Tips Menghindari Ban Overheating Saat Puncak Musim Panas
26 July 2024 |
07:27 WIB
Puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada Juli dan Agustus 2024. Cuaca yang panas berpotensi membuat suhu permukaan jalan meningkat, sehingga berakibat kepada peningkatan tekanan ban dan pada akhirnya bisa membuatnya overheating.
Kondisi ban kendaraan yang overheating dapat membuatnya memuai dan bisa pecah. Overheating terjadi karena ada gesekan terus-menerus antara ban dengan permukaan jalan yang panas akibat suhu tinggi.
Baca juga: Pentingnya Balancing Roda Kendaraan Sebelum Mudik Agar Lebih Irit BBM
Product Manager dan Regional Sales Hankook Tire Indonesia Billy Cahyadi mengatakan bahwa setiap ban memiliki temperature rating dengan kapasitas tahan panas yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Dia menuturkan, ban dengan temperatur A adalah ban yang memiliki grade tertinggi dan dapat menahan panas hingga kecepatan 185KM/jam. Sementara itu, ban temperatur B memiliki kemampuan menahan panas di kecepatan 160 km/jam.
Adapun, ban temperatur C mampu menahan panas hanya di kecepatan 135 km/jam. “Namun, sebagai pengendara kita tetap perlu melakukan sejumlah antisipasi terhadap musim kemarau, agar ban senantiasa dalam kondisi optimal,” katanya.
Nah, agar ban tidak mengalami overheating saat puncak musim panas, berikut beberapa tips yang bisa Genhype ikuti:
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh Genhype agar ban tidak mengalami overheating adalah memeriksa kondisi dan tekanan angin ban. Tekanan angin yang sesuai dapat memberikan daya cengkram maksimal dan kontrol berkendara yang baik serta mengurangi getaran dan kebisingan dari jalan.
Ban yang kekurangan angin dapat mengurangi efisiensi bahan bakar dan meningkatkan risiko pecah ban. Sementara itu, kelebihan tekanan angin juga dapat mempercepat keausan ban dan meningkatkan resiko slip kendaraan.
Adapun rekomendasi tekanan angin ban berbeda-beda. Mobil MPV sebaiknya memiliki tekanan 33-36 psi, city car 30-36 psi, sedan 30-33 psi, dan SUV 35-40 psi
Tips lain agar ban tidak overheating adalah dengan merotasinya secara berkala. Langkah ini guna memastikan pemakaian yang merata di semua roda kendaraan. Rotasi membantu memperpanjang umur pakai ban dan mengurangi biaya perawatan jangka panjang.
Pemilik kendaraan perlu melakukan rotasi ban setiap enam bulan atau 10.000 km. Kalian dapat melakukan sejumlah teknik dalam melakukannya, mulai dari Front Wheel Drive, yaitu mengganti posisi ban depan secara silang.
Kemudian, teknik Rear Wheel Drive, yaitu ban belakang pindah ke sisi depan secara silang dan All Wheel Drive, yakni ban depan dan belakang dipindah satu sama lain secara silang.
Langkah lain yang perlu menjadi perhatian adalah menghindari teknik berkendara yang menyebabkan ban cepat rusak. Pengemudi sebaiknya tidak melakukan pengereman mendadak dan mengemudi dengan kecepatan tinggi terus-menerus dalam waktu lama agar mengurangi risiko overheating yang menyebabkan pecah ban.
Pengemudi juga sebaiknya melakukan istirahat atau cooling down secara berkala untuk menurunkan temperatur ban setelah lama bergesekan dengan aspal yang panas. Genhype dapat beristirahat selama setengah jam setelah berkendara 4 jam berturut-turut.
Genhype juga perlu memperhatikan muatan yang dibawa guna menghindari overheating terhadap ban. Kendaraan memiliki batas beban maksimal yang direkomendasikan oleh pabrik.
Gesekan antara ban dengan jalan yang bersuhu tinggi akan kian membesar ketika beban yang dibawa oleh kendaraan semakin berat. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko pecah ben akibat overhating.
Pengemudi perlu mengusakan beban yang dibawa oleh kendaraan dapat terdistribusi merata di seluruh ban untuk menjaga keamanan dan kinerja ban agar tetap optimal.
Langkah penting lainnya agar ban tidak overheating kala puncak musim panas adalah pengemudi harus memastikan ban yang digunakan sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh, ban yang dirancang untuk jalan aspal tidak seharusnya digunakan di jalan nonaspal.
Penggunaan ban yang tidak sesuai fungsi dapat mengurangi traksi dan meningkatkan risiko ban spinning, sehingga pada akhirnya menyebabkan keausan tidak normal. Kemudian, ban dengan tipe M/T yang dirancang untuk off-road juga akan mengalami keausan tidak normal ketika digunakan di jalan aspal atau beton.
Penggunaan ban yang tidak sesuai fungsi dapat mengurangi umur dan performa ban secara signifikan. Keausan ban yang tidak merata sering kali menjadi penyebab utama insiden pecah ban. Jadi, pengemudi perlu memilih ban dengan teknologi terbaik.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Kondisi ban kendaraan yang overheating dapat membuatnya memuai dan bisa pecah. Overheating terjadi karena ada gesekan terus-menerus antara ban dengan permukaan jalan yang panas akibat suhu tinggi.
Baca juga: Pentingnya Balancing Roda Kendaraan Sebelum Mudik Agar Lebih Irit BBM
Product Manager dan Regional Sales Hankook Tire Indonesia Billy Cahyadi mengatakan bahwa setiap ban memiliki temperature rating dengan kapasitas tahan panas yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Dia menuturkan, ban dengan temperatur A adalah ban yang memiliki grade tertinggi dan dapat menahan panas hingga kecepatan 185KM/jam. Sementara itu, ban temperatur B memiliki kemampuan menahan panas di kecepatan 160 km/jam.
Adapun, ban temperatur C mampu menahan panas hanya di kecepatan 135 km/jam. “Namun, sebagai pengendara kita tetap perlu melakukan sejumlah antisipasi terhadap musim kemarau, agar ban senantiasa dalam kondisi optimal,” katanya.
Nah, agar ban tidak mengalami overheating saat puncak musim panas, berikut beberapa tips yang bisa Genhype ikuti:
1, Periksa kondisi dan tekanan angin
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh Genhype agar ban tidak mengalami overheating adalah memeriksa kondisi dan tekanan angin ban. Tekanan angin yang sesuai dapat memberikan daya cengkram maksimal dan kontrol berkendara yang baik serta mengurangi getaran dan kebisingan dari jalan.Ban yang kekurangan angin dapat mengurangi efisiensi bahan bakar dan meningkatkan risiko pecah ban. Sementara itu, kelebihan tekanan angin juga dapat mempercepat keausan ban dan meningkatkan resiko slip kendaraan.
Adapun rekomendasi tekanan angin ban berbeda-beda. Mobil MPV sebaiknya memiliki tekanan 33-36 psi, city car 30-36 psi, sedan 30-33 psi, dan SUV 35-40 psi
2. Rotasi ban secara berkala
Tips lain agar ban tidak overheating adalah dengan merotasinya secara berkala. Langkah ini guna memastikan pemakaian yang merata di semua roda kendaraan. Rotasi membantu memperpanjang umur pakai ban dan mengurangi biaya perawatan jangka panjang.Pemilik kendaraan perlu melakukan rotasi ban setiap enam bulan atau 10.000 km. Kalian dapat melakukan sejumlah teknik dalam melakukannya, mulai dari Front Wheel Drive, yaitu mengganti posisi ban depan secara silang.
Kemudian, teknik Rear Wheel Drive, yaitu ban belakang pindah ke sisi depan secara silang dan All Wheel Drive, yakni ban depan dan belakang dipindah satu sama lain secara silang.
3. Hindari teknik berkendara yang meyebabkan ban cepat rusak
Langkah lain yang perlu menjadi perhatian adalah menghindari teknik berkendara yang menyebabkan ban cepat rusak. Pengemudi sebaiknya tidak melakukan pengereman mendadak dan mengemudi dengan kecepatan tinggi terus-menerus dalam waktu lama agar mengurangi risiko overheating yang menyebabkan pecah ban.Pengemudi juga sebaiknya melakukan istirahat atau cooling down secara berkala untuk menurunkan temperatur ban setelah lama bergesekan dengan aspal yang panas. Genhype dapat beristirahat selama setengah jam setelah berkendara 4 jam berturut-turut.
4. Perhatikan muatan
Genhype juga perlu memperhatikan muatan yang dibawa guna menghindari overheating terhadap ban. Kendaraan memiliki batas beban maksimal yang direkomendasikan oleh pabrik.Gesekan antara ban dengan jalan yang bersuhu tinggi akan kian membesar ketika beban yang dibawa oleh kendaraan semakin berat. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko pecah ben akibat overhating.
Pengemudi perlu mengusakan beban yang dibawa oleh kendaraan dapat terdistribusi merata di seluruh ban untuk menjaga keamanan dan kinerja ban agar tetap optimal.
5. Hindari salah fungsi
Langkah penting lainnya agar ban tidak overheating kala puncak musim panas adalah pengemudi harus memastikan ban yang digunakan sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh, ban yang dirancang untuk jalan aspal tidak seharusnya digunakan di jalan nonaspal.Penggunaan ban yang tidak sesuai fungsi dapat mengurangi traksi dan meningkatkan risiko ban spinning, sehingga pada akhirnya menyebabkan keausan tidak normal. Kemudian, ban dengan tipe M/T yang dirancang untuk off-road juga akan mengalami keausan tidak normal ketika digunakan di jalan aspal atau beton.
Penggunaan ban yang tidak sesuai fungsi dapat mengurangi umur dan performa ban secara signifikan. Keausan ban yang tidak merata sering kali menjadi penyebab utama insiden pecah ban. Jadi, pengemudi perlu memilih ban dengan teknologi terbaik.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.