Ilustrasi usaha UMKM. (Dok. Kampus Production dari Pexels)

Dua Pengusaha Muda Ini Berbagi Inspirasi Bisnis Menghadapi Pandemi

25 July 2021   |   21:33 WIB

Like
Masa pandemi telah mengubah banyak dalam segi industri perdagangan, enggak terkecuali Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan tren perkembangan teknologi yang mengubah perilaku konsumen untuk lebih banyak bertransaksi secara digital dan daring, para pelaku usaha dituntut untuk bisa mengikuti perubahan yang cepat tersebut.

Perubahan yang cepat ini terjadi dalam seluruh aspek, mulai dari proses kerja, produk yang dipasarkan, teknik pemasaran, hingga sumber daya manusia yang ada di dalam sebuah usaha. Inilah yang membuat pelaku usaha terus membuat strategi untuk tetap mempertahankan usahanya selama pandemi Covid-19.

Kejadian ini terjadi pada dua pengusaha UMKM yang sama-sama bekerja di bidang industri makanan dan minuman, yaitu Triyono selaku pengurus Koperasi Koerintji Barokah Bersama di Jambi yang memproduksi bahan mentah kopi Arabika yang dijual di dalam negeri dan luar negeri dan Albert Suproyogi yang merupakan pem‎ilik usaha Agung Ngoro yang memproduksi minuman seperti coffee beer, limun temulawak dan sarsaparila.

Sebagai pengusaha UMKM di bidang produksi kopi, hambatan yang dialami saat pandemi adalah masalah sinyal yang dibutuhkan dalam pertemuan daring. Menurutnya, hal tersebut merupakan kendala utama yang cukup mengganggu tetapi masih bisa diatasi dengan baik.

Akan tetapi, hal ini tidak memengaruhi dalam upayanya mengembangkan Kopi Koerintji Barokah, di mana dia menitikberatkan konsistensi untuk menjaga kualitas sesuai dengan standar pemeriksaan kualitas (quality control atau QC) yang ketat dalam proses operasinya. Selain itu, dia juga mengatakan beberapa strategi lainnya seperti komunikasi langsung kepada pembeli.

"Menjangkau langsung ke pembeli atau roastery dan tidak pakai broker supaya bisa dapat feedback yang lebih cepat dan membangun komunikasi yang efektif antara klien dan produsen," jelasnya dalam sesi webinar Obrolan UMKM Hebat, Minggu (25/7).

Pengurus Koperasi Koerintji Barokah Bersama, Triyono. (Dok. Laurensia Felise/Hypeabis.id)

Pengurus Koperasi Koerintji Barokah Bersama, Triyono. (Dok. Laurensia Felise/Hypeabis.id)

Pem‎ilik usaha Agung Ngoro, Albert Suproyogi. (Dok. Laurensia Felise/Hypeabis.id)

Pem‎ilik usaha Agung Ngoro, Albert Suproyogi. (Dok. Laurensia Felise/Hypeabis.id)

Selain Triyono, ada juga Albert Suproyogi yang juga berbagi cerita tentang usaha keluarganya yang bergerak di bidang produksi minuman. Bisnis keluarga bernama Agung Ngoro yang telah dirintis sejak tahun 1963 oleh neneknya di Jombang, Jawa Timur.

Pada masa pandemi, hambatan yang justru dia temui adalah peralihan digital yang belum bisa diadaptasi oleh sebagian pembelinya meski ada yang sudah sadar akan keseluruhan pemasaran dan transaksi secara digital dan daring.

"Awalnya bingung, tapi seiring berjalannya waktu perubahannya (shifting) lebih cepat. [Meski] belum semua orang lancar menggunakan digital ini, tapi saya yakin perkembangannya lebih baik," tutur Albert.

Tak hanya itu, dia juga bercerita bahwa sebagai salah satu bisnis yang dibina oleh institusi tertentu, dia mendapatkan berbagai pengetahuan tentang marketing digital, promosi, manajemen usaha serta mendapatkan berbagai ilmu dan masukan dari pakar yang menjadi pembicara dalam sesi pelatihan UMKM.

Dengan adanya pelatihan dan kemitraan, dia berharap untuk tetap bisa belajar meski brand yang dia miliki saat ini merupakan brand kecil. Selain itu, dia juga mengharapkan adanya kolaborasi dengan brand lain agar bisa menjangkau audiens yang lebih besar sehingga menimbulkan brand awareness kepada masyarakat. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Meraih Medali Perak dalam Olimpiade Tokyo, Eko Yuli Minta Maaf

BERIKUTNYA

Ayah Bunda, Ajak Anak untuk Kelola Sampah Yuk!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: