Siap-Siap Jajal Touring Pakai Mobil Listrik
29 November 2021 |
12:07 WIB
Syaiful Millah
Asisten Manajer Konten Hypeabis.id
Industri otomotif dalam negeri belakangan diramaikan dengan kehadiran kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Sejumlah produsen juga telah memasukkan portofolio mobil listrik (hybrid atau full electric) ke pasar dalam negeri dengan harga dan spesifikasi yang beragam.
International Energy Agency memproyeksikan jumlah kendaraan listrik di dunia akan mencapai 145 juta unit pada 2030. Adapun, peta jalan pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di dalam negeri memproyeksikan Indonesia memiliki 13 juta unit motor listrik dan 2,2 juta unit mobil listrik pada tahun yang sama.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, mengatakan dalam rangka mendorong percepatan migrasi kendaraan listrik, IMI akan menggelar tur mobil listrik bertajuk Eco Mobility Friendly pada awal Desember, dengan rute Surabaya-Banyuwangi-Bali.
"Ini sekaligus mendukung program Langit biru dan Ramah Lingkungan yang digencarkan pemerintah, karena percepatan migrasi kendaraan listrik bisa menjaga kondisi bumi tetap baik," katanya.
Direktur Sosial dan Lingkungan Hidup IMI sekaligus ketua pelaksana Eco Mobility Friendly, Darma Mangkuluhur Hutomo, menuturkan tujuan utama kegiatan tersebut adalah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai ekosistem kendaraan listrik yang sudah eksis di Indonesia.
Menurutnya, saat ini masih banyak masyarakat yang belum tau dan paham tentang mobil listrik, yang diyakininya akan menjadi masa depan industri otomotif. Begitu pula mengenai infrastruktur penunjang dan merek atau produsen yang menyediakan jenis kendaraan ini.
"Jadi kita mau edukasi tentang electric vehicle ini ke masyarakat luas, soal mobil dan infrastrukturnya seperti charging station. Kita juga sekaligus mau ngasih contoh bahwa mobil ini bisa dipakai untuk perjalanan jauh," katanya kepada Hypeabis.id.
(Baca juga: Toyota Bangun Pabrik Baterai, Era Mobil Listrik Siap Melesat)
Darma, yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur Hampuss Land, menyebut acara ini merupakan touring pertama mobil listrik IMI. Gelaran tersebut akan melibatkan sejumlah kementerian dan pihak swasta.
Ini termasuk Kementerian Pariwisata, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Adapun, pihak swasta, produsen mobil yang ikut serta termasuk Hyundai dan Tesla.
Nantinya, sekitar belasan mobil listrik akan mengaspal di jalanan dengan rute Surabaya-Banyuwangi-Bali. Dia menjelaskan, jumlah mobil yang diikutsertakan memang masih terbatas untuk menyesuaikan kondisi pandemi dan ketersediaan stasiun pengisian daya yang masih belum banyak.
Sebagai catatan, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Indonesia hingga September 2021 adalah sebanyak 187 unit di 155 lokasi. Adapun, kawasan Jawa Timur, Bali dan NTB yang menjadi tempat tur mobil listrik memiliki 29 unit SPKLU yang tersebar di 23 lokasi.
Dijelaskan oleh Darma bahwa rute yang dipilih untuk tur ini tentunya menyesuaikan dengan ketersediaan SPKLU. Jadi, kegiatan dimulai di tempat kegiatan GIIAS Surabaya digelar menuju Banyuwangi pada hari pertama. Mulai dari Banyuwangi hingga ke Hotel Santika Bali pada hari kedua. Lalu, mulai dari Garuda Wisnu Kencana menuju Serangan Turtle Island pada hari ketiga.
Dia tak memungkiri bahwa salah satu skenario buruk yang bisa terjadi adalah beberapa mobil listrik akan kehabisan baterai. Untuk itu, pihaknya menyiapkan tahapan evakuasi atau solusi seperti menghadirkan mobil power bank/charging station mobile dari pabrikan mobil.
Darma menyebut bahwa disela kegiatan tur, gelaran ini juga akan melakukan berbagai aktivitas seperti menanam bibit pohon dalam rangka melestarikan lingkungan dan edukasi soal kendaraan listrik ke sekolah-sekolah di wilayah Banyuwangi.
"Jadi ini bukan cuma touring. End goal-nya adalah kesadaran soal electric vehicle dan infrastrukturnya. Kita harap ke depan masyarakat bisa lebih mengerti dan menerima hal ini, sehingga mendorong perkembangan industri," katanya.
(Baca juga: Kampus Ini Garap Riset Kendaraan Listrik)
Pembalap mobil dan konten kreator otomotif, Fitra Eri, menyebut kehadiran kegiatan tur mobil listrik akan menjadi momentum penting bagi industri kendaraan listrik berbasis baterai. Pasalnya, saat ini mulai banyak pabrikan yang menghadirkan kendaraan jenis ini di pasar dalam negeri.
Hal ini berarti kegiatan seperti tur akan menjadi sarana pembuktian keandalan dan kenyamanan pemakaian mobil listrik, tidak hanya untuk kegiatan harian dengan jarak tempuh pendek tapi hingga jarak jauh lintas kota, provinsi, hingga pulau.
"Saya pengen lihat juga gimana nanti tur mobil listriknya berlangsung. Harapannya sih berhasil dan bisa mengedukasi masyarakat termasuk menginformasikan soal ekosistem pendukungnya," katanya kepada Hypeabis.id.
Dia juga berharap kegiatan ini bisa mendorong pemerintah dan pihak swasta untuk menambah jumlah SPKLU di berbagai wilayah, sehingga masyarakat umum bisa memanfaatkannya untuk berkendara mobil listrik jarak jauh dengan nyaman.
Fitra sendiri sudah menjajal beberapa kali perjalanan jarak jauh menggunakan mobil listrik. Salah satunya adalah perjalanan Jakarta-Cirebon menggunakan Hyundai Kona Electric. Dia bercerita persiapan penting yang harus dilakukan, selain pengecekan kondisi mobil adalah melakukan perhitungan jarak tempuh dan memastikan titik pengisian daya dengan konsumsi baterai.
Hal ini harus diperhatikan dengan cermat untuk menghindari kehabisan baterai di jalan yang bakal mengganggu perjalanan. Dia memberikan tips untuk mengambil perkiraan kilometer lebih rendah dari yang tertera atau diklaim perusahaan sebagai langkah ekstra hati-hati.
Adapun, perjalanan Jakarta-Cirebon pulang-pergi dengan mobil listrik hanya memerlukan satu kali pengisian daya penuh, "Jadi sebenarnya touring jarak jauh dengan mobil listrik itu mungkin saja dilakukan, tapi harus diperhitungkan dengan baik-baik. Mobilnya sih oke dan pengalamannya juga tidak kalah dengan mobil BBM," tuturnya.
Editor: Avicenna
International Energy Agency memproyeksikan jumlah kendaraan listrik di dunia akan mencapai 145 juta unit pada 2030. Adapun, peta jalan pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di dalam negeri memproyeksikan Indonesia memiliki 13 juta unit motor listrik dan 2,2 juta unit mobil listrik pada tahun yang sama.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, mengatakan dalam rangka mendorong percepatan migrasi kendaraan listrik, IMI akan menggelar tur mobil listrik bertajuk Eco Mobility Friendly pada awal Desember, dengan rute Surabaya-Banyuwangi-Bali.
"Ini sekaligus mendukung program Langit biru dan Ramah Lingkungan yang digencarkan pemerintah, karena percepatan migrasi kendaraan listrik bisa menjaga kondisi bumi tetap baik," katanya.
Direktur Sosial dan Lingkungan Hidup IMI sekaligus ketua pelaksana Eco Mobility Friendly, Darma Mangkuluhur Hutomo, menuturkan tujuan utama kegiatan tersebut adalah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai ekosistem kendaraan listrik yang sudah eksis di Indonesia.
Menurutnya, saat ini masih banyak masyarakat yang belum tau dan paham tentang mobil listrik, yang diyakininya akan menjadi masa depan industri otomotif. Begitu pula mengenai infrastruktur penunjang dan merek atau produsen yang menyediakan jenis kendaraan ini.
"Jadi kita mau edukasi tentang electric vehicle ini ke masyarakat luas, soal mobil dan infrastrukturnya seperti charging station. Kita juga sekaligus mau ngasih contoh bahwa mobil ini bisa dipakai untuk perjalanan jauh," katanya kepada Hypeabis.id.
(Baca juga: Toyota Bangun Pabrik Baterai, Era Mobil Listrik Siap Melesat)
Darma, yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur Hampuss Land, menyebut acara ini merupakan touring pertama mobil listrik IMI. Gelaran tersebut akan melibatkan sejumlah kementerian dan pihak swasta.
Ini termasuk Kementerian Pariwisata, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Adapun, pihak swasta, produsen mobil yang ikut serta termasuk Hyundai dan Tesla.
Nantinya, sekitar belasan mobil listrik akan mengaspal di jalanan dengan rute Surabaya-Banyuwangi-Bali. Dia menjelaskan, jumlah mobil yang diikutsertakan memang masih terbatas untuk menyesuaikan kondisi pandemi dan ketersediaan stasiun pengisian daya yang masih belum banyak.
Sebagai catatan, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Indonesia hingga September 2021 adalah sebanyak 187 unit di 155 lokasi. Adapun, kawasan Jawa Timur, Bali dan NTB yang menjadi tempat tur mobil listrik memiliki 29 unit SPKLU yang tersebar di 23 lokasi.
Dijelaskan oleh Darma bahwa rute yang dipilih untuk tur ini tentunya menyesuaikan dengan ketersediaan SPKLU. Jadi, kegiatan dimulai di tempat kegiatan GIIAS Surabaya digelar menuju Banyuwangi pada hari pertama. Mulai dari Banyuwangi hingga ke Hotel Santika Bali pada hari kedua. Lalu, mulai dari Garuda Wisnu Kencana menuju Serangan Turtle Island pada hari ketiga.
Dia tak memungkiri bahwa salah satu skenario buruk yang bisa terjadi adalah beberapa mobil listrik akan kehabisan baterai. Untuk itu, pihaknya menyiapkan tahapan evakuasi atau solusi seperti menghadirkan mobil power bank/charging station mobile dari pabrikan mobil.
Darma menyebut bahwa disela kegiatan tur, gelaran ini juga akan melakukan berbagai aktivitas seperti menanam bibit pohon dalam rangka melestarikan lingkungan dan edukasi soal kendaraan listrik ke sekolah-sekolah di wilayah Banyuwangi.
"Jadi ini bukan cuma touring. End goal-nya adalah kesadaran soal electric vehicle dan infrastrukturnya. Kita harap ke depan masyarakat bisa lebih mengerti dan menerima hal ini, sehingga mendorong perkembangan industri," katanya.
(Baca juga: Kampus Ini Garap Riset Kendaraan Listrik)
Pembalap mobil dan konten kreator otomotif, Fitra Eri, menyebut kehadiran kegiatan tur mobil listrik akan menjadi momentum penting bagi industri kendaraan listrik berbasis baterai. Pasalnya, saat ini mulai banyak pabrikan yang menghadirkan kendaraan jenis ini di pasar dalam negeri.
Hal ini berarti kegiatan seperti tur akan menjadi sarana pembuktian keandalan dan kenyamanan pemakaian mobil listrik, tidak hanya untuk kegiatan harian dengan jarak tempuh pendek tapi hingga jarak jauh lintas kota, provinsi, hingga pulau.
"Saya pengen lihat juga gimana nanti tur mobil listriknya berlangsung. Harapannya sih berhasil dan bisa mengedukasi masyarakat termasuk menginformasikan soal ekosistem pendukungnya," katanya kepada Hypeabis.id.
Dia juga berharap kegiatan ini bisa mendorong pemerintah dan pihak swasta untuk menambah jumlah SPKLU di berbagai wilayah, sehingga masyarakat umum bisa memanfaatkannya untuk berkendara mobil listrik jarak jauh dengan nyaman.
Fitra sendiri sudah menjajal beberapa kali perjalanan jarak jauh menggunakan mobil listrik. Salah satunya adalah perjalanan Jakarta-Cirebon menggunakan Hyundai Kona Electric. Dia bercerita persiapan penting yang harus dilakukan, selain pengecekan kondisi mobil adalah melakukan perhitungan jarak tempuh dan memastikan titik pengisian daya dengan konsumsi baterai.
Hal ini harus diperhatikan dengan cermat untuk menghindari kehabisan baterai di jalan yang bakal mengganggu perjalanan. Dia memberikan tips untuk mengambil perkiraan kilometer lebih rendah dari yang tertera atau diklaim perusahaan sebagai langkah ekstra hati-hati.
Adapun, perjalanan Jakarta-Cirebon pulang-pergi dengan mobil listrik hanya memerlukan satu kali pengisian daya penuh, "Jadi sebenarnya touring jarak jauh dengan mobil listrik itu mungkin saja dilakukan, tapi harus diperhitungkan dengan baik-baik. Mobilnya sih oke dan pengalamannya juga tidak kalah dengan mobil BBM," tuturnya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.