Viral Postingan Andien, Ini Manfaat dan Efek Samping Ganja Medis
27 June 2022 |
09:28 WIB
Ganja medis seketika menjadi perbincangan di media sosial. Hal ini mencuat ketika penyanyi Andien Aisyah mengunggah foto seorang ibu dengan poster bertuliskan "Tolong Anakku Butuh Ganja Medis". Uggahan itu dilakukannya di sela-sela dirinya berolahraga di Bundarah Hotel Indonesia, Minggu (26/6/2022).
Andien merasa terenyuh melihat perjuangan ibu untuk anaknya yang mengidap cerebal palsy. Adapun penyakit itu menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh.
Baca juga: Yuk Jaga Imunitas dengan Pola Makan Tradisional China
"Anak ini namanya Pika. Pengidap cerebal palsy yang katanya sebenarnya paling efektif pake CBD oil," tulis Andien dalam Instagram Story.
Pelantun lagu Gemilang ini pun mengatakan jika anak-anak dengan gangguan tersebut bisa lebih tertolong jika tidak tinggal di Indonesia. Hal ini karena Indonesia belum melegalkan ganja untuk penobatan.
Mengutip Mayo Clinic, ada beberapa zat kimia dalam ganja yang memang memiliki manfaat untuk pengobatan beberapa penyakit tertentu. Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD) adalah bahan kimia utama yang digunakan dalam pengobatan. Di Amerika Serikat (AS) penggunaan produk ganja medis legal di bawah undang-undang kesehatan.
Diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) baru menyetujui cannabinoids cannabidiol (epidiolex) dan dronabinol.
Cannabidiol dapat digunakan untuk beberapa bentuk epilepsi parah. Sementara dronabinol digunakan untuk mual dan muntah yang disebabkan oleh kemoterapi kanker serta anoreksia, yang terkait dengan penurunan berat badan pada orang dengan AIDS.
Dari bentuknya, ganja medis bisa berupa minyak CBD, cairan, pil, bubuk, dan daun kering.
Dari ragamnya itu, selain epilepsi dan anoreksia, ganja medis dipercaya bisa mengobati penyakit Alzheimer, sklerosis lateral amiotrofik (ALS), HIV/AIDS, penyakit Crohn, glaukoma, multiple sclerosis dan kejang otot, hingga sakit parah dan kronis.
Kedati demikian, FDA mengingatkan ada efek samping dari penggunaan ganja medis. Diantaranya, peningkatan detak jantung, pusing, konsentrasi dan memori terganggu.
Kemudian, waktu reaksi lebih lambat, interaksi obat-ke-obat yang negatif, peningkatan risiko serangan jantung dan stroke, nafsu makan meningkat, potensi kecanduan. Lalu, halusinasi atau penyakit mental, dan gejala penarikan dari kecanduan.
Hingga saat ini, penelitian terhadap ganja medis dan keamanannya pun terus dilakukan. Oleh karena itu, pengunannya pun masih kontroversial di Indonesia.
Editor: Fajar Sidik
Andien merasa terenyuh melihat perjuangan ibu untuk anaknya yang mengidap cerebal palsy. Adapun penyakit itu menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh.
Baca juga: Yuk Jaga Imunitas dengan Pola Makan Tradisional China
"Anak ini namanya Pika. Pengidap cerebal palsy yang katanya sebenarnya paling efektif pake CBD oil," tulis Andien dalam Instagram Story.
Andien bersama Pika, penderita cerebal palcy yang membutuhkan ganja medis. (Sumber gambar : Instagram Andien Aisyah)
Mengutip Mayo Clinic, ada beberapa zat kimia dalam ganja yang memang memiliki manfaat untuk pengobatan beberapa penyakit tertentu. Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD) adalah bahan kimia utama yang digunakan dalam pengobatan. Di Amerika Serikat (AS) penggunaan produk ganja medis legal di bawah undang-undang kesehatan.
Diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) baru menyetujui cannabinoids cannabidiol (epidiolex) dan dronabinol.
Cannabidiol dapat digunakan untuk beberapa bentuk epilepsi parah. Sementara dronabinol digunakan untuk mual dan muntah yang disebabkan oleh kemoterapi kanker serta anoreksia, yang terkait dengan penurunan berat badan pada orang dengan AIDS.
Dari bentuknya, ganja medis bisa berupa minyak CBD, cairan, pil, bubuk, dan daun kering.
Dari ragamnya itu, selain epilepsi dan anoreksia, ganja medis dipercaya bisa mengobati penyakit Alzheimer, sklerosis lateral amiotrofik (ALS), HIV/AIDS, penyakit Crohn, glaukoma, multiple sclerosis dan kejang otot, hingga sakit parah dan kronis.
Kedati demikian, FDA mengingatkan ada efek samping dari penggunaan ganja medis. Diantaranya, peningkatan detak jantung, pusing, konsentrasi dan memori terganggu.
Kemudian, waktu reaksi lebih lambat, interaksi obat-ke-obat yang negatif, peningkatan risiko serangan jantung dan stroke, nafsu makan meningkat, potensi kecanduan. Lalu, halusinasi atau penyakit mental, dan gejala penarikan dari kecanduan.
Hingga saat ini, penelitian terhadap ganja medis dan keamanannya pun terus dilakukan. Oleh karena itu, pengunannya pun masih kontroversial di Indonesia.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.