Mengulik Peluang Bisnis Beras, Banyak Gen Z Tertarik?
10 July 2024 |
15:24 WIB
Pada era ketika generasi Z cenderung memilih karier di bidang teknologi dan industri kreatif, masih ada beberapa di antaranya yang tak ikut arus utama. Aqsa Muflihan (22), seorang mahasiswa semester 6, menempuh jalur yang berbeda dengan memilih dunia bisnis, khususnya sektor industri pangan.
Aqsa sudah akrab dengan bisnis beras sejak 2022, terinspirasi oleh ayahnya yang sudah lama berkecimpung dalam penjualan beras. Dari ayahnya, dia belajar pentingnya menjaga kualitas dan memperhatikan pelanggan, serta keterampilan menjalankan bisnis.
Meskipun masih mahasiswa, Aqsa tidak ragu untuk terjun langsung ke dunia bisnis. Dia memulai dengan skala kecil, menjual beras berkualitas tinggi kepada teman-temannya di kampus dan tetangga sekitar. Baginya, bisnis ini bukan hanya soal mencari keuntungan, tetapi memberikan nilai tambah bagi konsumen melalui produk berkualitas dan layanan yang baik.
Baca juga: Mengulik Bisnis Outfit Gaul Anak Muda lewat Kreatif Custom
Pada 2022, dia memutuskan untuk membuka toko beras sendiri, didorong oleh sosok ayahnya yang giat berdagang. "Orang tua memiliki peran besar dalam hidup saya. Sejak kecil, mereka sudah memberi dukungan dan bimbingan, terutama dalam bidang usaha. Orang tua dan kakek saya sangat berperan dalam keputusan saya untuk memulai bisnis ini," ungkap Aqsa.
Pada era serba digital seperti sekarang, Aqsa memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan bisnisnya dengan menjual beras melalui platform penjualan online atau e-commerce. Dengan layanan lokapasar, Aqsa dapat menjual berasnya langsung kepada konsumen tanpa dibatasi oleh lokasi geografis.
"Saya menyadari pentingnya teknologi dalam dunia bisnis saat ini. Oleh karena itu, saya memanfaatkan peluang yang ada dengan menggunakan teknologi digital untuk bersaing dengan kompetitor," lanjutnya.
Tentu saja, menjalankan bisnis sambil kuliah bukanlah tugas yang mudah. Aqsa harus pintar mengatur waktu antara tanggung jawab akademis dan mengelola tokonya. Dia perlu memastikan keduanya berjalan dengan baik tanpa saling mengganggu, yang menuntut disiplin tinggi dan manajemen waktu yang efektif.
"Tantangan pertama yang saya hadapi adalah masalah waktu. Sebagai mahasiswa, saya harus membagi waktu antara kuliah dan bisnis. Selain itu, saya juga sering terlibat dalam fotografi, seperti photoshoot studio, yang memerlukan banyak waktu," jelas Aqsa.
Sebagai makanan pokok, beras merupakan kebutuhan yang harus tersedia di rumah, sehingga pendapatan yang diperoleh Aqsa pun cukup tinggi. Dalam sebulan, dia mendapatkan omzet sekitar Rp150 juta hingga Rp200 juta. "Saya memperkirakan keuntungan bulanan sekitar Rp100-200 juta, dengan margin sekitar 10-20 persen. Dari keuntungan tersebut, laba bersih yang saya dapatkan sekitar Rp15-20 juta per bulan," ungkapnya.
Aqsa juga menekankan pentingnya memperhatikan beberapa aspek sebelum membuka toko beras. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi lingkungan sekitar toko, apakah ramai atau tidak, serta kebutuhan tenaga kerja.
"Ketika mempertimbangkan modal awal, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Pertama, jumlah modal yang dibutuhkan. Kedua, tenaga kerja yang diperlukan. Saya memperkirakan modal awal yang diperlukan berkisar antara Rp30 juta hingga Rp100 juta," jelasnya.
Baca juga: Peluang Menjanjikan Bisnis Baju Pernikahan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Aqsa sudah akrab dengan bisnis beras sejak 2022, terinspirasi oleh ayahnya yang sudah lama berkecimpung dalam penjualan beras. Dari ayahnya, dia belajar pentingnya menjaga kualitas dan memperhatikan pelanggan, serta keterampilan menjalankan bisnis.
Meskipun masih mahasiswa, Aqsa tidak ragu untuk terjun langsung ke dunia bisnis. Dia memulai dengan skala kecil, menjual beras berkualitas tinggi kepada teman-temannya di kampus dan tetangga sekitar. Baginya, bisnis ini bukan hanya soal mencari keuntungan, tetapi memberikan nilai tambah bagi konsumen melalui produk berkualitas dan layanan yang baik.
Baca juga: Mengulik Bisnis Outfit Gaul Anak Muda lewat Kreatif Custom
Pada 2022, dia memutuskan untuk membuka toko beras sendiri, didorong oleh sosok ayahnya yang giat berdagang. "Orang tua memiliki peran besar dalam hidup saya. Sejak kecil, mereka sudah memberi dukungan dan bimbingan, terutama dalam bidang usaha. Orang tua dan kakek saya sangat berperan dalam keputusan saya untuk memulai bisnis ini," ungkap Aqsa.
Pada era serba digital seperti sekarang, Aqsa memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan bisnisnya dengan menjual beras melalui platform penjualan online atau e-commerce. Dengan layanan lokapasar, Aqsa dapat menjual berasnya langsung kepada konsumen tanpa dibatasi oleh lokasi geografis.
"Saya menyadari pentingnya teknologi dalam dunia bisnis saat ini. Oleh karena itu, saya memanfaatkan peluang yang ada dengan menggunakan teknologi digital untuk bersaing dengan kompetitor," lanjutnya.
Ilustrasi bisnis beras (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Rachman)
"Tantangan pertama yang saya hadapi adalah masalah waktu. Sebagai mahasiswa, saya harus membagi waktu antara kuliah dan bisnis. Selain itu, saya juga sering terlibat dalam fotografi, seperti photoshoot studio, yang memerlukan banyak waktu," jelas Aqsa.
Sebagai makanan pokok, beras merupakan kebutuhan yang harus tersedia di rumah, sehingga pendapatan yang diperoleh Aqsa pun cukup tinggi. Dalam sebulan, dia mendapatkan omzet sekitar Rp150 juta hingga Rp200 juta. "Saya memperkirakan keuntungan bulanan sekitar Rp100-200 juta, dengan margin sekitar 10-20 persen. Dari keuntungan tersebut, laba bersih yang saya dapatkan sekitar Rp15-20 juta per bulan," ungkapnya.
Aqsa juga menekankan pentingnya memperhatikan beberapa aspek sebelum membuka toko beras. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi lingkungan sekitar toko, apakah ramai atau tidak, serta kebutuhan tenaga kerja.
"Ketika mempertimbangkan modal awal, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Pertama, jumlah modal yang dibutuhkan. Kedua, tenaga kerja yang diperlukan. Saya memperkirakan modal awal yang diperlukan berkisar antara Rp30 juta hingga Rp100 juta," jelasnya.
Baca juga: Peluang Menjanjikan Bisnis Baju Pernikahan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.