Tur ke Istana Daendels (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)

Jelajah Istana Daendels & Landmark Ikonik Jakarta Bareng Komunitas Eat Chat Walk

20 July 2024   |   14:16 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Genhype, akhir pekan bisa diisi dengan berbagai kegiatan seru dan menarik. Salah satunya tur ke sejumlah landmark Jakarta, menjelajahi bangunan peninggalan era kolonialisme Belanda. Sambil mengagumi arsitekturnya yang cantik, kamu juga bisa mempelajari sejarahnya.

Komunitas Eat Chat Walk berkolaborasi dengan Jakarta Good Guide, menghadirkan tur PALAIS Van DAENDELS en Omstreken. Para peserta diajak untuk mengenal lebih dekat istana Gubernur Hindia Belanda Herman Willem Daendels, yang kini namanya berubah menjadi Gedung A. A. Maramis.

Tur PALAIS Van DAENDELS en Omstreken digelar pada Sabtu (20/6/2024) pukul 09.00-12.00 WIB. Titik kumpulnya di trotoar depan Gedung Kesenian Jakarta. Para peserta menggunakan dress code bernuansa merah, biru, dan kuning. 

Baca juga: Menjelajah Jakarta Bird Land, Wahana Edukasi Kehidupan Burung yang Ramah Anak
 

Tur ke Istana Daendels (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)

Tur ke Istana Daendels (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)

Titik awal tur dimulai dari Gedung Kesenian Jakarta. Sambil berjalan menuju Istana Daendels peserta diajak untuk melihat-lihat beberapa landmark menarik kota Jakarta seperti gedung Filateli atau Pos Bloc, Masjid Istiqlal, dan masih banyak lagi. Istana Daendels menjadi destinasi terakhir yang sekaligus menutup rangkaian perjalanan tur Eat Chat Walk.

Pemandu wisata atau tour guide dari Jakarta Good Guide memaparkan penjelasan mengenai sejarah istana Daendels yang kini dikenal sebagai Gedung A. A. Maramis. Bangunan yang didominasi warna putih tersebut masih berdiri kokoh mempertahankan arsitektur peninggalan era kolonial.

"Hari ini kita tiba di Istana Gubernur Hindia Belanda Herman Willem Daendels, tempat ini mengalami pembangunan selama 19 tahun oleh empat gubernur Hindia Belanda termasuk Daendels sendiri," kata tour guide.

Para peserta tur diajak untuk melihat bagian dalam Istana Daendels. Beberapa ruangan di dalam dulunya merupakan bekas penjara. Terdapat dua ruangan kecil dengan langit-langit pendek yang melengkung. Ruangan ini digunakan untuk mengurung tahanan dengan kejahatan ringan.

"Penjara ini menampung 30-50 orang, jadi semua tahanan dimasukan sekaligus, biasanya mereka yang melakukan kejahatan ringan seperti mencuri," jelasnya.
 

Penjara di Istana Daendels (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)

Penjara di Istana Daendels (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)

Mereka yang dianggap melakukan dosa-dosa berat dikurung di ruangan yang lebih kecil, gelap, dan sempit. Bahkan, orang di dalamnya hanya bisa duduk dan meringkuk. Selanjutnya, para peserta diajak ke ruangan yang dulunya merupakan istal kuda. Dulunya tempat ini mampu menampung 100 sampai 200 kuda. 

Gedung A. A. Maramis mulai dibangun pada Maret 1809 dan selesai pada 1828. Tempat ini awalnya merupakan istana bagi Gubernur Hindia Belanda Herman Willem Daendels. Saat itu, Daendels memindahkan pusat pemerintahan dari Oud Batavia di muara Sungai Ciliwung ke wilayah pusat ibu kota baru yakni Niew Batavia di Weltevreden.

Konsep tata ruang Weltevreden menggunakan pola konsentrik yakni pusat kawasan dikelilingi oleh kawasan penunjang yang terdiri atas Lapangan Banteng, Gedung Kementerian Keuangan, Hooggerechshof (Gedung Jusuf Anwar), Citadel Prince Frederick (sekarang Masjid Istiqlal), Great Palace of Weltevreden (RSPAD), Gedung Kimia Farma, Gereja Katedral, dan Gedung Kesenian Jakarta.

Pada 1836, Department van Financien dibentuk dan bertempat di Istana Daendels. Gedung tersebut dipakai untuk aktivitas keuangan sehari-hari dan diserahkan kepada Kementerian Keuangan pada 1950. Untuk menghargai jasa A. A. Maramis, pada 2008 Gedung Department van Financien atau Gedung Daendels ini diberi nama Gedung A. A. Maramis.

Lantaran kondisi bangunannya yang rusak berat, pada November 2019 Gedung A. A. Maramis dipugar dan selesai pada Desember 2022. Setelah dipugar, Gedung ini dimanfaatkan sebagai sarana Museum dan Perpustakaan Keuangan Negara.

Selain sebagai cagar budaya, Gedung A. A. Maramis juga difungsikan sebagai tempat jamuan kenegaraan, ruang pertemuan, sarana edukasi, dan sebagainya.

Baca juga: Jelajah Gastronomi di Cagar Budaya Muarajambi, Ada Ratus Belut hingga Cuko No

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Mau Menghabiskan Akhir Pekan ke GIIAS? Perhatikan Beberapa Hal Ini

BERIKUTNYA

Yayasan Kids Biennale Indonesia Gelar Pameran Speak Up On Bullying and Intolerance

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: