Begini Cara Kemenkes Mengatasi Penyebaran Monkeypox
27 August 2024 |
16:27 WIB
Kementerian Kesehatan menyiapkan sejumlah strategi untuk mengendalikan kasus Monkeypox (Mpox) yang telah banyak ditemukan di Indonesia. Dalam upaya mengatasi penyebaran kasus tersebut, pemerintah melakukan sejumlah langkah, terutama skrining untuk mendeteksi dan mencegah penularan.
Sebagaimana diketahui, kasus Mpox pertama di Indonesia ditemukan pada 20 Agustus 2022. Satu tahun berselang atau pada 2023 terdapat 73 kasus lagi. Adapun pada 2024, pemerintah mencatat sebanyak 14 kasus sehingga total kasus Mpox di Indonesia hingga saat ini sebanyak 88 kasus.
Baca juga: Anak Jadi Kelompok Rentan, Begini Jejak & Cara Penularan Mpox yang Harus Diwaspadai
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) M Syahril mengatakan bahwa semua kasus di Indonesia adalah varian Clade II dan sejak terakhir dilaporkan masih belum ada penambahan kasus hingga saat ini.
Sebagai upaya pencegahan penularan, negara-negara G20 dan Asean secara umum menerapkan skrining gejala terhadap pelaku perjalanan, dilanjutkan dengan tes PCR dan isolasi mandiri jika hasil tes menunjukkan positif Mpox.
Selain itu, dia mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap penularan Mpox dan melakukan sejumlah tindakan pencegahan yang diperlukan. “Tentunya dengan membatasi kontak fisik/seksual terhadap penderita/suspek Mpox, menghindari gonta-ganti pasangan seks, dan cuci tangan rutin,” katanya dalam siaran pers.
Varian Mpox
Syahril menambahkan tercatat ada 3 kasus baru yang ditemukan di luar Afrika sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) pada 14 Agustus 2024.
Ketiga 3 kasus tersebut ditemukan di Swedia pada 15 Agustus, Filipina pada 19 Agustus, dan Thailand pada 22 Agustus 2024. Ditemukan juga kasus baru di Swedia dan Thailand yang memiliki riwayat perjalanan ke Republik Demokratik Kongo dengan varian virus clade Ib.
Sementara itu, kasus baru di Filipina merupakan transmisi lokal dan tidak ada riwayat perjalanan. Kasus di Filipina memiliki varian clade Iib. Menurutnya, penderita di Swedia dan Filipina sudah menjalani perawatan dan kondisinya membaik. “Sementara di Thailand karena kasusnya baru, saat ini baru mulai pengobatan,” ujarnya.
Baca juga: Gejala Mirip Cacar, Begini Cara Dokter Mendiagnosis Mpox
Dia menambahkan, jumlah kasus Mpox di dunia sampai dengan periode akhir Juni-17 Agustus 2024 mencapai 25.337 kasus. Dari total itu, dia mengatakan terdapat 34 kematian.
Menurutnya, penyebaran Mpox dapat terjadi karena kontak seksual dan penularan antara anggota keluarga (household transmission). Beberapa kasus juga tercatat dialami oleh anak-anak di Republik Demokratik Kongo.
Editor: Fajar Sidik
Sebagaimana diketahui, kasus Mpox pertama di Indonesia ditemukan pada 20 Agustus 2022. Satu tahun berselang atau pada 2023 terdapat 73 kasus lagi. Adapun pada 2024, pemerintah mencatat sebanyak 14 kasus sehingga total kasus Mpox di Indonesia hingga saat ini sebanyak 88 kasus.
Baca juga: Anak Jadi Kelompok Rentan, Begini Jejak & Cara Penularan Mpox yang Harus Diwaspadai
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) M Syahril mengatakan bahwa semua kasus di Indonesia adalah varian Clade II dan sejak terakhir dilaporkan masih belum ada penambahan kasus hingga saat ini.
Sebagai upaya pencegahan penularan, negara-negara G20 dan Asean secara umum menerapkan skrining gejala terhadap pelaku perjalanan, dilanjutkan dengan tes PCR dan isolasi mandiri jika hasil tes menunjukkan positif Mpox.
Selain itu, dia mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap penularan Mpox dan melakukan sejumlah tindakan pencegahan yang diperlukan. “Tentunya dengan membatasi kontak fisik/seksual terhadap penderita/suspek Mpox, menghindari gonta-ganti pasangan seks, dan cuci tangan rutin,” katanya dalam siaran pers.
Varian Mpox
Syahril menambahkan tercatat ada 3 kasus baru yang ditemukan di luar Afrika sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) pada 14 Agustus 2024.
Ketiga 3 kasus tersebut ditemukan di Swedia pada 15 Agustus, Filipina pada 19 Agustus, dan Thailand pada 22 Agustus 2024. Ditemukan juga kasus baru di Swedia dan Thailand yang memiliki riwayat perjalanan ke Republik Demokratik Kongo dengan varian virus clade Ib.
Sementara itu, kasus baru di Filipina merupakan transmisi lokal dan tidak ada riwayat perjalanan. Kasus di Filipina memiliki varian clade Iib. Menurutnya, penderita di Swedia dan Filipina sudah menjalani perawatan dan kondisinya membaik. “Sementara di Thailand karena kasusnya baru, saat ini baru mulai pengobatan,” ujarnya.
Baca juga: Gejala Mirip Cacar, Begini Cara Dokter Mendiagnosis Mpox
Dia menambahkan, jumlah kasus Mpox di dunia sampai dengan periode akhir Juni-17 Agustus 2024 mencapai 25.337 kasus. Dari total itu, dia mengatakan terdapat 34 kematian.
Menurutnya, penyebaran Mpox dapat terjadi karena kontak seksual dan penularan antara anggota keluarga (household transmission). Beberapa kasus juga tercatat dialami oleh anak-anak di Republik Demokratik Kongo.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.