ilustrasi (sumber : Martin Lopez/pexels)

Yuk Pahami Perbedaan Virus Covid-19, Mpox Sebelumnya dari Mpox Terbaru

24 August 2024   |   17:42 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah menghadapi berbagai tantangan kesehatan global, mulai dari pandemi Covid-19 hingga ancaman baru yang muncul seperti Mpox (cacar monyet). Meskipun keduanya adalah penyakit menular, ada perbedaan mendasar yang perlu dipahami, terutama dalam hal karakteristik virus dan cara penularannya.

Mpox saat ini tengah menjadi sorotan dunia, terutama setelah WHO pada 14 Agustus 2024 menyatakan Clade 1B sebagai kedaruratan kesehatan global. Clade 1B ini berbeda dengan Clade 2B yang sebelumnya menjadi perhatian utama pada 2022-2023.

Clade 1B memiliki tingkat keparahan dan angka kematian yang lebih tinggi, terbukti dari lonjakan kasus di Kongo yang mencapai lebih dari 17 ribu kasus dan lebih dari 500 kematian. Sebaliknya, kasus Mpox yang dilaporkan di Indonesia hingga kini masih disebabkan oleh Clade 2B yang memiliki dampak lebih ringan.

Baca juga: Epidemiolog : Waspadai Potensi Mutasi MPox Clade 1B di Indonesia, Pentingnya Deteksi Dini
 
“Perlu diketahui bahwa Mpox yang disebabkan oleh Clade 1B belum terdeteksi di Indonesia. Meskipun demikian, ini bukan berarti kita bisa berpuas diri. Pemerintah harus terus meningkatkan deteksi aktif dan pengawasan ketat, terutama pada kelompok berisiko,” ujar Dicky Budiman, Epidemiolog dari Griffith University Australia.

Dicky menjelaskan perbedaan yang mencolok antara Mpox dan Covid-19 adalah karakteristik mutasi virusnya. Mpox, yang merupakan virus DNA, cenderung bermutasi lebih lambat dibandingkan dengan Covid-19, yang merupakan virus RNA. Meskipun demikian, potensi mutasi tetap ada dan bisa menghasilkan varian yang lebih berbahaya atau mematikan.

“Walaupun virus DNA seperti Mpox lebih lambat bermutasi, kita tidak boleh meremehkan potensi mutasinya. Setiap mutasi berpotensi menciptakan varian virus yang lebih berbahaya atau mematikan,” tegas Dicky Budiman.

Selanjutnya, perbedaan utama antara Covid-19 dan Mpox terletak pada cara penularannya. Covid-19 dengan cepat menjadi pandemi karena virus ini sangat mudah menular melalui udara, memungkinkan penyebaran global dalam waktu singkat.

Sebaliknya, Mpox pada awalnya banyak ditularkan dari hewan ke manusia, terutama di Afrika. Namun, seiring waktu, penularan Mpox kini didominasi oleh kontak antar manusia, yang memperbesar potensi penyebarannya meskipun dengan laju yang lebih lambat dibandingkan Covid-19.

Fenomena gunung es merupakan istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana jumlah kasus yang dilaporkan jauh lebih kecil dari jumlah kasus sebenarnya. Dalam kasus Mpox, fenomena ini terjadi karena berbagai faktor, termasuk keterbatasan akses terhadap fasilitas kesehatan, stigma sosial, dan kurangnya literasi masyarakat.

“Mpox ini memiliki karakteristik fenomena gunung es. Artinya, jumlah kasus yang terlaporkan mungkin jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang sebenarnya ada di masyarakat,” ujar Dicky Budiman.

Hal ini disebabkan oleh minimnya deteksi, akses terhadap fasilitas kesehatan yang terbatas, dan stigma yang membuat orang enggan melaporkan atau mencari bantuan medis.

Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, baik pada Covid-19 maupun Mpox, tindakan pencegahan yang tepat sangat penting. Dalam hal ini, peran pemerintah dan masyarakat sangat krusial.

Pemerintah perlu meningkatkan kapasitas testing, tracing, dan surveillance, terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti tenaga kesehatan dan pekerja seks. Selain itu, literasi masyarakat tentang penularan dan pentingnya vaksinasi juga harus ditingkatkan untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.

“Masyarakat harus didorong untuk melaporkan diri jika mengalami gejala Mpox atau merasa terpapar. Kesadaran publik dan kolaborasi internasional adalah kunci untuk mencegah penyebaran penyakit ini lebih lanjut,” jelasnya

Dalam hal vaksinasi, perbedaan antara Covid-19 dan Mpox adalah pada skala distribusi dan kelompok target. Vaksin Covid-19 disebarkan secara massal dan mencakup hampir semua populasi, sementara vaksin Mpox lebih fokus pada kelompok berisiko tinggi.

Selain itu, pengembangan vaksin Covid-19 didorong oleh kebutuhan mendesak untuk menghentikan pandemi global, sedangkan vaksin Mpox memanfaatkan vaksin cacar yang sudah ada, dengan fokus pada pencegahan di kelompok tertentu.

"Kita bersyukur bahwa Mpox sudah memiliki vaksin yang cukup efektif. Vaksin ini sangat penting untuk meredam penyebaran, namun harus digunakan dengan tepat sasaran agar dapat memberikan perlindungan yang optimal," ujar Dicky.

Menurutnya, meskipun Mpox belum menunjukkan potensi pandemi yang sama dengan Covid-19, kewaspadaan tetap diperlukan, terutama mengingat potensi mutasi dan penyebarannya yang terus berkembang.

Baca juga: Kasus Mpox di Indonesia Melonjak, Kenali Cara Penularan dan Gejalanya

Editor: Puput Ady Sukarno

 

SEBELUMNYA

Epidemiolog : Waspadai Potensi Mutasi MPox Clade 1B di Indonesia, Pentingnya Deteksi Dini

BERIKUTNYA

Tips Makeup Tampil Lebih Segar dengan Cara yang Simple

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: