250 Desainer Lokal Siap Tampilkan Koleksi Modest Ramah Lingkungan di JMFW 2025
17 July 2024 |
20:55 WIB
Kintan Nabila
Jurnalis Hypeabis.id
Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 akan dihelat pada 9-12 Oktober 2024, di ICE BSD, Tangerang. Ajang modest fashion terbesar di Indonesia tersebut digelar bersamaan dengan penyelenggaraan event Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 .
Acara ini diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sebanyak 250 lebih jenama fesyen modest lokal siap menampilkan koleksi busana terbarunya dalam slot peragaan busana dan exhibition.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyampaikan, JMFW merupakan salah satu program prioritas sesuai dengan amanat Presiden RI untuk mengembangkan modest fashion Indonesia di kancah global. Pada 2024, Indonesia ditargetkan menjadi pusat industri halal sekaligus kiblat fesyen modest dunia.
"Indonesia optimistis bahwa modest fashion tidak hanya mampu menginspirasi dunia, tetapi juga dapat menguasai pasar global," kata Zulkifli Hasan di acara peluncuran JMFW 2025 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (17/6/2024).
Baca juga: Koleksi Jeans dan Sweater Ramah Lingkungan Tampil di Fashion Show Cerita Waktu Fabwreck
Zulkifli Hasan mengajak semua lapisan masyarakat untuk bangga dan mendukung produk-produk modest fashion lokal. Dia optimis melalui upaya bersama, serta potensi keragaman budaya dan sumber daya manusia yang dipunya, Indonesia mampu menguasai pasar global.
Gelaran JMFW 2025 kali ini mengusung tema sustainable fashion atau mode berkelanjutan. Sebanyak 250 desainer lokal akan menampilkan koleksinya di runway fashion show dan exhibition. Ajang ini tidak hanya diikuti para desainer kenamaan saja, dari total peserta, sekitar 15-20 persen di antaranya merupakan desainer muda.
Beberapa desainer ternama misalnya, Ayu Dyah Andari, Jenna and Kaia, CALLA The Label, dan masih banyak lagi. Sementara para desainer muda, terdiri dari siswa siswi sekolah mode/umum maupun UMKM yang telah melalui proses kurasi. Peserta yang lolos selanjutnya akan mendapatkan pendampingan dari desainer profesional untuk mengembangkan koleksinya sebelum ditampilkan di panggung JMFW 2025.
Selain itu, sampai saat ini belum ada desainer mancanegara yang akan tampil di runway JMFW 2025. Meski begitu, dipastikan akan ada banyak buyer Internasional yang datang menghadiri perhelatan mode tersebut, Hal itu bisa terjadi juga karena JMFW 2025 digelar bersamaan dengan Trade Expo Indonesia 2024.
"Fashion sustainable sekarang mulai menjadi permintaan pasar dunia," ujar Ali Charisma selaku Advisory Board of Indonesian Fashion Chamber (IFC).
Lebih lanjut dia memaparkan, busana-busana dengan konsep berkelanjutan bisa dibuat dengan kualitas level Internasional, terlebih beberapa desainer akan dibawa ke luar negeri untuk memamerkan koleksinya. Hal ini diharapkan bisa menarik minat masyarakat dari berbagai negara terhadap pasar modest fashion Indonesia.
Namun, sering kali produk fesyen buatan lokal dipasarkan dengan harga yang sangat tinggi, sehingga membuat orang-orang berpikir dua kali untuk membeli. Ali berharap para jenama dan UMKM fesyen lokal bisa memberikan harga terjangkau tanpa menurunkan kualitas produknya.
"Sekarang orang-orang tertarik dengan produk impor karena murah, kalau kotor dan rusak sedikit tinggal dibuang dan beli baru," katanya.
Tentunya, lanjutnya, masyarakat banyak menemukan produk fast fashion impor yang dijual dengan harga sangat murah. Kualitasnya pun menyesuaikan dengan harganya. Terlihat dari kain yang digunakan tidak ramah lingkungan. Akhirnya baju-baju bekas terus menumpuk, yang menyebabkan polusi dan pencemaran lingkungan.
Terakhir Ali berharap para desainer yang tampil di JMFW 2025 nanti bisa mendorong banyak orang, baik lokal maupun mancanegara untuk mulai melirik fesyen modest dengan konsep berkelanjutan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, diharapkan bisa mengukuhkan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia.
Sementara itu, total pengeluaran konsumen muslim untuk fesyen (pakaian dan alas kaki) tercatat sebesar US$318 juta. Jumlah ini meningkat 8,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Ke depannya, pada 2027, pengeluaran ini diprediksi meningkat sebesar 6,1 persen menjadi US$428 juta.
Indonesia menduduki peringkat ke-3 dari 81 negara dengan ekonomi Islam terbesar di dunia menurut SGIE. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Ibu Pertiwi berpotensi mendominasi tren permintaan fesyen muslim global, tidak hanya sebagai pasar tetapi juga produsen.
Sebelumnya, pada 2023 acara puncak JMFW yang dilaksanakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) City, Tangerang, Banten, diikuti lebih dari 214 desainer yang menampilkan lebih dari 1.000 koleksi. Ajang tersebut juga digelar bersamaan dengan Trade Expo Indonesia pada 19-21 Oktober 2023.
JMFW 2023 ditutup dengan membukukan transaksi sebesar US$20,1 juta atau setara dengan Rp330 miliar. Nilai tersebut naik dibanding gelaran 2022 yang tercatat sebesar US$13,2 juta atau setara Rp260 miliar. Transaksi tersebut berasal dari buyer dalam negeri dan luar negeri di antaranya dari Malaysia, Thailand, Persatuan Emirat Arab, Prancis, Nigeria, Iran, India, Singapura, dan Korea Selatan.
Baca juga: Tampilkan Ragam Koleksi Modest Fashion, Ramadan Runway 2024 Sukses Raih Omzet Rp8,8 Miliar
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Acara ini diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sebanyak 250 lebih jenama fesyen modest lokal siap menampilkan koleksi busana terbarunya dalam slot peragaan busana dan exhibition.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyampaikan, JMFW merupakan salah satu program prioritas sesuai dengan amanat Presiden RI untuk mengembangkan modest fashion Indonesia di kancah global. Pada 2024, Indonesia ditargetkan menjadi pusat industri halal sekaligus kiblat fesyen modest dunia.
"Indonesia optimistis bahwa modest fashion tidak hanya mampu menginspirasi dunia, tetapi juga dapat menguasai pasar global," kata Zulkifli Hasan di acara peluncuran JMFW 2025 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (17/6/2024).
Baca juga: Koleksi Jeans dan Sweater Ramah Lingkungan Tampil di Fashion Show Cerita Waktu Fabwreck
Zulkifli Hasan mengajak semua lapisan masyarakat untuk bangga dan mendukung produk-produk modest fashion lokal. Dia optimis melalui upaya bersama, serta potensi keragaman budaya dan sumber daya manusia yang dipunya, Indonesia mampu menguasai pasar global.
Gelaran JMFW 2025 kali ini mengusung tema sustainable fashion atau mode berkelanjutan. Sebanyak 250 desainer lokal akan menampilkan koleksinya di runway fashion show dan exhibition. Ajang ini tidak hanya diikuti para desainer kenamaan saja, dari total peserta, sekitar 15-20 persen di antaranya merupakan desainer muda.
Beberapa desainer ternama misalnya, Ayu Dyah Andari, Jenna and Kaia, CALLA The Label, dan masih banyak lagi. Sementara para desainer muda, terdiri dari siswa siswi sekolah mode/umum maupun UMKM yang telah melalui proses kurasi. Peserta yang lolos selanjutnya akan mendapatkan pendampingan dari desainer profesional untuk mengembangkan koleksinya sebelum ditampilkan di panggung JMFW 2025.
Selain itu, sampai saat ini belum ada desainer mancanegara yang akan tampil di runway JMFW 2025. Meski begitu, dipastikan akan ada banyak buyer Internasional yang datang menghadiri perhelatan mode tersebut, Hal itu bisa terjadi juga karena JMFW 2025 digelar bersamaan dengan Trade Expo Indonesia 2024.
Modest Fashion di JMFW 2025 (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)
Lebih lanjut dia memaparkan, busana-busana dengan konsep berkelanjutan bisa dibuat dengan kualitas level Internasional, terlebih beberapa desainer akan dibawa ke luar negeri untuk memamerkan koleksinya. Hal ini diharapkan bisa menarik minat masyarakat dari berbagai negara terhadap pasar modest fashion Indonesia.
Namun, sering kali produk fesyen buatan lokal dipasarkan dengan harga yang sangat tinggi, sehingga membuat orang-orang berpikir dua kali untuk membeli. Ali berharap para jenama dan UMKM fesyen lokal bisa memberikan harga terjangkau tanpa menurunkan kualitas produknya.
"Sekarang orang-orang tertarik dengan produk impor karena murah, kalau kotor dan rusak sedikit tinggal dibuang dan beli baru," katanya.
Tentunya, lanjutnya, masyarakat banyak menemukan produk fast fashion impor yang dijual dengan harga sangat murah. Kualitasnya pun menyesuaikan dengan harganya. Terlihat dari kain yang digunakan tidak ramah lingkungan. Akhirnya baju-baju bekas terus menumpuk, yang menyebabkan polusi dan pencemaran lingkungan.
Terakhir Ali berharap para desainer yang tampil di JMFW 2025 nanti bisa mendorong banyak orang, baik lokal maupun mancanegara untuk mulai melirik fesyen modest dengan konsep berkelanjutan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, diharapkan bisa mengukuhkan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia.
Indonesia Sebagai Pusat Modest Fashion
Menurut laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023, sebanyak 2 miliar penduduk muslim dunia menghabiskan sekitar US$2,29 triliun pada 2022 untuk produk halal seperti makanan, obat-obatan, kosmetik, fesyen, travel, dan lain-lain.Sementara itu, total pengeluaran konsumen muslim untuk fesyen (pakaian dan alas kaki) tercatat sebesar US$318 juta. Jumlah ini meningkat 8,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Ke depannya, pada 2027, pengeluaran ini diprediksi meningkat sebesar 6,1 persen menjadi US$428 juta.
Indonesia menduduki peringkat ke-3 dari 81 negara dengan ekonomi Islam terbesar di dunia menurut SGIE. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Ibu Pertiwi berpotensi mendominasi tren permintaan fesyen muslim global, tidak hanya sebagai pasar tetapi juga produsen.
Sebelumnya, pada 2023 acara puncak JMFW yang dilaksanakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) City, Tangerang, Banten, diikuti lebih dari 214 desainer yang menampilkan lebih dari 1.000 koleksi. Ajang tersebut juga digelar bersamaan dengan Trade Expo Indonesia pada 19-21 Oktober 2023.
JMFW 2023 ditutup dengan membukukan transaksi sebesar US$20,1 juta atau setara dengan Rp330 miliar. Nilai tersebut naik dibanding gelaran 2022 yang tercatat sebesar US$13,2 juta atau setara Rp260 miliar. Transaksi tersebut berasal dari buyer dalam negeri dan luar negeri di antaranya dari Malaysia, Thailand, Persatuan Emirat Arab, Prancis, Nigeria, Iran, India, Singapura, dan Korea Selatan.
Baca juga: Tampilkan Ragam Koleksi Modest Fashion, Ramadan Runway 2024 Sukses Raih Omzet Rp8,8 Miliar
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.