Pop-Up Shein (Sumber Foto: Shein News)

Profil Chris Xu Pendiri Shein, Ritel Fast-fashion Raksasa di China yang Siap IPO di 2024

16 July 2024   |   08:00 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Retailer fast-fashion raksasa di China, yakni Shein menjadi tren di kalangan anak muda dari tahun ke tahun. SHEIN didirikan pada 2012, dalam sekejap mereka menjadi fenomena mode di kalangan Milenial dan Gen Z. Selain menawarkan beragam busana trendi dan kekinian, mereka juga menjualnya dengan harga yang sangat murah.

Mengutip Business of Apps, Shein menghasilkan sekitar $32,5 miliar pada 2023. Jumlah tersebut meningkat 43 persen dari US$22,7 miliar yang dihasilkannya pada 2022. Shein terus tumbuh pesat dengan memperoleh laba bersih US$2 miliar pada 2023, jumlah ini meningkat 185 dari tahun sebelumnya.

Baca juga: Cara Menerapkan Slow Fashion, Lebih Hemat dan Berkelanjutan

Perusahaan ini menghasilkan pendapatan yang setara dengan H&M, meskipun di bawah Inditex yang menaungi Zara. Meski begitu Shein tidak menyerah, mereka menargetkan pendapatan lebih dari dua kali lipat menjadi US$58,5 miliar pada 2025 mendatang.

Shein diunduh sebanyak 238 juta kali pada 2023. Penggunanya berasal dari India dan Arab Saudi, namun dalam dua tahun terakhir Brasil, Meksiko, dan AS telah menjadi pasar terbesarnya. Sampai saat ini diperkirakan terdapat 88,8 juta pembeli aktif, di mana 17,3 juta di antaranya berdomisili di AS.

Shein telah mengirimkan produknya ke lebih dari 220 negara di seluruh dunia, dengan gudang besarnya yang berlokasi di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia. Perusahaan ini kabarnya akan melakukan IPO (initial public offering), mereka akan sebesar melepas US$68 miliar saham pada 2024.
 

Profil Chris Xu Pendiri Shein

Chris Xu merupakan sosok penting di balik kesuksesan Shein. Pakaian-pakaian trendi yang dijualnya dengan harga murah tersebut membuatnya menjadi miliarder. Pria kelahiran provinsi Shandong pada 1984 tersebutmenempuh pendidikan di Universitas Sains dan Teknologi Qingdao.

Kariernya dimulai pada 2007, Chris Xu pindah ke Nanjing untuk bekerja di perusahaan konsultan pemasaran terpadu, Nanjing Aodao Information Technology Co, di mana dia mengkhususkan diri dalam SEO.

Berbekal pengalaman kerjanya di perusahaan tersebut, Chris Xu mulai mengenal nilai komersial barang-barang China di pasar internasional. Akhirnya dia meninggalkan Nanjing Aodao dan mulai membangun toko ritel daringnya, yakni SHELNSIDE yang kini dikenal sebagai Shein. 

SHELNSIDE atau Shein diperkenalkan sebagai platform e-commerce yang menawarkan harga murah untuk berbagai macam produk seperti pakaian barat, perhiasan, alas kaki, tas, aksesoris lainnya untuk wanita, pria, dan anak-anak. Dengan markas besar yang berlokasi di Shenzen, Shein melakukan produksi besar-besaran lebih dari 10.000 produk baru setiap bulannya. 

Chris Xu kemudian menemukan fakta bahwa gaun pengantin merupakan salah satu produk yang paling banyak dicari di pasar internasional. Akhirnya dia mengembangkan strategi inovatifnya dalam menentukan harga, tren dan preferensi mode, serta keterlibatan desainer dari seluruh dunia.

Dua tahun sejak didirikannya Shein, Chris Xu mengembangkan komunitas yang terdiri dari 800 desainer dan staff lainnya yang bekerja dalam sistem produksi dan pengiriman super cepat. Berkat kesuksesannya saat itu, dia memiliki kekayaan hingga US$5,4 miliar. Berdasarkan laporan Forbes, dia dinonbatkan sebagai miliarder pendatang baru.

Namun, mengingat Shein adalah brand fast-fashion yang tidak berkelanjutan, tentu ada banyak sekali kontroversi yang ditimbulkan terkait lingkungan. Pakaian-pakaian ini tidak tahan lama, bisa dibuang setelah beberapa kali dipakai sehingga lama kelamaan akan menjadi timbunan limbah tekstil.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

4 Jenis Tirai Berdasarkan Fungsinya, dari Curtains sampai Shades

BERIKUTNYA

Pertunjukan Teater Musikal Keluarga Cemara Meraih Lebih dari 20.000 Penonton

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: