UOB Business Outlook 2024: UKM Indonesia Bersiap Menghadapi Tantangan Ekonomi Global
13 August 2024 |
13:59 WIB
Studi terbaru berjudul UOB Business Outlook Study 2024 menunjukkan bahwa para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia telah melakukan digitalisasi dalam mengoperasikan usahanya. Mereka menganggap langkah itu penting untuk pertumbuhan usaha pada masa depan.
Harapman Kasan, Wholesale Banking Director UOB Indonesia, mengatakan bahwa laporan dalam UOB Business Outlook Study 2024 menunjukkan digitalisasi dan adopsi keberlanjutan dianggap penting untuk pertumbuhan masa depan UKM dan perusahaan besar di Indonesia.
Baca juga: 5 Langkah Sukes UMKM Naik Kelas di Era Digital
Mereka memiliki keyakinan harus mengadopsi digitalisasi untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi, meningkatkan jangkauan pelanggan, dan meningkatkan kinerj usaha. “Hasilnya, hampir sembilan dari 10 bisnis di Indonesia telah melakukan digitalisasi di satu atau sejumlah departemen seperti di layanan profesional, manufaktur, dan teknik,” ujarnya.
Laporan ini juga mengungkapkan, di antara UKM dan perusahaan yang telah mengadopsi digitalisasi, beberapa telah mencatatkan peningkatan dalam pengalaman pelanggan dan profitabilitas. Namun, bisnis menghadapi sejumlah tantangan dalam perjalanan digitalisasi mereka.
Hampir separuh dari pelaku usaha atau sebesar 47 persen khawatir akan keamanan siber dan hampir sepertiganya atau 36 persen menghadapi risiko tinggi akibat pembobolan data. Sementara itu, 31 persen lainnya pelaku usaha berjuang dengan biaya implementasi karena merasa sulit untuk menjustifikasi nilai investasi.
Selain itu, studi ini juga mengungkapkan bahwa pelaku usaha kecil dan menengah dan perusahaan berskala besar di Indonesia tetap optimistis terhadap iklim usaha pada saat ini. Para pelaku usaha mengahadapi situasi kenaikan harga dan juga tantangan ekonomi global yang berpengaruh terhadap biaya operasi dan rantai pasok.
Dalam outlook tersebut disebutkan, 9 dari 10 bisnis terdampak inflasi yang tinggi pada 2023. Namun, para pelaku usaha di Indonesia paling optimistis menatap masa depan jika dibandingkan dengan para pelaku usaha dari negara lain.
Para pelaku usaha kecil, menengah, dan juga perusahaan besar telah mengambil sejumlah langkah guna mengatasi tantangan yang ada. Langkah tersebut adalah meningkatkan produktivitas guna mencapai efisiensi, menerapkan digitalisasi untuk mendorong penghematan biaya, serta lebih aktif dalam negosiasi harga dengan pemasok atau vendor.
“Dunia usaha di Indonesia menunjukkan ketahanan dan optimisme yang luar biasa dalam menghadapi tantangan ekonomi,” kata Harapman.
Studi itu juga menunjukkan bahwa 93 persen responden menilai bahwa ekspansi luar negeri ke negara-negara Asean menawarkan peluang bagi peningkatan bisnis Dunia usaha di Indonesia. Mereka menunjukkan keinginan yang kuat untuk meningkatkan profitabilitas dan meningkatkan pendapatan melalui ekspansi ke luar negeri, terutama di sektor manufaktur, teknik, dan layanan bisnis.
Perusahaan-perusahaan termotivasi untuk memperluas pasar di skala internasional guna membangun reputasi, memanfaatkan jaringan regional atau global, serta memanfaatkan peluang untuk produk dan layanan yang ditawarkan.
Keinginan akan ekspansi ke luar negeri sebagian besar mengarah ke negara-negara Asean, yakni mencapai 78 persen dan negara-negara di Asia Utara lainnya yang mencapai 31 persen. Malaysia dan Singapura menjadi tujuan utama untuk kawasan Asean. Namun, 48 persen dunia usaha masih berupaya menemukan mitra yang tepat untuk kerja sama di pasar luar negeri.
Dalam laporannya, UOB menggarisbawahi ada lebih dari 4 dari 10 bisnis masih memiliki dukungan keuangan atau dana yang belum memadai. Mereka mengharapkan dukungan yang dapat membantu perusahaan mengatasi masalah yang dialami, seperti membangun koneksi ke bisnis perusahaan besar yang merupakan calon pembeli untuk produk klien dan menjalankan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan.
Selain itu, sebagian besar perusahaan menunjukkan minat dalam menggunakan platform perdagangan digital antara negara untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.
UOB Business Outlook Study 2024 menyoroti aspirasi dan pandangan positif dunia usaha terhadap iklim usaha di Indonesia. Studi ini juga memberikan wawasan terkait langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi masalah yang tengah dihadapi pada masa mendatang.
Untuk diketahui, UOB Business Outlook Study 2024 juga menunjukkan bahwa lebih dari 7 dari 10 bisnis menyatakan ketegangan geopolitik telah berdampak signifikan terhadap rantai pasok, khususnya di sektor Manufaktur dan Teknik serta Layanan Bisnis.
Peningkatan biaya pasokan akibat inflasi dan suku bunga ditambah dengan peralihan ke strategi pasokan untuk berjaga-jaga guna mengurangi risiko kekurangan menjadi salah satu dari tiga tantangan utama yang dihadapi bisnis.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Harapman Kasan, Wholesale Banking Director UOB Indonesia, mengatakan bahwa laporan dalam UOB Business Outlook Study 2024 menunjukkan digitalisasi dan adopsi keberlanjutan dianggap penting untuk pertumbuhan masa depan UKM dan perusahaan besar di Indonesia.
Baca juga: 5 Langkah Sukes UMKM Naik Kelas di Era Digital
Mereka memiliki keyakinan harus mengadopsi digitalisasi untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi, meningkatkan jangkauan pelanggan, dan meningkatkan kinerj usaha. “Hasilnya, hampir sembilan dari 10 bisnis di Indonesia telah melakukan digitalisasi di satu atau sejumlah departemen seperti di layanan profesional, manufaktur, dan teknik,” ujarnya.
Laporan ini juga mengungkapkan, di antara UKM dan perusahaan yang telah mengadopsi digitalisasi, beberapa telah mencatatkan peningkatan dalam pengalaman pelanggan dan profitabilitas. Namun, bisnis menghadapi sejumlah tantangan dalam perjalanan digitalisasi mereka.
Hampir separuh dari pelaku usaha atau sebesar 47 persen khawatir akan keamanan siber dan hampir sepertiganya atau 36 persen menghadapi risiko tinggi akibat pembobolan data. Sementara itu, 31 persen lainnya pelaku usaha berjuang dengan biaya implementasi karena merasa sulit untuk menjustifikasi nilai investasi.
Selain itu, studi ini juga mengungkapkan bahwa pelaku usaha kecil dan menengah dan perusahaan berskala besar di Indonesia tetap optimistis terhadap iklim usaha pada saat ini. Para pelaku usaha mengahadapi situasi kenaikan harga dan juga tantangan ekonomi global yang berpengaruh terhadap biaya operasi dan rantai pasok.
Dalam outlook tersebut disebutkan, 9 dari 10 bisnis terdampak inflasi yang tinggi pada 2023. Namun, para pelaku usaha di Indonesia paling optimistis menatap masa depan jika dibandingkan dengan para pelaku usaha dari negara lain.
Para pelaku usaha kecil, menengah, dan juga perusahaan besar telah mengambil sejumlah langkah guna mengatasi tantangan yang ada. Langkah tersebut adalah meningkatkan produktivitas guna mencapai efisiensi, menerapkan digitalisasi untuk mendorong penghematan biaya, serta lebih aktif dalam negosiasi harga dengan pemasok atau vendor.
“Dunia usaha di Indonesia menunjukkan ketahanan dan optimisme yang luar biasa dalam menghadapi tantangan ekonomi,” kata Harapman.
Studi itu juga menunjukkan bahwa 93 persen responden menilai bahwa ekspansi luar negeri ke negara-negara Asean menawarkan peluang bagi peningkatan bisnis Dunia usaha di Indonesia. Mereka menunjukkan keinginan yang kuat untuk meningkatkan profitabilitas dan meningkatkan pendapatan melalui ekspansi ke luar negeri, terutama di sektor manufaktur, teknik, dan layanan bisnis.
Perusahaan-perusahaan termotivasi untuk memperluas pasar di skala internasional guna membangun reputasi, memanfaatkan jaringan regional atau global, serta memanfaatkan peluang untuk produk dan layanan yang ditawarkan.
Keinginan akan ekspansi ke luar negeri sebagian besar mengarah ke negara-negara Asean, yakni mencapai 78 persen dan negara-negara di Asia Utara lainnya yang mencapai 31 persen. Malaysia dan Singapura menjadi tujuan utama untuk kawasan Asean. Namun, 48 persen dunia usaha masih berupaya menemukan mitra yang tepat untuk kerja sama di pasar luar negeri.
Dalam laporannya, UOB menggarisbawahi ada lebih dari 4 dari 10 bisnis masih memiliki dukungan keuangan atau dana yang belum memadai. Mereka mengharapkan dukungan yang dapat membantu perusahaan mengatasi masalah yang dialami, seperti membangun koneksi ke bisnis perusahaan besar yang merupakan calon pembeli untuk produk klien dan menjalankan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan.
Selain itu, sebagian besar perusahaan menunjukkan minat dalam menggunakan platform perdagangan digital antara negara untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.
UOB Business Outlook Study 2024 menyoroti aspirasi dan pandangan positif dunia usaha terhadap iklim usaha di Indonesia. Studi ini juga memberikan wawasan terkait langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi masalah yang tengah dihadapi pada masa mendatang.
Untuk diketahui, UOB Business Outlook Study 2024 juga menunjukkan bahwa lebih dari 7 dari 10 bisnis menyatakan ketegangan geopolitik telah berdampak signifikan terhadap rantai pasok, khususnya di sektor Manufaktur dan Teknik serta Layanan Bisnis.
Peningkatan biaya pasokan akibat inflasi dan suku bunga ditambah dengan peralihan ke strategi pasokan untuk berjaga-jaga guna mengurangi risiko kekurangan menjadi salah satu dari tiga tantangan utama yang dihadapi bisnis.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.