Waspadai Cara Penularan Virus Mpox di Indonesia
29 August 2024 |
09:00 WIB
Beberapa waktu belakangan ini, penyakit cacar monyet (Mpox) kembali menjadi sorotan masyarakat, terutama setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mendeklarasikan penyakit zoonosis tersebut sebagai darurat kesehatan global.
Angka penderita Mpox diketahui terus bertambah di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia. Hingga Sabtu (17/8/2024), Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat telah terdapat 88 kasus konfirmasi Mpox.
Baca juga: Anak Jadi Kelompok Rentan, Begini Jejak & Cara Penularan Mpox yang Harus Diwaspadai
Rinciannya, sebanyak 59 kasus tersebut di DKI Jakarta, 13 kasus di Jawa Barat, 9 kasus di Banten, 3 kasus masing-masing di Jawa Timur serta Yogyakarta, dan satu kasus di Kepulauan Riau. Dari jumlah tersebut, 87 kasus telah dinyatakan sembuh.
Kendati demikian, bukan berarti persebaran penyakit Mpox telah terhenti. Masyarakat diimbau tetap mewaspadai penularan virus Mpox, khususnya yang terjadi dari manusia ke manusia.
Sejauh ini, ada beberapa cara penularan Mpox yang telah diteliti oleh para ahli. Pertama, WHO telah mengatakan bahwa droplet merupakan rute penularan penyakit Mpox yang patut diwaspadai oleh masyarakat.
Meski kemungkinannya kecil, risiko orang terkena Mpox akibat droplet masih ada. Penularan melalui droplet biasanya membutuhkan kontak erat yang lama. Hal ini membuat anggota keluarga yang tinggal serumah atau kontak erat berisiko tertular.
Kedua, penyakit Mpox juga dapat menyebar melalui kontak langsung kulit ke kulit atau membran mukosa. Kasus ini biasanya terjadi pada orang yang melakukan kontak seksual terhadap kasus positif Mpox.
Oleh karena itulah, masyarakat diimbau agar menerapkan perilaku seksual yang sehat serta tidak bergonta-ganti pasangan.
Ketiga, Persatuan Bangsa-Bangsa mengungkap bahwa masyarakat juga perlu mewaspadai virus Mpox di benda-benda yang terkontaminasi kasus positif. Penelitian menyebut virus Mpox dapat bertahan beberapa waktu di pakaian, perlengkapan tidur, handuk, benda elektronik, hingga permukaan lain yang disentuh pengidap Mpox.
Keempat, kasus Mpox juga dapat menyebar selama kehamilan ke janin. Namun, kontak setelah kelahiran juga dapat terjadi antara orang tua dan anak, misalnya dari sentuhan kulit.
Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Yudhi Pramono, MARS mengatakan, kepada masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menerapkan perilaku seksual yang sehat. "Seperti tidak gonta-ganti pasangan atau perilaku seks sesama jenis,” ucapnya.
Masyarakat juga diimbau untuk mengetahui beberapa gejala yang cukup identik dengan Mpox. Di antaranya adalah munculnya lesi yang diikuti demam, ruam, dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening).
Jika mengalami gejala, sebaiknya masyarakat segera mengunjungi dokter atau ke fasilitas terdekat lain. Nantinya, dokter akan melakukan rangkaian tes lebih lanjut untuk mendiagnosis penyakit yang diderita.
Pasien yang terkena Mpox umumnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk sembuh. Durasinya bervariasi, dari 2 minggu sampai 4 minggu. Periode lama sakit paling singkat adalah 14 hari sejak timbulnya gejala pertama.
Saat ini Kemenkes terus berupaya menekan angka Mpox di Indonesia. Salah satunya ialah dengan mengupayakan pemenuhan vaksin dan obat-obatan termasuk antibiotik.
Baca juga: Gejala Mirip Cacar, Begini Cara Dokter Mendiagnosis Mpox
Editor: Dika Irawan
Angka penderita Mpox diketahui terus bertambah di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia. Hingga Sabtu (17/8/2024), Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat telah terdapat 88 kasus konfirmasi Mpox.
Baca juga: Anak Jadi Kelompok Rentan, Begini Jejak & Cara Penularan Mpox yang Harus Diwaspadai
Rinciannya, sebanyak 59 kasus tersebut di DKI Jakarta, 13 kasus di Jawa Barat, 9 kasus di Banten, 3 kasus masing-masing di Jawa Timur serta Yogyakarta, dan satu kasus di Kepulauan Riau. Dari jumlah tersebut, 87 kasus telah dinyatakan sembuh.
Kendati demikian, bukan berarti persebaran penyakit Mpox telah terhenti. Masyarakat diimbau tetap mewaspadai penularan virus Mpox, khususnya yang terjadi dari manusia ke manusia.
Sejauh ini, ada beberapa cara penularan Mpox yang telah diteliti oleh para ahli. Pertama, WHO telah mengatakan bahwa droplet merupakan rute penularan penyakit Mpox yang patut diwaspadai oleh masyarakat.
Meski kemungkinannya kecil, risiko orang terkena Mpox akibat droplet masih ada. Penularan melalui droplet biasanya membutuhkan kontak erat yang lama. Hal ini membuat anggota keluarga yang tinggal serumah atau kontak erat berisiko tertular.
Kedua, penyakit Mpox juga dapat menyebar melalui kontak langsung kulit ke kulit atau membran mukosa. Kasus ini biasanya terjadi pada orang yang melakukan kontak seksual terhadap kasus positif Mpox.
Oleh karena itulah, masyarakat diimbau agar menerapkan perilaku seksual yang sehat serta tidak bergonta-ganti pasangan.
Ketiga, Persatuan Bangsa-Bangsa mengungkap bahwa masyarakat juga perlu mewaspadai virus Mpox di benda-benda yang terkontaminasi kasus positif. Penelitian menyebut virus Mpox dapat bertahan beberapa waktu di pakaian, perlengkapan tidur, handuk, benda elektronik, hingga permukaan lain yang disentuh pengidap Mpox.
Keempat, kasus Mpox juga dapat menyebar selama kehamilan ke janin. Namun, kontak setelah kelahiran juga dapat terjadi antara orang tua dan anak, misalnya dari sentuhan kulit.
Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Yudhi Pramono, MARS mengatakan, kepada masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menerapkan perilaku seksual yang sehat. "Seperti tidak gonta-ganti pasangan atau perilaku seks sesama jenis,” ucapnya.
Masyarakat juga diimbau untuk mengetahui beberapa gejala yang cukup identik dengan Mpox. Di antaranya adalah munculnya lesi yang diikuti demam, ruam, dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening).
Jika mengalami gejala, sebaiknya masyarakat segera mengunjungi dokter atau ke fasilitas terdekat lain. Nantinya, dokter akan melakukan rangkaian tes lebih lanjut untuk mendiagnosis penyakit yang diderita.
Pasien yang terkena Mpox umumnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk sembuh. Durasinya bervariasi, dari 2 minggu sampai 4 minggu. Periode lama sakit paling singkat adalah 14 hari sejak timbulnya gejala pertama.
Saat ini Kemenkes terus berupaya menekan angka Mpox di Indonesia. Salah satunya ialah dengan mengupayakan pemenuhan vaksin dan obat-obatan termasuk antibiotik.
Baca juga: Gejala Mirip Cacar, Begini Cara Dokter Mendiagnosis Mpox
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.