
"Kasus kematian sebagian besar terjadi pada kelompok usia yang lebih muda karena dianggap lebih rentan terhadap penyakit, mengingat status imun belum sempurna," kata Hadianti. Kasus yang lebih parah sering ditemukan pada anak-anak yang dipengaruhi juga oleh tingkat paparan virus, kondisi kesehatan pasien, dan tingkat keparahan komplikasi.
Baca juga: Sering Dikira Mirip Cacar, Ini Gejala & Karakteristik Khusus Mpox yang Wajib Diketahui
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.