Tren Pengguna Telemedicine Meningkat Selama Pandemi Covid-19
12 November 2021 |
20:12 WIB
Pandemi Covid-19 membuat transformasi di sektor pelayanan kesehatan dari konvensional menjadi terdigitalisasi. Angka pengguna platform layanan kesehatan digital bahkan meningkat lebih dari 70 persen dibanding dengan periode prapandemi. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mencatat penurunan kunjungan pasien selain Covid-19 ke rumah sakit mencapai 80 persen.
Managing Director Roche Diagnostics Asia Pacific Lance Little mengatakan adopsi jangka panjang pada layanan perawatan yang lebih efisien dan efektif sangat dibutuhkan. Nah, teknologi digital dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi layanan kesehatan ini sekaligus menghubungkan pasien, profesional perawatan kesehatan, pembayar, dan pembuat kebijakan dengan cepat.
Oleh karena itu, Roche bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pemerintah untuk terus melakukan inovasi dan pengembangan teknologi klinis.
Menurutnya, layanan kesehatan harus menggabungkan pendekatan berbasis sains, data, dan teknologi. Bagi tenaga kesehatan, hal ini memungkinkan proses pengambilan keputusan lebih akurat dalam jeda waktu lebih singkat. “Bagi pasien, down time yang dialami dalam proses pemeriksaan berkurang dan pengobatan bisa didapatkan dengan lebih cepat,” ujarnya dalam Roche Fair 2021 yang berlangsung secara daring, Jumat (12/11/2021).
Direktur RS Cipto Mangunkusumo dr. Lies Dina Liastuti, menuturkan untuk menciptakan efisiensi efektivitas layanan yang berujung pada keselamatan pasien maupun nakes di RS, digitalisasi memang diperlukan.
Adanya pandemi membuat RSCM melakukan inovasi dalam hal digitalisasi yang dibangun sejak beberapa tahun terakhir. Salah satu perubahan yang paling dirasakan katanya adalah sistem pendaftaran online dan pendaftaran terpadu mulai dari rawat jalan yang terintegrasi ke layanan admisi, hingga penunjang yang memangkas secara signifikan waktu tunggu pasien.
“Dengan sistem itu kita juga lebih baik dalam mengontrol protokol kesehatan selama pandemi. Hasilnya, antrean di rumah sakit tidak lagi terlalu menumpuk dan dapat diatur jaga jarak,” jelasnya.
RSCM juga meluncurkan aplikasi telekonsultasi SiapDok yang membuat semua pasien terhubung dengan rekam medik sehingga bisa dilakukan telusur oleh surveyor dan ditangani profesional oleh dokter yang memiliki SIP ataupun perawat, apoteker, serta nakes lain di RSCM. “Dengan digitalisasi, rumah sakit menuju pada layanan yang lebih baik dan smart,” tutur Lies.
Begitu pula dengan Siloam Hospital. Chief Information Officer PT Siloam International Hospitals Ryanto Marino Tedjomulja mengungkapkan pihaknya memperkuat platform MySiloam untuk proses pendaftaran pasien, pembayaran medical checkup, melakukan telekonsultation dengan dokter, dan mendapatkan hasil lab maupun riwayat pengobatan secara digital.
“Digitalisasi yang kami lakukan juga memudahkan pasien dalam mendapatkan fasilitas homecare,” sebutnya.
Editor Fajar Sidik
Managing Director Roche Diagnostics Asia Pacific Lance Little mengatakan adopsi jangka panjang pada layanan perawatan yang lebih efisien dan efektif sangat dibutuhkan. Nah, teknologi digital dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi layanan kesehatan ini sekaligus menghubungkan pasien, profesional perawatan kesehatan, pembayar, dan pembuat kebijakan dengan cepat.
Oleh karena itu, Roche bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pemerintah untuk terus melakukan inovasi dan pengembangan teknologi klinis.
Menurutnya, layanan kesehatan harus menggabungkan pendekatan berbasis sains, data, dan teknologi. Bagi tenaga kesehatan, hal ini memungkinkan proses pengambilan keputusan lebih akurat dalam jeda waktu lebih singkat. “Bagi pasien, down time yang dialami dalam proses pemeriksaan berkurang dan pengobatan bisa didapatkan dengan lebih cepat,” ujarnya dalam Roche Fair 2021 yang berlangsung secara daring, Jumat (12/11/2021).
Roche Fair 2021 (dok. Istimewa)
Adanya pandemi membuat RSCM melakukan inovasi dalam hal digitalisasi yang dibangun sejak beberapa tahun terakhir. Salah satu perubahan yang paling dirasakan katanya adalah sistem pendaftaran online dan pendaftaran terpadu mulai dari rawat jalan yang terintegrasi ke layanan admisi, hingga penunjang yang memangkas secara signifikan waktu tunggu pasien.
“Dengan sistem itu kita juga lebih baik dalam mengontrol protokol kesehatan selama pandemi. Hasilnya, antrean di rumah sakit tidak lagi terlalu menumpuk dan dapat diatur jaga jarak,” jelasnya.
RSCM juga meluncurkan aplikasi telekonsultasi SiapDok yang membuat semua pasien terhubung dengan rekam medik sehingga bisa dilakukan telusur oleh surveyor dan ditangani profesional oleh dokter yang memiliki SIP ataupun perawat, apoteker, serta nakes lain di RSCM. “Dengan digitalisasi, rumah sakit menuju pada layanan yang lebih baik dan smart,” tutur Lies.
Begitu pula dengan Siloam Hospital. Chief Information Officer PT Siloam International Hospitals Ryanto Marino Tedjomulja mengungkapkan pihaknya memperkuat platform MySiloam untuk proses pendaftaran pasien, pembayaran medical checkup, melakukan telekonsultation dengan dokter, dan mendapatkan hasil lab maupun riwayat pengobatan secara digital.
“Digitalisasi yang kami lakukan juga memudahkan pasien dalam mendapatkan fasilitas homecare,” sebutnya.
Editor Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.