Kisah Unik Perkenalan Andien dan Putri Tanjung Hingga Jatuh Cinta dengan Perhiasan
10 August 2024 |
10:47 WIB
Bagi perempuan, perhiasan bukan hanya sekadar aksesori yang memberikan keindahan secara visual tetapi menjadi simbol identitas dan nilai emosional. Bahkan perhiasan telah menjadi bagian dari pengalaman hidup dan kepribadian mereka.
Dalam peluncuran buku Nusantara karya Samuel Wattimena, Andien Aisyah dan Putri Tanjung, dua perempuan muda yang menjadi bagian dari 21 perempuan inspiratif di dalam buku Nusantara berbagi pandangan mereka tentang kecintaanya terhadap perhiasan.
Baca juga: Buku Nusantara Karya Samuel Wattimena, Lestarikan Keindahan Budaya Lewat Perhiasan
Andien Aisyah, yang sebelumnya tidak terlalu akrab dengan perhiasan, menemukan kecintaannya setelah mencoba mengekspresikan sisi feminin dan identitasnya.
"Ibuku bukan penggemar perhiasan, jadi aku tidak terbiasa mengenakannya. Namun, ketika aku mulai mencari jati diri, aku menemukan kecocokan dengan perhiasan yang khas Indonesia," ungkapnya.
Andien menjelaskan bagaimana tantangan dalam menemukan perhiasan yang sesuai melibatkan pemilihan desain yang bisa menjadi pernyataan tanpa kehilangan esensi keindonesiaannya. Ketika akhirnya menemukan perhiasan dengan filosofi mendalam, seperti koleksi Monolithus dari daerah Sumbawa, dirinya seperti menemukan jawaban.
Menurut Andien, perhiasan Nusantara memiliki nilai yang tak lekang oleh waktu dan dapat diintegrasikan ke dalam gaya hidup modern. "Ini adalah kebanggaan tersendiri bagi saya ketika budaya kita menjadi tren, dan perhiasan seperti ini dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari," tambahnya.
Meskipun tidak dikenalkan dengan perhiasan sejak kecil, Andien menemukan kecintaannya pada cincin selama masa SMA. Cincin menjadi salah satu aksesori yang sangat penting bagi Andien, terutama karena dia sering tampil di panggung dengan mikrofon. Cincin yang dipilihnya tidak hanya mempercantik penampilannya tetapi juga menambah kepercayaan dirinya saat beraksi di depan publik.
Berbeda dengan Andien, Putri Tanjung awalnya tidak menyukai perhiasan. Namun, dorongan dari ibunya membawanya untuk mengeksplorasi keindahan perhiasan sehingga penampilannya lebih ‘berwarna’.
“Awalnya aku tidak suka, tapi setelah beberapa kali dipaksa pakai, akhirnya aku mulai mengeksplorasi dan menemukan keindahan perhiasan setelah kuliah," kata Putri.
Meskipun awalnya merasa enggan, Putri akhirnya menemukan kecintaannya pada anting. Kini, anting menjadi akesoris andalannya, meskipun ia mengalami perjalanan penuh warna dalam hubungan dengan perhiasan ini, karena seringkali harus mengganti dari clip-on ke tindik, akhirnya dia menyadari bahwa anting adalah perhiasan yang paling bisa mengekspresikan dirinya.
Putri lebih memilih anting dengan desain yang minimalis namun tetap memberikan sentuhan glamor pada penampilannya. Menurut Putri, perhiasan ini tidak hanya melengkapi penampilannya tetapi juga memberikan sentuhan akhir yang sempurna untuk berbagai acara, dari pertemuan bisnis hingga acara formal.
Baik Andien maupun Putri Tanjung menekankan pentingnya perhiasan dalam mempromosikan budaya Indonesia kepada generasi muda. Andien melihat ini sebagai cara untuk memperkenalkan budaya dengan cara yang relevan dan menarik.
"Semakin banyak anak muda yang bangga mengekspresikan keindonesiaan mereka melalui perhiasan dan fashion. Ini adalah cara kita untuk memperkenalkan budaya dengan cara yang relevan dan menarik bagi generasi sekarang," tutur Andien.
Putri Tanjung berharap koleksi perhiasan Nusantara dapat menjadi inspirasi bagi desainer lokal dan anak muda dalam mengembangkan kreativitas di bidang fashion dan aksesori. "Budaya kita kaya akan cerita dan makna, dan perhiasan adalah salah satu cara terbaik untuk merayakan itu semua," ucapnya.
Koleksi perhiasan Nusantara yang dirancang oleh Samuel Wattimena menjadi contoh nyata dari upaya untuk mengangkat dan melestarikan budaya Indonesia. Dengan desain yang menggabungkan elemen tradisional dan modern, koleksi ini mencerminkan kekayaan budaya Nusantara sambil memenuhi kebutuhan gaya hidup kontemporer.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dalam peluncuran buku Nusantara karya Samuel Wattimena, Andien Aisyah dan Putri Tanjung, dua perempuan muda yang menjadi bagian dari 21 perempuan inspiratif di dalam buku Nusantara berbagi pandangan mereka tentang kecintaanya terhadap perhiasan.
Baca juga: Buku Nusantara Karya Samuel Wattimena, Lestarikan Keindahan Budaya Lewat Perhiasan
Andien Aisyah, yang sebelumnya tidak terlalu akrab dengan perhiasan, menemukan kecintaannya setelah mencoba mengekspresikan sisi feminin dan identitasnya.
"Ibuku bukan penggemar perhiasan, jadi aku tidak terbiasa mengenakannya. Namun, ketika aku mulai mencari jati diri, aku menemukan kecocokan dengan perhiasan yang khas Indonesia," ungkapnya.
Andien menjelaskan bagaimana tantangan dalam menemukan perhiasan yang sesuai melibatkan pemilihan desain yang bisa menjadi pernyataan tanpa kehilangan esensi keindonesiaannya. Ketika akhirnya menemukan perhiasan dengan filosofi mendalam, seperti koleksi Monolithus dari daerah Sumbawa, dirinya seperti menemukan jawaban.
Menurut Andien, perhiasan Nusantara memiliki nilai yang tak lekang oleh waktu dan dapat diintegrasikan ke dalam gaya hidup modern. "Ini adalah kebanggaan tersendiri bagi saya ketika budaya kita menjadi tren, dan perhiasan seperti ini dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari," tambahnya.
Meskipun tidak dikenalkan dengan perhiasan sejak kecil, Andien menemukan kecintaannya pada cincin selama masa SMA. Cincin menjadi salah satu aksesori yang sangat penting bagi Andien, terutama karena dia sering tampil di panggung dengan mikrofon. Cincin yang dipilihnya tidak hanya mempercantik penampilannya tetapi juga menambah kepercayaan dirinya saat beraksi di depan publik.
Berbeda dengan Andien, Putri Tanjung awalnya tidak menyukai perhiasan. Namun, dorongan dari ibunya membawanya untuk mengeksplorasi keindahan perhiasan sehingga penampilannya lebih ‘berwarna’.
“Awalnya aku tidak suka, tapi setelah beberapa kali dipaksa pakai, akhirnya aku mulai mengeksplorasi dan menemukan keindahan perhiasan setelah kuliah," kata Putri.
Peluncuran buku Nusantara The Palace X Samuel Wattimena di Jakarta, Kamis (8/8/2024). (Sumber foto: Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)
Putri lebih memilih anting dengan desain yang minimalis namun tetap memberikan sentuhan glamor pada penampilannya. Menurut Putri, perhiasan ini tidak hanya melengkapi penampilannya tetapi juga memberikan sentuhan akhir yang sempurna untuk berbagai acara, dari pertemuan bisnis hingga acara formal.
Baik Andien maupun Putri Tanjung menekankan pentingnya perhiasan dalam mempromosikan budaya Indonesia kepada generasi muda. Andien melihat ini sebagai cara untuk memperkenalkan budaya dengan cara yang relevan dan menarik.
"Semakin banyak anak muda yang bangga mengekspresikan keindonesiaan mereka melalui perhiasan dan fashion. Ini adalah cara kita untuk memperkenalkan budaya dengan cara yang relevan dan menarik bagi generasi sekarang," tutur Andien.
Putri Tanjung berharap koleksi perhiasan Nusantara dapat menjadi inspirasi bagi desainer lokal dan anak muda dalam mengembangkan kreativitas di bidang fashion dan aksesori. "Budaya kita kaya akan cerita dan makna, dan perhiasan adalah salah satu cara terbaik untuk merayakan itu semua," ucapnya.
Koleksi perhiasan Nusantara yang dirancang oleh Samuel Wattimena menjadi contoh nyata dari upaya untuk mengangkat dan melestarikan budaya Indonesia. Dengan desain yang menggabungkan elemen tradisional dan modern, koleksi ini mencerminkan kekayaan budaya Nusantara sambil memenuhi kebutuhan gaya hidup kontemporer.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.