Hal Menarik di Balik Gregoria Mariska Tunjung Raih Medali Perunggu di Olimpiade 2024
04 August 2024 |
20:10 WIB
Gregoria Mariska Tunjung berhasil meraih medali perunggu dari nomor tunggal putri cabang olahraga (cabor) bulu tangkis Olimpiade 2024. Jorji, begitu sapaan karibnya, menjadi atlet pertama Indonesia yang mampu mempersembahkan medali di Olimpiade Paris.
Capaian Jorji ini menjadi pelipur lara dari kegagalan badminton Indonesia dalam melanjutkan tradisi emas di Olimpiade. Sejak Olimpiade Barcelona 1992, cabor bulu tangkis nyaris selalu menyumbang emas, kecuali pada edisi London 2012 dan kini Paris 2024.
Namun, terlepas dari itu, capaian Jorji ini jauh lebih baik dibanding pada Olimpiade London 2012. Kala itu, cabor bulu tangkis Merah Putih gagal mendapat emas bahkan tak ada satu pun wakil yang meraih medali.
Baca juga: Profil Yusuf Dikec, Atlet Menembak Bergaya Santai di Olimpiade Paris 2024
Apa yang dilakukan Jorji di Olimpiade 2024 memang menarik. Medali perunggu yang didapatnya turut membangkitkan kembali gairah sektor tunggal putri Indonesia.
Sebab, kali terakhir tunggal putri Indonesia meraih perunggu adalah pada Olimpiade Beijing 2008. Kala itu, enam belas tahun yang lalu, Maria Kristin Yulianti yang melakukannya. Kini, sejarah baik itu kembali terulang lewat Jorji.
Situasi tak biasa menyertai perolehan medali perunggu dari Gregoria Mariska Tunjung. Setelah kalah di babak semifinal melawan wakil Korea Selatan, An Se Young, Gregoria sejatinya masih harus bertanding dalam perebutan peringkat ketiga melawan Carolina Marin, wakil asal Spanyol.
Namun, Carolina Marin diketahui mengalami cedera cukup parah di bagian lutut kaki kanannya saat melawan wakil China, He Bing Jiao, di babak semifinal. Meski sejatinya dirinya unggul, Marin memutuskan untuk mundur atau retired karena tak bisa melanjutkan permainan.
Dia pun sukar untuk bertanding dalam perebutan tempat ketiga. Tak lama kemudian, situs Olimpiade Paris 2024 menampilkan bagan tak biasa. Di situs tersebut, tertulis wakil Indonesia Gregoria Mariska Tunjung akan melawan ‘Bye’ di perebutan medali perunggu.
Kata ‘Bye’ menandakan lawan yang tadinya harus dihadapi Gregoria, yakni Carolina Marin, telah mengundurkan diri dari pertandingan. Dengan demikian, Gregoria dipastikan merebut medali perunggu tanpa perlu bertanding lagi.
Secara keseluruhan, tunggal putri Indonesia telah menyumbangkan lima medali sepanjang keikutsertaannya di Olimpiade. Rinciannya, satu medali emas, satu perak, dan tiga perunggu.
Susy Susanti tercatat sebagai tunggal putri tersukses dengan perolehan satu medali emas (1992) dan satu medali perunggu (1996). Satu medali perak diraih oleh Mia Audina pada 1996. Sementara itu, dua perunggu didapat oleh Maria Kristin pada 2008 dan Gregoria Mariska Tunjung pada 2024.
Berikut daftar medali dari tunggal putri bulu tangkis Indonesia di Olimpiade:
1. Olimpiade Paris 2024
Gregoria Mariska Tunjung: Perunggu
2. Olimpiade Beijing 2008
Maria Kirstin Yulianti: Perunggu
3. Olimpiade 1996 USA
Mia Audina: Perak
4. Olimpiade 1996 USA
Susi Susanti: Perunggu
5. Olimpiade 1992 barcelona
Susi Susanti: Emas
Baca juga: Profil Imane Khelif Petinju Wanita Asal Aljazair yang Kontroversial di Olimpiade 2024
Editor: Puput Ady Sukarno
Capaian Jorji ini menjadi pelipur lara dari kegagalan badminton Indonesia dalam melanjutkan tradisi emas di Olimpiade. Sejak Olimpiade Barcelona 1992, cabor bulu tangkis nyaris selalu menyumbang emas, kecuali pada edisi London 2012 dan kini Paris 2024.
Namun, terlepas dari itu, capaian Jorji ini jauh lebih baik dibanding pada Olimpiade London 2012. Kala itu, cabor bulu tangkis Merah Putih gagal mendapat emas bahkan tak ada satu pun wakil yang meraih medali.
Baca juga: Profil Yusuf Dikec, Atlet Menembak Bergaya Santai di Olimpiade Paris 2024
Apa yang dilakukan Jorji di Olimpiade 2024 memang menarik. Medali perunggu yang didapatnya turut membangkitkan kembali gairah sektor tunggal putri Indonesia.
Sebab, kali terakhir tunggal putri Indonesia meraih perunggu adalah pada Olimpiade Beijing 2008. Kala itu, enam belas tahun yang lalu, Maria Kristin Yulianti yang melakukannya. Kini, sejarah baik itu kembali terulang lewat Jorji.
Alasan Gregoria Mariska Tunjung Raih Perunggu
Situasi tak biasa menyertai perolehan medali perunggu dari Gregoria Mariska Tunjung. Setelah kalah di babak semifinal melawan wakil Korea Selatan, An Se Young, Gregoria sejatinya masih harus bertanding dalam perebutan peringkat ketiga melawan Carolina Marin, wakil asal Spanyol.
Namun, Carolina Marin diketahui mengalami cedera cukup parah di bagian lutut kaki kanannya saat melawan wakil China, He Bing Jiao, di babak semifinal. Meski sejatinya dirinya unggul, Marin memutuskan untuk mundur atau retired karena tak bisa melanjutkan permainan.
Dia pun sukar untuk bertanding dalam perebutan tempat ketiga. Tak lama kemudian, situs Olimpiade Paris 2024 menampilkan bagan tak biasa. Di situs tersebut, tertulis wakil Indonesia Gregoria Mariska Tunjung akan melawan ‘Bye’ di perebutan medali perunggu.
Kata ‘Bye’ menandakan lawan yang tadinya harus dihadapi Gregoria, yakni Carolina Marin, telah mengundurkan diri dari pertandingan. Dengan demikian, Gregoria dipastikan merebut medali perunggu tanpa perlu bertanding lagi.
Tunggal Putri Indonesia Total Sumbang 5 Medali
Secara keseluruhan, tunggal putri Indonesia telah menyumbangkan lima medali sepanjang keikutsertaannya di Olimpiade. Rinciannya, satu medali emas, satu perak, dan tiga perunggu.
Susy Susanti tercatat sebagai tunggal putri tersukses dengan perolehan satu medali emas (1992) dan satu medali perunggu (1996). Satu medali perak diraih oleh Mia Audina pada 1996. Sementara itu, dua perunggu didapat oleh Maria Kristin pada 2008 dan Gregoria Mariska Tunjung pada 2024.
Berikut daftar medali dari tunggal putri bulu tangkis Indonesia di Olimpiade:
1. Olimpiade Paris 2024
Gregoria Mariska Tunjung: Perunggu
2. Olimpiade Beijing 2008
Maria Kirstin Yulianti: Perunggu
3. Olimpiade 1996 USA
Mia Audina: Perak
4. Olimpiade 1996 USA
Susi Susanti: Perunggu
5. Olimpiade 1992 barcelona
Susi Susanti: Emas
Baca juga: Profil Imane Khelif Petinju Wanita Asal Aljazair yang Kontroversial di Olimpiade 2024
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.