Cuplikan film Kuasa Gelap. (Sumber gambar: Paragon Pictures)

Menengok Potensi Besar Film Horor Lokal di Pasar Global

29 August 2024   |   17:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Film horor lokal tidak hanya digandrungi oleh penonton di dalam negeri, tetapi juga mendapatkan tempat di kancah internasional. Sejumlah film horor Indonesia rupanya diminati di berbagai negara, bahkan beberapa diantaranya sukses mencetak box office di bioskop mancanegara.
 
Salah satu film horor lokal yang mencetak box office di bioskop luar negeri yakni Kalian Pantas Mati. Film besutan rumah produksi Paragon Pictures itu menjadi box office di Rusia pada 2024. Padahal, film dengan judul bahasa Inggris Tainted Soul itu dirilis di Indonesia pada 2022. 
 
Berdasarkan data Box Office Mojo, Tainted Soul menjadi film box office ketiga di Rusia per Januari 2024. Film itu tercatat meraup pendapatan hingga US$1 juta di Rusia. Posisinya berada di belakang film Rusia The Master and Margarita yang menduduki posisi pertama dengan US$27 juta dan film Air yang disutradarai Ben Affleck dengan US$5,4 juta yang menempati posisi kedua.

Baca Juga: Sinopsis dan Daftar Pemain Film Horor Perjanjian Setan, Tayang 5 September
Terbaru, ada film Kuasa Gelap garapan Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment yang telah dibeli dengan sistem distribusi pre-sale di 33 negara di seluruh dunia. 
 
Meski baru akan tayang di Indonesia pada 3 Oktober 2024, film Kuasa Gelap telah dibeli hak distribusinya dengan sistem pre-sale di 33 negara di seluruh dunia. Hal ini menjadikan Kuasa Gelap nantinya akan tayang di bioskop di seluruh negara tersebut.
 
"Jadi theatrical release, film kami akan tayang di bioskop di negara-negara itu. Yang sudah dikonfirmasi ada 33 negara, seperti negara-negara Amerika Latin, Eropa Timur, dan Rusia," kata Andi Budiman selaku Produser Paragon Pictures saat diwawancarai Hypeabis.id di XXI Epicentrum Jakarta, baru-baru ini.
 
Pre-sale atau pre-buy adalah salah satu sistem kerja sama distribusi film yang dikenal di dunia perfilman. Mengutip dari Forbes, pre-sale adalah perjanjian distribusi terbatas untuk negara tertentu yang dibuat sebelum sebuah film rampung diproduksi, atau bahkan sering kali sebelum dimulainya penggarapan film.
 
Sebagian besar sistem pre-sale melibatkan distributor asing yang bersedia untuk membayar sejumlah uang yang disebut sebagai uang muka atau jaminan minimum, sebagai imbalan atas hak-hak tertentu dalam film tersebut di suatu negara untuk jangka waktu terbatas. 
 
Selain uang muka, distributor juga biasanya memberikan sebagian keuntungan dalam bentuk royalti ketika pendapatan film tersebut tembus melebihi box office di negara mereka.
 
Sistem pre-sale menjadi salah satu pilihan agar sebuah film bisa ditayangkan di bioskop internasional. Andi mengatakan berbeda dengan Hollywood, Indonesia tidak memiliki infrastruktur distribusi film secara sistematis di jaringan bioskop internasional. Lantaran tidak memiliki infrastruktur tersebut, produser perlu mencari distributor internasional dari berbagai negara.
 
Hal itu biasanya terjadi di acara-acara film market yang digelar di sejumlah negara. "Kami sebagai produser jualan di film market. Nanti setiap negara itu ada distributor lokalnya, dan mereka biasanya cari film-film dari negara lain. Nah biasanya mereka mau beli hak distribusi film untuk negaranya," ucapnya.

Potensi Film Horor Lokal di Pasar Global

Andi menuturkan tak hanya film-film horor dari rumah produksinya, saat ini banyak sinema horor lokal yang telah dibeli oleh distributor asing, diantaranya Malam Pencabut Nyawa (Respati) dari Base Entertainment dan Kereta Berdarah dari MVP Pictures.
 
Dia menilai horor, thriller, dan aksi (action) menjadi tiga genre yang punya potensi kuat untuk bisa tembus di pasar global. Hal itu lantaran ketiga genre tersebut dianggap tidak memiliki culture spesificity atau kualitas khas dari suatu budaya tertentu, sehingga relatif mudah untuk bisa diterima oleh publik luas.
 
"Kalau film punya culture specificity seperti drama atau komedi, itu sulit untuk jalan [di pasar global]. Sebaliknya, film fiksi ilmiah, film action itu tidak punya kedekatan budaya [spesifik], sehingga mudah diterima di berbagai tempat," kata Andi.
 
Film-film dengan ragam genre baru bisa diterima oleh publik luas secara global jika suatu negara telah berhasil memperkenalkan keseluruhan budayanya secara mendunia, seperti Hollywood, Korea, ataupun Jepang.
 
"Dulu sebelumnya ke Jepang habis itu Korea. Awalnya mungkin kita disuruh nonton film-film Korea enggak cocok. Tapi gara-gara K-Pop besar, akhirnya kita bisa menerima semua film Korea ataupun K-drama. Nah Indonesia belum, secara budaya Indonesia belum bisa diterima [oleh publik global]," ucapnya.
 
Melihat peluang tersebut, Paragon Pictures pun telah menyiapkan sejumlah proyek film. Robert Ronny selaku CEO Paragon Pictures mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan sebanyak 11 judul film yang akan dirilis hingga 2-3 tahun mendatang.
 
Dia menambahkan dari sejumlah judul yang telah disiapkan, diantaranya merupakan film thriller dan aksi (action) yang menurutnya masih kurang berkembang di industri sinema Indonesia.
 
"Kalau kita mau industri [film] kita berkembang, harus push [kembangkan] genre thriller sama action. Itu yang kurang banget. Karena pandemi kita tertunda, mulai tahun depan kita akan produksi lagi film thriller dan action. Karena itu peluang import-nya juga bagus," kata Robert.

Baca Juga: Perbedaan Film Kang Mak dan Pee Mak, Diperkaya Unsur Horor dan Komedi Lokal

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

Sal Priadi Tengah Bungah, Mimpi Konser di Galeri Nasional Bisa Terwujud Hari Ini

BERIKUTNYA

Resep Tahu Gejrot Autentik Khas Cirebon di Rumah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: