All new Kona Electric adalah kendaraan listrik dari Hyundai (Sumber gambar: Hypeabis.id/ Yudi Supriyanto)

Mobil Listrik Hibrida & PHEV Mau Diberi Insentif? Ini Bocorannya

31 July 2024   |   21:30 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Kementerian Perindustrian mengungkapkan bahwa pada saat ini pemerintah bersama akademisi dan industri sedang mempelajari berbagai skema pemberian insentif perpajakan, baik di tingkat pusat maupun daerah untuk kendaraan listrik hibrida.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan bahwa skema pemberian insentif perpajakan yang sedang dibahas untuk kendaraan listrik hibrida adalah dengan melihat kontribusinya terhadap pengurangan bahan bakar minyak atau emisi.

“Sehingga dapat memberikan pilihan kepada masyarakat untuk perlahan beralih ke kendaraan elektrifikasi dengan harga yang lebih terjangkau. Langkah ini sekaligus sebagai base load dalam menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen utama kendaraan hybrid untuk pasar global,” katanya kepada Hypeabis.id, Rabu, 31 Juli 2024. 

Baca juga: Cek Daftar Mobil Paling Laris selama GIIAS 2024: BinguoEV hingga Xpander

Dia menjelaskan bahwa pemerintah mempertimbangkan berbagai faktor dalam merumuskan kebijakan pengembangan industri otomotif, khususnya yang dilakukan melalui pemberian insentif. Pertimbangan itu seperti pertumbuhan industri, penerimaan negara dari sektor pajak, pengurangan emisi, dan sebagainya.

Putu mengungkapkan bahwa pemerintah melakukan berbagai strategi pada saat ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam rangka penurunan emisi pada 2030 dan menuju net zero emission pada 2060.

“Secara regulasi, kendaraan bebas emisi atau kendaraan listrik akan diberikan insentif maksimal atau on top dibandingkan dengan teknologi kendaraan lainnya,” ujarnya.

Dalam rangka upaya peningkatan nilai tambah atau hilirisasi sumber daya alam Indonesia berupa produk akhir baterai, pemerintah memandang perlunya percepatan dorongan melalui penyediaan alternatif pilihan kendaraan elektrifikasi lain berupa hybrid/HEV dan atau PHEV.

Dia mengingatkan bahwa kendaraan listrik hibrida atau plug in hybrid electric vehicle (PHEV) juga memiliki kontribusi sangat baik dalam penurunan emisi, penghematan penggunaan bahan bakar, dan juga menambah potensi pemakaian baterai produksi dalam negeri.

Tidak hanya itu, percepatan dorongan itu juga merupakan bentuk komitmen pengurangan emisi berupa pengurangan penggunaan bahan bakar fosil.

Dia mengungkapkan bahwa negara-negara di Asia Tenggara sedang berlomba untuk menarik investasi HEV. Pada saat ini, Thailand sedang melakukan finalisasi kebijakan HEV tax reform berupa pengenaan pajak konsumsi yang lebih rendah dengan berbagai persyaratan yang bertujuan menarik investasi baru kendaraan hibrida.

“Sebagai upaya agar Indonesia tetap menarik sebagai negara tujuan investasi kendaraan hybrid, meningkatkan daya saing industri dan mencegah Indonesia menjadi pasar dari Hybrid Electric Vehicle (HEV) negara lain, maka diperlukan upaya bersama untuk merumuskan sistem perpajakan yang berdaya saing untuk kendaraan elektrifikasi hybrid,” katanya.


Kepastian Insentif

Sebelumnya, PT Hyundai Motor Indonesia (HMID) berharap pemerintah segera memberikan kepastian mengenai wacana pemberian insentif terhadap kendaraan listrik hibrida di dalam negeri pada saat ini. 
 
Fransiscus Soerjopranoto, COO PT HMID, mengatakan bahwa kepastian tentang wacana pemberian insentif terhadap kendaraan listrik penting lantaran banyak calon pembeli yang memilih wait and see. Pembeli khawatir harga kendaraan yang dibeli akan lebih murah setelah melakukan pembelian. 
 
Menurutnya, wacana pemberian insentif terhadap kendaraan listrik hibrida dapat dipahami oleh masyarakat umum sebagai bagian dari melindungi keberadaan industri pabrikan otomotif yang ada saat ini.
 
Anggapan pemerintah melindungi keberadaan industri pabrikan otomotif yang ada saat ini dapat terjadi kendaraan listrik hibrida merupakan bagian dari mesin dengan sistem combustion.
 
"Jadi, tergantung pemerintah apakah akan ‘berlari’ dengan mobil listrik atau ‘berjalan’ dengan membawa mobil hibrida," katanya dalam pesan yang diterima Hypeabis.id pada Selasa, 30 Juli 2024. 
 
Dia mengingatkan, pemerintah telah mencanangkan net zero carbon pada 2060. Keberhasilan rencana tersebut sangat tergantung kepada ketegasan pemerintah - terutama dalam hal kebijakan di setiap industri termasuk industri otomotif.
 
Dia menambahkan, manajemen siap mematuhi dan melaksanakan aturan pemerintah seperti dukungan Hyundai terhadap perkembangan mobil listrik di tanah air. "Sekali lagi, Hyundai berkomitmen untuk selalu mematuhi dan menjalankan peraturan pemerintah," ujarnya. 
 
Pada saat ini, dia mengungkapkan terdapat dua informasi berbeda tentang kebijakan pemerintah terkait kendaraan listrik hibrida. Di satu sisi terdapat informasi yang mengatakan akan terdapat kenaikan pajak. Di sisi lain, ada juga informasi yang meminta insentif. 
 
Di tengah 2 informasi kenaikan pajak dan pemberian insentif, dia berharap kebijakan pemerintah tidak mengalami perubahan, sehingga seperti saat ini saja. "Kenapa harus naik dan kenapa harus turun?," ujarnya. 
 
Dia mengatakan bahwa beberapa merek kendaraan di dalam negeri yang berpartisipasi dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 mencatatkan kenaikan penjualan jika dibandingkan dengan ajang yang sama tahun lalu. Menurutnya, di antara beberapa merek tersebut, terdapat brand yang berhasil meraih peningkatan penjualan 2 digit. "Jadi, perbanyak GIIAS saja," ujarnya. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Ternyata Ini Isi Kotak Misterius yang Diterima Peraih Medali Olimpiade Paris 2024

BERIKUTNYA

5 Gaya Hidup Sehat Agar Lebih Awet Muda Saat Memasuki Usia Kepala Tiga

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: