Menilik Proses Kreatif Angga Dwimas Sasongko Gunakan 3 Jenis Kamera di Film Heartbreak Motel
26 July 2024 |
21:15 WIB
Sutradara Angga Dwimas Sasongko menggunakan pendekatan visual dan teknik bercerita yang berbeda ketika menggarap film terbarunya, Heartbreak Motel (2024). Dalam penggarapannya, Angga mengeksekusi filmnya dengan tiga jenis kamera berbeda sekaligus.
Tiga kamera yang digunakan oleh Angga dalam film ini adalah kamera digital, seluloid 16 milimeter, dan seluloid 35 milimeter. Sutradara yang juga CEO Visinema tersebut punya alasan khusus terhadap pilihan artistiknya tersebut.
Bagi Angga, film yang diadaptasi dari novel laris karya Ika Natassa ini memang menuntutnya untuk melakukan pendekatan berbeda. Pasalnya, cerita di film ini cukup kompleks dan melibatkan banyak rasa yang harus bisa diungkapkan ke dalam visual dengan baik.
“Ketika saya membaca novel Heartbreak Motel, bagi saya ini adalah novel Ika Natassa yang paling sinematik. Saya sudah terbayang seperti apa visualisasinya sejak awal,” ucap Angga dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Baca juga: Film Heartbreak Motel Tayang 1 Agustus 2024, Cinta Segitiga di Balik Dunia Glamor Selebritas
Ketika novel tersebut diubah menjadi naskah, rasa penasaran Angga untuk segera mengeksekusi film ini makin membuncah. Sebab, di dalam naskah terdapat beberapa karakter baru dan ceritanya dianggap punya eksponensial dari novelnya.
Angga mengatakan sejak awal dirinya sudah izin kepada Ika untuk mengadaptasi novelnya dengan cara yang sedikit liar. Dia ingin proses adaptasi dari novel ke film punya suguhan yang berbeda, meski secara benang merah masih sama.
Kepada Ika, Angga mengatakan dirinya ingin meramu cerita Heartbreak Motel menjadi cerita yang berasal dari sudut pandang Ava Alesandra, karakter utama di film ini, terhadap dunianya dan dua laki-laki di hidupnya. Dirinya ingin visual film ini mampu menerjemahkan isi kepala Ava dan segala kekompleksan yang dirasakannya.
Untuk mewujudkan itu, tercetuslah ide untuk menggunakan pendekatan tiga jenis kamera berbeda tersebut. Tujuannya, agar Ava dan tiga dunia yang ada di kepalanya bisa diceritakan dengan medium yang berbeda-beda.
Dengan pilihan artistik ini, Angga berharap ketiga dunia ini bisa muncul dan diceritakan dengan caranya masing-masing. Selain itu, Angga juga berharap pendekatan ini dapat memberikan pengalaman sinematik baru bagi penonton.
Dalam proses kreatif berikutnya, Angga lantas melibatkan Lab Laba-Laba milik sutradara Edwin yang dirasa sudah punya banyak pengalaman dalam mengeksplorasi kamera seluloid. Kerja sama keduanya pun cukup unik, karena berawal dari ketidaksengajaan.
“Awalnya, saya lagi bingung, film ini diapain ya biar menarik, biar kalau bangun pagi itu bisa excited ke lokasi syuting. Pada hari yang sama, Edwin WhatsApp menawarkan satu project syuting dengan menggunakan seluloid 16 mm. Saya pun langsung mau,” jelasnya.
Heartbreak Motel menceritakan kisah Ava (Laura Basuki), seorang aktris terkenal yang merindukan cinta sejati di balik gemerlap dunia selebritas. Kehadiran Reza Malik (Reza Rahadian), aktor pujaan yang terkenal dan Raga (Chicco Jerikho), seorang pria yang tidak tahu tentang dunia selebritas makin memperumit kisah cintanya.
Ava pun harus memilih antara cinta yang penuh gemerlap khas dunia selebritas atau cinta yang sederhana, tetapi tulus. Pertemuan para tokoh ini pun membawa Ava pada sebuah cinta segitiga yang penuh keraguan dan tanda tanya.
Namun, lebih dari sekadar romansa tiga orang, Heartbreak Motel akan menyajikan kejutan emosional yang lebih dalam kepada penonton. Sajian drama romansa yang terjadi akan mengubah cara pandang penonton trhadap cinta.
Selain itu, film ini juga akan menyuguhkan kisah lain tentang penemuan diri Ava. Heartbreak Motel ingin mengajak penonton merenungkan tentang apa yang sebenarnya diinginkan, dibutuhkan, dan didengar lebih dalam.
Film produksi Visinema Pictures yang diproduseri oleh Kori Adyaning ini bakal tayang di bioskop pada 1 Agustus 2024.
Baca juga: Cerita Seru Laura Basuki & Reza Rahadian saat Pendalaman Karakter Film Heartbreak Motel
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Tiga kamera yang digunakan oleh Angga dalam film ini adalah kamera digital, seluloid 16 milimeter, dan seluloid 35 milimeter. Sutradara yang juga CEO Visinema tersebut punya alasan khusus terhadap pilihan artistiknya tersebut.
Bagi Angga, film yang diadaptasi dari novel laris karya Ika Natassa ini memang menuntutnya untuk melakukan pendekatan berbeda. Pasalnya, cerita di film ini cukup kompleks dan melibatkan banyak rasa yang harus bisa diungkapkan ke dalam visual dengan baik.
“Ketika saya membaca novel Heartbreak Motel, bagi saya ini adalah novel Ika Natassa yang paling sinematik. Saya sudah terbayang seperti apa visualisasinya sejak awal,” ucap Angga dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Baca juga: Film Heartbreak Motel Tayang 1 Agustus 2024, Cinta Segitiga di Balik Dunia Glamor Selebritas
Produser, sutradara, dan pemain film Heartbreak Motel (Sumber gambar: Chelsea Venda/ Hypeabis.id)
Angga mengatakan sejak awal dirinya sudah izin kepada Ika untuk mengadaptasi novelnya dengan cara yang sedikit liar. Dia ingin proses adaptasi dari novel ke film punya suguhan yang berbeda, meski secara benang merah masih sama.
Kepada Ika, Angga mengatakan dirinya ingin meramu cerita Heartbreak Motel menjadi cerita yang berasal dari sudut pandang Ava Alesandra, karakter utama di film ini, terhadap dunianya dan dua laki-laki di hidupnya. Dirinya ingin visual film ini mampu menerjemahkan isi kepala Ava dan segala kekompleksan yang dirasakannya.
Untuk mewujudkan itu, tercetuslah ide untuk menggunakan pendekatan tiga jenis kamera berbeda tersebut. Tujuannya, agar Ava dan tiga dunia yang ada di kepalanya bisa diceritakan dengan medium yang berbeda-beda.
Dengan pilihan artistik ini, Angga berharap ketiga dunia ini bisa muncul dan diceritakan dengan caranya masing-masing. Selain itu, Angga juga berharap pendekatan ini dapat memberikan pengalaman sinematik baru bagi penonton.
Dalam proses kreatif berikutnya, Angga lantas melibatkan Lab Laba-Laba milik sutradara Edwin yang dirasa sudah punya banyak pengalaman dalam mengeksplorasi kamera seluloid. Kerja sama keduanya pun cukup unik, karena berawal dari ketidaksengajaan.
“Awalnya, saya lagi bingung, film ini diapain ya biar menarik, biar kalau bangun pagi itu bisa excited ke lokasi syuting. Pada hari yang sama, Edwin WhatsApp menawarkan satu project syuting dengan menggunakan seluloid 16 mm. Saya pun langsung mau,” jelasnya.
Heartbreak Motel menceritakan kisah Ava (Laura Basuki), seorang aktris terkenal yang merindukan cinta sejati di balik gemerlap dunia selebritas. Kehadiran Reza Malik (Reza Rahadian), aktor pujaan yang terkenal dan Raga (Chicco Jerikho), seorang pria yang tidak tahu tentang dunia selebritas makin memperumit kisah cintanya.
Ava pun harus memilih antara cinta yang penuh gemerlap khas dunia selebritas atau cinta yang sederhana, tetapi tulus. Pertemuan para tokoh ini pun membawa Ava pada sebuah cinta segitiga yang penuh keraguan dan tanda tanya.
Namun, lebih dari sekadar romansa tiga orang, Heartbreak Motel akan menyajikan kejutan emosional yang lebih dalam kepada penonton. Sajian drama romansa yang terjadi akan mengubah cara pandang penonton trhadap cinta.
Selain itu, film ini juga akan menyuguhkan kisah lain tentang penemuan diri Ava. Heartbreak Motel ingin mengajak penonton merenungkan tentang apa yang sebenarnya diinginkan, dibutuhkan, dan didengar lebih dalam.
Film produksi Visinema Pictures yang diproduseri oleh Kori Adyaning ini bakal tayang di bioskop pada 1 Agustus 2024.
Baca juga: Cerita Seru Laura Basuki & Reza Rahadian saat Pendalaman Karakter Film Heartbreak Motel
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.