Tone deaf biasanya digunakan untuk menyebut seseorang yang tidak peka dengan kondisi sekitarnya. (Sumber gambar: Freepik/Photo8)

Arti Istilah Tone Deaf yang Viral di Media Sosial

23 August 2024   |   14:25 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Istilah tone deaf kini ramai bersliweran di media sosial. Banyak yang menganggap bahwa tak sedikit pihak baik dari kalangan figur publik maupun masyarakat sipil memiliki sikap tone deaf dengan situasi yang tengah terjadi di Indonesia saat ini. Lantas, apa yang dimaksud dengan istilah tone deaf?

Secara etimologi, tone deaf merupakan kata sifat dalam bahasa Inggris yang terdiri dari kata 'tone' yang berarti nada dan 'deaf' yang berarti tuli. Dengan demikian, tone deaf berarti tuli nada.

Mengutip dari Cambridge Dictionary, tone deaf merupakan istilah yang digunakan untuk seseorang yang tuli nada atau tidak mampu mengenali nada yang berbeda, atau menyanyikan lagu dengan akurat. Orang-orang dengan tone deaf relatif tidak peka terhadap perbedaan nada musik.

Baca juga: Arti Istilah 'Cringe' dan 'Savage' yang Viral di Media Sosial

Namun, tone deaf juga punya pengertian lain. Istilah tone deaf juga biasanya disematkan kepada seseorang yang tidak memahami bagaimana perasaan orang terhadap sesuatu, atau apa yang dibutuhkan dalam situasi tertentu.

Istilah tone deaf misalnya digunakan untuk menggambarkan politisi yang tidak peka terhadap kegelisahan rakyat, atau orang-orang yang marah dengan tanggapan seorang pemimpin yang dinilai tidak peka terhadap kritik.

Mengutip dari Merriam Webster, frasa tone deaf digunakan untuk menyebut seseorang yang memiliki atau menunjukkan ketidakpekaan atau kurangnya persepsi terutama dalam hal sentimen, opini, atau selera publik. Dengan kata lain, tone deaf biasanya digunakan untuk menyebut seseorang yang tidak peka dengan kondisi sekitarnya.

Sementara itu, mengutip dari Dictionary.com, istilah tone deaf juga digunakan secara kiasan untuk menggambarkan seseorang yang mengabaikan atau tampak tidak menyadari sentimen atau preferensi publik.

Terutama ketika mereka melakukan sesuatu yang menyinggung atau membuat marah banyak orang. Istilah ini juga umum digunakan untuk menggambarkan tindakan atau perkataan orang-orang tersebut.

Selain itu, tone deaf juga diterapkan dalam hal dimana seseorang tidak peka atau tidak peduli dengan emosi atau kesulitan orang lain.

Menurut catatan sejarah, istilah tone deaf pertama kali muncul pada 1890-an. Frasa ini merupakan gabungan dari kata 'tone' yang berarti nada musik yang khas, dan 'deaf' yang berarti tidak dapat mendengar sebagian atau seluruhnya. Dengan demikian, arti kiasan dari tone deaf menggunakan arti kiasan dari tuli yakni tidak mau mendengar atau menyimak sesuatu.

Istilah kiasan tone deaf sering digunakan untuk menyampaikan kritik yang keras. Istilah ini menyiratkan bahwa seseorang tidak tahu apa-apa dan tidak peduli dengan masyarakat atau tidak peduli dan tidak memiliki empati.

Biasanya, tone deaf digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang memiliki bias atau sama sekali tidak menyadari masalah suatu kelompok atau kelas yang bukan merupakan anggotanya.

Misalnya, orang kaya cenderung disebut tone deaf jika aia menyarankan orang miskin untuk membeli barang mahal atau menekuni hobi mahal yang tidak sanggup mereka bayar. 

Contoh lain seorang sutradara film yang disebut tone deaf karena menggambarkan tokoh dengan cara yang tidak simpatik, terutama di tengah meningkatnya kritik publik terhadap tokoh tersebut.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

 

SEBELUMNYA

Sinopsis Film Harold and the Purple Crayon, Menjelajahi Dunia Imajinasi yang Seru & Memikat

BERIKUTNYA

Yovie Widianto dan HIVI! Aransemen Ulang Lagu "Semenjak Ada Dirimu"

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: