Obat Diet (Sumber Foto: Freepik)

7 Jenis Obat Diet dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan Tubuh

22 August 2024   |   18:30 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Obat diet untuk menurunkan berat badan dapat membantu banyak orang untuk mencapai bentuk tubuh idealnya. Sejumlah khasiat yang ditawarkan oleh obat diet, yakni menekan nafsu makan dan melancarkan pencernaan. Namun, penggunaan berlebihan tak lepas dari efek samping yang membahayakan kesehatan. 

Mengutip Obesity Medicine, orang-orang yang memenuhi syarat untuk mengonsumsi obat penurun berat badan, khusunya obat dengan kandungan semaglutide atau liraglutide adalah orang dewasa atau anak-anak usia 12 tahun atau lebih, dengan BMI 30 atau lebih, serta BMI 27 atau lebih dengan penyakit penyerta seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau kolesterol tinggi.

Baca juga: 5 Panduan Diet Sehat dari Ahli Gizi Dalam Mengatur Makanan & Berat Badan Ideal

Obat penurun berat badan sebaiknya digunakan bersamaan dengan diet rendah kalori dan rencana olahraga yang disetujui dokter untuk mendapatkan hasil terbaik. Pada kebanyakan kasus, orang-orang akan kembali gemuk saat mereka berhenti menggunakan obat penurun berat badan. Nah, Genhype, berikut adalah beberapa jenis obat diet dan efek sampingnya.
 

1. Phentermine

Obat penurun berat badan tertua dan paling banyak digunakan adalah hentermine atau fentermina, yang sudah ada sejak 1959. Phentermine bekerja untuk mengurangi rasa lapar. Obat ini tidak disarankan untuk penderita hipertiroidisme, glaukoma, penyakit jantung, atau yang pernah terkena stroke.

Efek sampingnya meliputi sakit kepala, stimulasi berlebihan, tekanan darah tinggi, insomnia, denyut jantung cepat atau tidak teratur, dan tremor. Kondisi ini dapat terjadi dalam 14 hari setelah penggunaan inhibitor monoamine oxidase (MAO), simpatomimetik, alkohol, obat penghambat neuron adrenergik, dan mungkin beberapa agen anestesi.


2. Phentermine dan topiramate

Phentermine yang dikombinasikan dengan topiramate akan menekan rasa lapar dan meningkatkan rasa kenyang. Namun, obat ini tidak boleh dikonsumsi selama kehamilan. Efek sampingnya meliputi pusing, insomnia, sembelit, mulut kering, dan gangguan pada pengecapan. Kontraindikasi meliputi hipertensi dan penyakit arteri koroner yang tidak terkontrol, hipertiroidisme, dan glaukoma.


3. Naltrekson-bupropion

Naltrexone-bupropion adalah kombinasi obat diet lainnya yang dapat membuat rasa kenyang lebih lama dan menekan keinginan makan. Seseorang tidak boleh mengonsumsi obat ini jika mereka memiliki gangguan kejang atau mengonsumsi opioid untuk mengatasi nyeri kronis. Efek samping yang paling umum meliputi mual, sembelit, sakit kepala, muntah, pusing, insomnia, mulut kering, dan diare.
 

4. Liraglutide

Liraglutide disuntikkan setiap hari dan semaglutide setiap minggu. Sama seperti obat diet lain, keduanya dapat membuat kenyang lebih lama dan menekan nafsu makan. Efek samping dari penggunaan liraglutide meliputi mual, diare, sembelit, muntah, sakit kepala, nafsu makan berkurang, dispepsia, kelelahan, pusing, sakit perut, peningkatan lipase, gagal ginjal, dan peningkatan detak jantung.
 

5. Semaglutide

Semaglutide efek sampingnya masalah gastrointestinal yakni penyakit yang memengaruhi saluran gastrointestinal (GI) dari mulut hingga anus. Karena alasan ini, banyak orang memulai mengonsumsi semaglutide dengan dosis rendah dan lalu lama-lama ditingkatkan. Efek samping lainnya dapat meliputi kelelahan, pusing, sakit kepala, bersendawa, kembung, nyeri ulu hati, demam berulang, nyeri atau ketidaknyamanan perut, serta mata atau kulit menguning.


6. Orlistat

Orlistat bekerja dengan menghambat enzim lipase lambung dan pankreas yang akan menyebabkan penurunan penyerapan lemak makanan. Lemak yang tidak tercerna kemudian dikeluarkan melalui tubuh. Efek samping yang paling umum saat mengonsumsi orlistat adalah keluarnya cairan berminyak dari rektum, perut kembung disertai cairan, peningkatan frekuensi buang air besar, dan inkontinensia feses.


7. Tirzepatid

Tirzepatide awalnya disetujui untuk mengobati diabetes tipe 2. Pada tahun 2023, obat ini disetujui untuk menurunkan berat badan. Sebagai agonis reseptor GLP-1 dan GIP, obat ini meningkatkan rasa kenyang dan membantu orang-orang mempertahankan diet yang lebih ketat.

Efek samping yang umum termasuk sembelit, sakit perut, kembung, dan diare, sementara fek samping serius yang mungkin terjadi termasuk gagal ginjal, masalah pada kandung empedu, pankreatitis, atau hipoglikemia. Selian itu,  tirzepatide juga dapat menyebabkan tumor tiroid atau kanker tiroid, jadi pasien harus dipantau terhadap gejala-gejala seperti pembengkakan di leher, suara serak, kesulitan menelan, atau sesak napas.

Baca juga: Mengenal Genomic Testing untuk Membantu Program Diet dan Berat Badan Ideal

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Festival Musikal Indonesia 2024 Siap Dihelat di Ciputra Artpreneur Jakarta

BERIKUTNYA

Mau Ikut Seleksi Kompetensi Dasar CPNS 2024? Ini Nilai Ambang Batasnya Agar Lulus

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: