Jelajah Landmark Jakarta dan Seluruh Nusantara Bersama Komunitas Eat Chat Walk
23 July 2024 |
14:00 WIB
Bagi kamu yang suka jalan-jalan sambil belajar sejarah, ketemu teman baru, atau menyantap ragam kuliner lezat, yuk kenalan dengan komunitas Eat Chat Walk (ECW). Didirikan pada 31 Agustus 2022 oleh Jauhari Kamal, ECW memfasilitasi tur dengan destinasi menarik di Jakarta, serta kawasan menarik lainnya di seluruh Indonesia.
Sebelum mendirikan ECW, Jauhari bergabung dengan Jakarta Good Guide (JGG). Komunitas ini mengajak orang-orang untuk mengenal landmark ikonik di Jakarta dan sejarahnya dengan cara yang menyenangkan.
Mereka mengenalkannya lewat aktivitas berkeliling dengan jalan kaki-atau juga dikenal dengan walking tour. Perbedaanya dengan JGG, komunitas ECW menggelar tur yang tidak hanya terbatas di Jakarta saja, melainkan ke seluruh Indonesia.
"Sejak dulu hobi saya memang jalan-jalan dan menambah teman. Akhirnya suatu hari saya dan teman-teman JGG membuat private tour, lalu bikin WhatsApp grup yang kemudian kita declare sebagai tanggal berdirinya ECW," katanya kepada Hypeabis.id.
Baca juga: Jelajah Istana Daendels & Landmark Ikonik Jakarta Bareng Komunitas Eat Chat Walk
Sampai saat ini, ECW telah mengunjungi berbagai destinasi menarik di Jakarta, seperti Chinatown, Kota Tua, dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Terakhir mereka menggelar tur PALAIS Van DAENDELS en Omstreken bersama JGG. Para peserta diajak untuk mengenal lebih dekat istana Gubernur Hindia Belanda Herman Willem Daendels, yang kini namanya berubah menjadi Gedung A. A. Maramis.
"Tur PALAIS Van DAENDELS en Omstreken ke Istana Daendels atau Gedung A. A. Maramis ini dibagi jadi 4 grup yang terdiri dari 11-12 orang, masing-masing akan dipandu oleh tour guide," kata Uga, tour guide dari Jakarta Good Guide.
Lebih lanjut dia menjelaskan sedikit mengenai Istana Gubernur Hindia Belanda Herman Willem Daendels. Tempat tersebut telah mengalami pembangunan selama 19 tahun oleh empat gubernur Hindia Belanda termasuk Daendels sendiri. Saat itu, Daendels memindahkan pusat pemerintahan dari Oud Batavia di muara Sungai Ciliwung ke wilayah pusat ibu kota baru yakni Niew Batavia di Weltevreden, tempat berdirinya istana tersebut.
Titik awal tur dimulai dari Gedung Kesenian Jakarta. Sambil berjalan menuju Istana Daendels peserta diajak untuk melihat-lihat beberapa landmark menarik kota Jakarta seperti gedung Filateli atau Pos Bloc, Masjid Istiqlal, Katedral Santa Maria, dan masih banyak lagi
"ECW juga pernah membuat rute sendiri yang menyuguhkan pengalaman jalan-jalan yang unik dan berkesan, meskipun hanya di sekitaran Jakarta," papar Jauhari.
Misalnya jalan-jalan ke Garuda Indonesia Training Center, Istana Kepresidenan Cipanas, dan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Convention Center (JCC). GBK dan JCC, selama ini kita tahu dua tempat tersebut biasanya dipakai untuk olahraga, pameran, konser, dan lainnya, tapi belum banyak orang yang tahu tentang sejarah dan fakta menarik di baliknya.
ECW juga banyak menggelar tur ke luar kota, mereka baru saja pulang dari Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Bulan lalu ke Banten Lama. Rencananya November mendatang komunitas ini akan menjelajah Jogjakarta dan Solo. Sampai saat ini sudah ada 25 orang lebih yang mendaftar.
"Setiap tur pesertanya yang ikut bisa 50-60 orang dan didampingi 4-6 guide dari JGG, kami enggak mau jalan sendiri tanpa guide kompeten," papar Jauhari.
Lebih lanjut, dia juga memaparkan, dari tahun ke tahun minat orang-orang makin tinggi akan program tur yang dihadirkan oleh ECW. Tahun lalu mereka telah melaksanakan 23 tur dengan total peserta mencapai 500 orang. Hingga pertengahan tahun 2024, jumlah tur meningkat signifikan menjadi 40 tur dengan hampir 1.200 peserta. Ini berarti rata-rata komunitas ini mengadakan 6-7 tur setiap bulannya.
Jauhari berharap melalui ECW, dapat tercipta kebersamaan di antara para peserta tur. Banyak orang yang saling mengenal dan berinteraksi di jalan, karena kesamaan hobi dan minat jalan-jalan. Selain itu, dia juga ingin menghadirkan pengalaman belajar belajar sejarah yang menarik dan lebih banyak mengeksplorasi potensi wisata Indonesia melalui tur-tur yang diadakan.
Kedepannya, ECW berencana mengadakan tur kuliner dengan tajuk Jelajah Rasa. Para pesertanya akan diajak untuk mencicipi berbagai kuliner legendaris di kawasan tertentu. Selain itu, ada juga tur religi dan sejarah di suatu daerah yang merayakan Maulid Nabi dengan cara unik.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan, komunitas ini juga akan mengadakan tur ke luar negeri, namun untuk saat ini mereka fokus mengeksplorasi tempat-tempat menarik di dalam negeri.
Biaya untuk mengikuti tur bersama ECW bervariasi. Untuk tur dalam kota Jakarta, harganya mulai dari Rp25.000. Sedangkan untuk tur luar kota, biayanya berkisar antara Rp300.000 hingga Rp400.000 untuk one day trip, misalnya di kawasan Jawa Barat. Sementara untuk tur dengan menginap, biaya termurah saat ini adalah Rp1,4 juta.
Dengan semangat kebersamaan dan eksplorasi, ECW terus tumbuh sebagai komunitas yang mengajak anggotanya untuk menikmati keindahan dan kekayaan budaya Indonesia, sekaligus menjalin persahabatan baru di setiap perjalanan.
Baca juga: Jelajah Gastronomi di Cagar Budaya Muarajambi, Ada Ratus Belut hingga Cuko No
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Sebelum mendirikan ECW, Jauhari bergabung dengan Jakarta Good Guide (JGG). Komunitas ini mengajak orang-orang untuk mengenal landmark ikonik di Jakarta dan sejarahnya dengan cara yang menyenangkan.
Mereka mengenalkannya lewat aktivitas berkeliling dengan jalan kaki-atau juga dikenal dengan walking tour. Perbedaanya dengan JGG, komunitas ECW menggelar tur yang tidak hanya terbatas di Jakarta saja, melainkan ke seluruh Indonesia.
"Sejak dulu hobi saya memang jalan-jalan dan menambah teman. Akhirnya suatu hari saya dan teman-teman JGG membuat private tour, lalu bikin WhatsApp grup yang kemudian kita declare sebagai tanggal berdirinya ECW," katanya kepada Hypeabis.id.
Baca juga: Jelajah Istana Daendels & Landmark Ikonik Jakarta Bareng Komunitas Eat Chat Walk
Sampai saat ini, ECW telah mengunjungi berbagai destinasi menarik di Jakarta, seperti Chinatown, Kota Tua, dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Terakhir mereka menggelar tur PALAIS Van DAENDELS en Omstreken bersama JGG. Para peserta diajak untuk mengenal lebih dekat istana Gubernur Hindia Belanda Herman Willem Daendels, yang kini namanya berubah menjadi Gedung A. A. Maramis.
"Tur PALAIS Van DAENDELS en Omstreken ke Istana Daendels atau Gedung A. A. Maramis ini dibagi jadi 4 grup yang terdiri dari 11-12 orang, masing-masing akan dipandu oleh tour guide," kata Uga, tour guide dari Jakarta Good Guide.
Lebih lanjut dia menjelaskan sedikit mengenai Istana Gubernur Hindia Belanda Herman Willem Daendels. Tempat tersebut telah mengalami pembangunan selama 19 tahun oleh empat gubernur Hindia Belanda termasuk Daendels sendiri. Saat itu, Daendels memindahkan pusat pemerintahan dari Oud Batavia di muara Sungai Ciliwung ke wilayah pusat ibu kota baru yakni Niew Batavia di Weltevreden, tempat berdirinya istana tersebut.
Titik awal tur dimulai dari Gedung Kesenian Jakarta. Sambil berjalan menuju Istana Daendels peserta diajak untuk melihat-lihat beberapa landmark menarik kota Jakarta seperti gedung Filateli atau Pos Bloc, Masjid Istiqlal, Katedral Santa Maria, dan masih banyak lagi
"ECW juga pernah membuat rute sendiri yang menyuguhkan pengalaman jalan-jalan yang unik dan berkesan, meskipun hanya di sekitaran Jakarta," papar Jauhari.
Misalnya jalan-jalan ke Garuda Indonesia Training Center, Istana Kepresidenan Cipanas, dan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Convention Center (JCC). GBK dan JCC, selama ini kita tahu dua tempat tersebut biasanya dipakai untuk olahraga, pameran, konser, dan lainnya, tapi belum banyak orang yang tahu tentang sejarah dan fakta menarik di baliknya.
ECW juga banyak menggelar tur ke luar kota, mereka baru saja pulang dari Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Bulan lalu ke Banten Lama. Rencananya November mendatang komunitas ini akan menjelajah Jogjakarta dan Solo. Sampai saat ini sudah ada 25 orang lebih yang mendaftar.
"Setiap tur pesertanya yang ikut bisa 50-60 orang dan didampingi 4-6 guide dari JGG, kami enggak mau jalan sendiri tanpa guide kompeten," papar Jauhari.
Lebih lanjut, dia juga memaparkan, dari tahun ke tahun minat orang-orang makin tinggi akan program tur yang dihadirkan oleh ECW. Tahun lalu mereka telah melaksanakan 23 tur dengan total peserta mencapai 500 orang. Hingga pertengahan tahun 2024, jumlah tur meningkat signifikan menjadi 40 tur dengan hampir 1.200 peserta. Ini berarti rata-rata komunitas ini mengadakan 6-7 tur setiap bulannya.
Jauhari berharap melalui ECW, dapat tercipta kebersamaan di antara para peserta tur. Banyak orang yang saling mengenal dan berinteraksi di jalan, karena kesamaan hobi dan minat jalan-jalan. Selain itu, dia juga ingin menghadirkan pengalaman belajar belajar sejarah yang menarik dan lebih banyak mengeksplorasi potensi wisata Indonesia melalui tur-tur yang diadakan.
Kedepannya, ECW berencana mengadakan tur kuliner dengan tajuk Jelajah Rasa. Para pesertanya akan diajak untuk mencicipi berbagai kuliner legendaris di kawasan tertentu. Selain itu, ada juga tur religi dan sejarah di suatu daerah yang merayakan Maulid Nabi dengan cara unik.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan, komunitas ini juga akan mengadakan tur ke luar negeri, namun untuk saat ini mereka fokus mengeksplorasi tempat-tempat menarik di dalam negeri.
Biaya untuk mengikuti tur bersama ECW bervariasi. Untuk tur dalam kota Jakarta, harganya mulai dari Rp25.000. Sedangkan untuk tur luar kota, biayanya berkisar antara Rp300.000 hingga Rp400.000 untuk one day trip, misalnya di kawasan Jawa Barat. Sementara untuk tur dengan menginap, biaya termurah saat ini adalah Rp1,4 juta.
Dengan semangat kebersamaan dan eksplorasi, ECW terus tumbuh sebagai komunitas yang mengajak anggotanya untuk menikmati keindahan dan kekayaan budaya Indonesia, sekaligus menjalin persahabatan baru di setiap perjalanan.
Baca juga: Jelajah Gastronomi di Cagar Budaya Muarajambi, Ada Ratus Belut hingga Cuko No
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.