PINTU Incubator X École Duperré, Kolaborasi Desainer Indonesia dan Prancis di JF3
08 August 2024 |
21:00 WIB
PINTU Incubator X École Duperré memberikan warna tersendiri di panggung JF3 Fashion Festival 2024. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata komitmen PINTU Incubator dalam memberdayakan desainer muda berbakat dalam perluasan jaringan pasar, pengembangan produk, dan pertukaran budaya di ekosistem mode Indonesia-Prancis.
Adapun PINTU Incubator sendiri selama ini telah menjadi 'pintu' yang mengantarkan talenta-talenta mode tanah air ke panggung mode bergengsi Paris Fashion Week. Sejak berdiri pada 2022, program ini menyasar desainer muda dan jenama lokal untuk melebarkan sayapnya ke kancah mode dunia.
Baca juga: JF3 Fashion Festival 2024 Hadirkan 66 Desainer dengan Dua Tema Besar
Sejumlah desainer muda berbakat dan jenama lokal bisa berkesempatan untuk memamerkan karyanya di pameran bergengsi Première Classe, Paris Trade Show yang berlangsung selama Paris Fashion Week. PINTU Incubator juga memberikan beasiswa selama enam bulan di Sekolah mode École Duperré, Paris yang setiap tahunnya hanya menerima murid dalam jumlah terbatas, bahkan siswa dari Perancis sendiri sulit untuk masuk.
Kali ini di panggung JF3 Fashion Festival 2024, Pintu Incubator telah mengkurasi lima jenama yang akan melenggangkan karya busananya. Perjalanan proses kurasi partisipan dimulai dengan melakukan rekrutmen pada November 2023 yang sukses menarik antusiasme lebih dari 500 desainer muda.
Partisipan kemudian melalui serangkaian proses kurasi ketat, sehingga terpilih lima jenama terbaik yang akan menjalani program inkubasi intensif. Sampai terpilih lima jenama, mereka adalah Senses, Arae, Tales and Wonders, Enigma, dan Denim It Up!
Senses menghadirkan koleksi bertajuk Gala. Jenama ini menggabungkan pola tradisional dengan tekstil kontemporer yang didominasi warna gelap. Bordiran rumit yang dipadukan dengan manik-manik halus tampak estetik dan elegan. Potongannya terdiri dari kemeja, rok, sampai celana.
Arae mengusung konsep berkelanjutan dengan penggunaan bahan sustainable eco-print. Setiap busana dibuat dari kain biodegradable yang mudah terurai dalam tanah. Potongannya terdiri dari kemeja dan celana bahan, hingga rok lilit yang menampilkan warna-warna netral
Tales and Wonders menampilkan koleksi bertajuk Balinese Ramayana yang terinspirasi dari cerita rakyat yang mengandung nilai moral positif. Jenama ini menampilkan siluet beragam, mulai dari jumpsuit, mini dress, bolero, hingga kemeja dalam balutan warna-warna earth tone.
Enigma menampilkan koleksi bertajuk Circularity yang mengusung perpaduan desain kontemporer dan budaya Indonesia. Semua busananya dibuat handmade oleh pengrajin Jawa Tengah & Bali, yang 100 persen memakai serat organik. Koleksi busananya terdiri dari warna cokelat, hitam, biru, kuning,
Terakhir, Denim It Up menghadirkan gebrakan baru dari jeans biru yang monoton. Beragam jenis jeans yang dihadirkan memiliki macam-macam model dan warna sehingga terlihat lebih fresh. Koleksinya terdiri dari celana, kaos, hoodie, ripped pants dibuat menarik dan pastinya tidak terlihat membosankan.
Pada panggung JF3, lima jenama dari PINTU Incubator berkolaborasi dengan lulusan sekolah mode ternama École Duperré Paris. Mereka menghadirkan enam desainer, yakni Louisa Gauchon, Coline Percin, Guy Chassaing, Daniel Cheruzel, Ninon Fievet, dan Noemie Jondot.
Louisa Gauchon memadukan gaya street wear dan seni klasik, Guy Chassaing menghadirkan karya busana transformatif bertajuk Grey Gardens. Coline Percin mengungkapkan kecintaannya pada craftmanship melalui koleksi bertajuk Terraterre: The Imaginary Wardrobe.
