Susanti Dewi (Sumber gambar: Poplicist)

Produser Susanti Dewi di BIFAN 2024: Film Indonesia Tengah Jadi Sorotan Dunia

11 July 2024   |   18:25 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Era baru perfilman Indonesia mulai menjajaki periode penting. Dalam babak baru ini, sineas-sineas lokal makin gencar menjalin kerja sama maupun ko-produksi dengan ekosistem global. Kesempatan yang muncul tak hanya dalam hal investasi, tetapi juga distribusi.

Menggeliatnya kolaborasi sineas Indonesia dengan ekosistem global tentu membawa kabar baik bagi perfilman dalam negeri. Tak hanya akses pendanaan yang lebih luas, tetapi kesempatan tayang di berbagai negara lain juga lebih terbuka.

Produser Susanti Dewi baru-baru ini membawa project film terbarunya berjudul Virgin Bash ke dalam gelaran Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN). Film yang akan disutradarai Randolp Zaini ini mendapat kesempatan presentasi di program NAFF Project Spotlight BIFAN 2024.

Baca juga:  8 Film Indonesia Dapat Sorotan di Festival Film BIFAN Korea Selatan

Santi tak sendiri, ada empat produser lain dari Indonesia yang berkesempatan memperkenalkan project terbarunya ke ekosistem global. Mereka adalah Perlita Desiani dengan The Hidden Flower, Ifa Isfansyah dengan Mad of Madness, Mandy Marahimin dengan Into the Woods, dan Lies Nanci Supangkat dengan Dancing Gale.

Santi mengatakan selama gelaran NAFF Project Spotlight berlangsung selama tiga hari, para sineas diberikan platform untuk bertemu dengan investor, co-produser, sales agent, distributor, dan pihak festival internasional.

“Selain itu, kami juga melakukan public pitching project di depan audience dan meeting dengan juri untuk menjelaskan lebih lanjut tentang film yang dibawa, dalam hal ini kami membawa Pesta Dara (Virgin Bash),” jelas Santi kepada Hypeabis.id, Kamis (11/7/2024).

Santi menjelaskan pihaknya membawa project film Virgin Bash ke BIFAN karena festival ini memiliki program yang mengkhususkan pada genre fantastis. Lantaran filmnya bergenre thriller/slasher, dirinya pun akhirnya memutuskan membawa Virgin Bash untuk berkenalan dengan calon kolaborator internasional di festival ini.

Di BIFAN, project film ini mendapat penghargaan Mocha Chai Award. Dengan memenangkan kategori ini, filmnya mendapat pendanaan sebesar US$35.000 berupa penggunaan service dan fasilitas post produksi di Singapura, yakni Mocha Chai Lab. Bentuk spesifiknya adalah color grading, sound mixing, dan VFX.

“Utamanya kami mengirimkan project ini ke Bifan karena programnya mengkhususkan pada genre fantastis. Namun, memenangkan award adalah penambah semangat kami karena pengakuan program internasional bergengsi ini. Kami tentu sangat bangga dengan award ini,” imbuhnya.

Selain Virgin Bash, Dancing Gale juga berhasil mendapat penghargaan DHL Award. Lalu, project film Indonesia lain, The Heirlooms, juga berhasil meraih Bucheon Award.
 

Menurut Santi, program seperti NAFF Project Spotlight merupakan wadah yang penting bagi para sineas, termasuk dari Indonesia. Dirinya pun mendorong agar makin banyak sineas yang mengikuti program serupa di berbagai festival internasional.

Pasalnya, melalui keikutsertaan di program pitching maupun market seperti ini, project film Indonesia bisa diperkenalkan dan mendapat exposure di lever internasional. Event semacam ini juga membawa dampak lain yang lebih luas, yakni terbukanya akses kolaborasi lintas negara.

“Film Indonesia sedang menjadi perhatian dunia, dengan cerita yang menarik dan eksekusi yang sangat baik. Industri perfilmannya juga kian berkembang. Banyak pihak ingin berkolaborasi dengan film Indonesia,” tuturnya.

Setelah di BIFAN, Santi merencanakan project film Virgin Bash akan kembali berkeliling ke beberapa event serupa, sembari mencari partner investor maupun co-produser dari internasional.

Mengutip laman resmi BIFAN, film Virgin Bash direncanakan hadir dengan format 4K dengan perkiraan 100 menit. Mengambil genre Thriller dan Drama, film ini mendapat sentuhan penulisan naskah dari Randolph Zaini dan Sarah Rizkina.

Film ini bercerita tentang mimpi Suci tentang pernikahan yang sempurna harus hancur saat dia mengetahui perselingkuhan mendiang ayahnya. Di tengah kekacauan, sahabat-sahabatnya merencanakan pesta lajang di sebuah vila terpencil.

Malam berubah menjadi mematikan saat mereka bertemu seorang wanita yang terpenjara, yang memperingatkan mereka tentang pria gila. Menghadapinya berujung pada kekacauan yang akhirnya mengajari Suci tentang rumitnya pernikahan.

Baca juga:  3 Proyek Film Indonesia Sabet Penghargaan di Festival Film Busan 2024

Editor: Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Resensi Buku I Do, Menciptakan Pernikahan Sehat lewat Metode Konstelasi Keluarga

BERIKUTNYA

Dibanderol Mulai Rp26 Juta, Cek Fitur Baru di Galaxy Z Fold 6

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: