SIPFest 2024 Siap Digelar di Salihara, Hadirkan Penampil Lokal & Internasional
24 July 2024 |
19:15 WIB
Penikmat seni ada kabar gembira nih buat kalian. Pasalnya Salihara International Performing-arts Festival (SIPFest) kembali dihelat tahun ini pada 2-31 Agustus 2024. Ajang dua tahunan itu digelar untuk merayakan 16 tahun Komunitas Salihara dalam mewarnai ekosistem seni Indonesia.
SIPFest tahun ini akan hadir dengan berbagai program spesial setelah sekian tahun vakum. Beberapa di antaranya adalah pertunjukan tari, musik, teater, dan juga lokakarya yang bisa diikuti mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Direktur Program Komunitas salihara Arts Center, Nirwan Dewanto mengatakan SIPFest merupakan puncak dari program Salihara. Jargon Orde Seni Baru dipilih untuk memberikan alternatif di luar orde politik, khususnya dalam membuka ide-ide baru dari pegiat seni.
Baca juga: Komunitas Salihara & Goethe Institut Bawa Pertunjukan Bertajuk Hutan
Menurut Nirwan, masyarakat tidak hanya memiliki orde politik, tapi juga dimensi orde seni yang patut untuk dirayakan dengan meriah. Perhelatan ini juga bentuk pembaruan diri dalam membuka ruang-ruang kreativitas baru yang selama ini tertutup oleh kekuasaan.
Sebagai festival berkala, SIPFest juga menjadi gelanggang bagi para penampil dan penonton untuk berbagi kebaruan, kreativitas, dan kegembiraan. Momen inilah yang menurut Nirwan akan menjadi daya upaya untuk mengembangkan dimensi orde yang lain tanpa embel-embel politik.
"Orde seni yang baru, merupakan jawaban dari politik. Sebab tidak semua yang kita lakukan itu diserahkan pada politik. Saat orde politik menggerayangi orde yang lain, ini tentu perlu tandingan," katanya saat temu wartawan, Rabu (24/7/24).
Selaras, Rangga Riantiarno, perwakilan dari Teater Koma mengatakan, SIPFest merupakan bentuk elan untuk menyemarakkan antusiasme seni di Tanah Air. Dalam ajang tahun ini misalnya, salah satu kelompok teater tertua di Indonesia itu akan membawakan kembali pertunjukan Tanda Cinta.
Sebelumnya, naskah yang ditulis oleh N. Riantiarno itu pernah dipentaskan pada 2005 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), dan Salihara pada 2009. Namun, kali ini pihaknya akan mengemas ulang pertunjukan tersebut secara lebih apik, termasuk kebutuhan artistik hingga aktor yang memainkan.
Rangga menjelaskan, Tanda Cinta mengisahkan hubungan suami istri yang sudah lama menikah. Syahdan, sang suami menanyakan apakah masih ada cinta di antara mereka, tapi sang istri tidak menjawab. Dari sinilah sang suami kemudian menyebar pamflet untuk mencari jawaban dari kegelisahan mereka pada masyarakat.
"Saya akan akan menampilkan dengan bentuk kreasi baru. kali ini yang akan main adalah Tuty Hartati dan Lutfi Ardiansyah. Rasanya seperti mengingat-ingat lagi masa lalu, karena naskah ini merupakan hadiah pernikahan Nano Riantiarno dan Ratna Riantiarno," katanya.
Sementara itu, Jason Mountario, mengatakan bakal menampilkan pertunjukan musik yang juga spesial. Bersama grupnya Love Is, tahun ini mereka akan memberikan pengalaman musik jaz yang lebih intim dengan konsep termutakhir. Dalam ajang ini dia juga merangkul personel baru yang akan memberi nuansa berbeda.
"Tahun lalu kita memang nggak ada nama grupnya. Namun kali ini menggunakan nama band dan memainkan album baru kami Made to Believe. Kita jazz kontemporer yang berimprovisasi secara bebas, tapi tetap terstruktur," katanya.
SIPFest bakal dibuka pada 3 Agustus dengan penampilan Jecko Siompo dan Animal Pop Family. Selain mereka, acara ini juga akan dimeriahkan oleh Lucy Guerin Inc (Australia), CCOTBBAT (Korea Selatan) Chong Kee Yong & Ensemble Studio C (Malaysia), Numen Company (Jerman) Jason Mountario & Trio Jecko Siompo, Megatruh Banyu Mili, Annastasya, Verina, dan Teater Koma.
Baca juga: Menyelami Gambaran Manusia Indonesia dalam Pameran Relief Era Bung Karno di Salihara
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
SIPFest tahun ini akan hadir dengan berbagai program spesial setelah sekian tahun vakum. Beberapa di antaranya adalah pertunjukan tari, musik, teater, dan juga lokakarya yang bisa diikuti mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Direktur Program Komunitas salihara Arts Center, Nirwan Dewanto mengatakan SIPFest merupakan puncak dari program Salihara. Jargon Orde Seni Baru dipilih untuk memberikan alternatif di luar orde politik, khususnya dalam membuka ide-ide baru dari pegiat seni.
Baca juga: Komunitas Salihara & Goethe Institut Bawa Pertunjukan Bertajuk Hutan
Menurut Nirwan, masyarakat tidak hanya memiliki orde politik, tapi juga dimensi orde seni yang patut untuk dirayakan dengan meriah. Perhelatan ini juga bentuk pembaruan diri dalam membuka ruang-ruang kreativitas baru yang selama ini tertutup oleh kekuasaan.
Sebagai festival berkala, SIPFest juga menjadi gelanggang bagi para penampil dan penonton untuk berbagi kebaruan, kreativitas, dan kegembiraan. Momen inilah yang menurut Nirwan akan menjadi daya upaya untuk mengembangkan dimensi orde yang lain tanpa embel-embel politik.
"Orde seni yang baru, merupakan jawaban dari politik. Sebab tidak semua yang kita lakukan itu diserahkan pada politik. Saat orde politik menggerayangi orde yang lain, ini tentu perlu tandingan," katanya saat temu wartawan, Rabu (24/7/24).
Selaras, Rangga Riantiarno, perwakilan dari Teater Koma mengatakan, SIPFest merupakan bentuk elan untuk menyemarakkan antusiasme seni di Tanah Air. Dalam ajang tahun ini misalnya, salah satu kelompok teater tertua di Indonesia itu akan membawakan kembali pertunjukan Tanda Cinta.
Sebelumnya, naskah yang ditulis oleh N. Riantiarno itu pernah dipentaskan pada 2005 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), dan Salihara pada 2009. Namun, kali ini pihaknya akan mengemas ulang pertunjukan tersebut secara lebih apik, termasuk kebutuhan artistik hingga aktor yang memainkan.
Rangga menjelaskan, Tanda Cinta mengisahkan hubungan suami istri yang sudah lama menikah. Syahdan, sang suami menanyakan apakah masih ada cinta di antara mereka, tapi sang istri tidak menjawab. Dari sinilah sang suami kemudian menyebar pamflet untuk mencari jawaban dari kegelisahan mereka pada masyarakat.
"Saya akan akan menampilkan dengan bentuk kreasi baru. kali ini yang akan main adalah Tuty Hartati dan Lutfi Ardiansyah. Rasanya seperti mengingat-ingat lagi masa lalu, karena naskah ini merupakan hadiah pernikahan Nano Riantiarno dan Ratna Riantiarno," katanya.
Sementara itu, Jason Mountario, mengatakan bakal menampilkan pertunjukan musik yang juga spesial. Bersama grupnya Love Is, tahun ini mereka akan memberikan pengalaman musik jaz yang lebih intim dengan konsep termutakhir. Dalam ajang ini dia juga merangkul personel baru yang akan memberi nuansa berbeda.
"Tahun lalu kita memang nggak ada nama grupnya. Namun kali ini menggunakan nama band dan memainkan album baru kami Made to Believe. Kita jazz kontemporer yang berimprovisasi secara bebas, tapi tetap terstruktur," katanya.
SIPFest bakal dibuka pada 3 Agustus dengan penampilan Jecko Siompo dan Animal Pop Family. Selain mereka, acara ini juga akan dimeriahkan oleh Lucy Guerin Inc (Australia), CCOTBBAT (Korea Selatan) Chong Kee Yong & Ensemble Studio C (Malaysia), Numen Company (Jerman) Jason Mountario & Trio Jecko Siompo, Megatruh Banyu Mili, Annastasya, Verina, dan Teater Koma.
Baca juga: Menyelami Gambaran Manusia Indonesia dalam Pameran Relief Era Bung Karno di Salihara
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.