Tak ketinggalan Noemie Jondot memperlihatkan keanggunan angsa dalam koleksi En un Battement d’Aile yang memberikan nuansa baru pada Swan Lake. Sementara Ninon Fievet, melakukan revolusi mode dari kertas menjadi seni yang dapat dikenakan dalam koleksi Paper Collections. Lalu Daniel Cheruzel menghadirkan koleksi yang berani dengan mengeksplorasi bahan logam dan kulit.
Baca juga: JMFW 2025: Tingkatkan Transaksi Dagang dan Perkuat Posisi Indonesia di Pasar Modest Fashion Global
Editor: Dika Irawan
Adapun PINTU Incubator sendiri selama ini telah menjadi 'pintu' yang mengantarkan talenta-talenta mode tanah air ke panggung mode bergengsi Paris Fashion Week. Sejak berdiri pada 2022, program ini menyasar desainer muda dan jenama lokal untuk melebarkan sayapnya ke kancah mode dunia.
Baca juga: JF3 Fashion Festival 2024 Hadirkan 66 Desainer dengan Dua Tema Besar
Sejumlah desainer muda berbakat dan jenama lokal bisa berkesempatan untuk memamerkan karyanya di pameran bergengsi Première Classe, Paris Trade Show yang berlangsung selama Paris Fashion Week. PINTU Incubator juga memberikan beasiswa selama enam bulan di Sekolah mode École Duperré, Paris yang setiap tahunnya hanya menerima murid dalam jumlah terbatas, bahkan siswa dari Perancis sendiri sulit untuk masuk.
Kali ini di panggung JF3 Fashion Festival 2024, Pintu Incubator telah mengkurasi lima jenama yang akan melenggangkan karya busananya. Perjalanan proses kurasi partisipan dimulai dengan melakukan rekrutmen pada November 2023 yang sukses menarik antusiasme lebih dari 500 desainer muda.
Partisipan kemudian melalui serangkaian proses kurasi ketat, sehingga terpilih lima jenama terbaik yang akan menjalani program inkubasi intensif. Sampai terpilih lima jenama, mereka adalah Senses, Arae, Tales and Wonders, Enigma, dan Denim It Up!
Senses menghadirkan koleksi bertajuk Gala. Jenama ini menggabungkan pola tradisional dengan tekstil kontemporer yang didominasi warna gelap. Bordiran rumit yang dipadukan dengan manik-manik halus tampak estetik dan elegan. Potongannya terdiri dari kemeja, rok, sampai celana.
Arae mengusung konsep berkelanjutan dengan penggunaan bahan sustainable eco-print. Setiap busana dibuat dari kain biodegradable yang mudah terurai dalam tanah. Potongannya terdiri dari kemeja dan celana bahan, hingga rok lilit yang menampilkan warna-warna netral
Tales and Wonders menampilkan koleksi bertajuk Balinese Ramayana yang terinspirasi dari cerita rakyat yang mengandung nilai moral positif. Jenama ini menampilkan siluet beragam, mulai dari jumpsuit, mini dress, bolero, hingga kemeja dalam balutan warna-warna earth tone.
Terakhir, Denim It Up menghadirkan gebrakan baru dari jeans biru yang monoton. Beragam jenis jeans yang dihadirkan memiliki macam-macam model dan warna sehingga terlihat lebih fresh. Koleksinya terdiri dari celana, kaos, hoodie, ripped pants dibuat menarik dan pastinya tidak terlihat membosankan.
Louisa Gauchon memadukan gaya street wear dan seni klasik, Guy Chassaing menghadirkan karya busana transformatif bertajuk Grey Gardens. Coline Percin mengungkapkan kecintaannya pada craftmanship melalui koleksi bertajuk Terraterre: The Imaginary Wardrobe.
Tak ketinggalan Noemie Jondot memperlihatkan keanggunan angsa dalam koleksi En un Battement d’Aile yang memberikan nuansa baru pada Swan Lake. Sementara Ninon Fievet, melakukan revolusi mode dari kertas menjadi seni yang dapat dikenakan dalam koleksi Paper Collections. Lalu Daniel Cheruzel menghadirkan koleksi yang berani dengan mengeksplorasi bahan logam dan kulit.
Baca juga: JMFW 2025: Tingkatkan Transaksi Dagang dan Perkuat Posisi Indonesia di Pasar Modest Fashion Global
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.