Toeti Heraty (sumber gambar: Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)

Mengupas Sisi Lain Toeti Heraty di Mata Arsitek, Seniman & Sastrawan

07 July 2024   |   12:27 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Bagi penikmat sastra dan kesenian, nama Toeti Heraty bukanlah sosok kaleng-kaleng. Cendekiawan sekaligus doktor filsafat perempuan pertama di Indonesia itu adalah sosok yang berpengaruh dalam perkembangan sastra, filsafat, dan gerakan feminisme di Tanah Air.

Tak heran jika dia dikenal sebagai sosok yang turut memperluas wawasan di bidang kebudayaan, khususnya kesenian. Ini terbukti dengan dia mendirikan mendirikan dan mengelola galeri seni Cemara 6 Cemara dan Toeti Heraty Museum untuk memajukan seni rupa.

Untuk mengenang sekaligus mengapresiasi kiprahnya, Cemara 6 Galeri dan Toeti Heraty Museum menggelar bincang karya dan kiprahnya di dunia kesenian pada Sabtu (6/7/24). Acara ini merupakan bagian dari pameran arsip Aku dalam Budaya, yang digelar 14 Juni-14 Juli 2024 di Cemara 6 Galeri, Jakarta. 

Baca juga: Mengenang Toeti Heraty, Sosok Cendekiawan Perempuan & Patron Seni Rupa Indonesia

Arsitek Yori Antar, mengenang Toeti Heraty sebagai sosok yang memiliki disiplin tinggi dan pikiran visioner. Yori mengaku mengenal perempuan kelahiran 27 November 1933 itu, dari ayahnya, Han Awal. Persinggungan keduanya terjadi saat mereka tergabung dalam kelompok Lingkaran Warisan Kota Tua Jakarta (LINGWA).

Momen kedekatan Yori dan Toeti berlangsung saat dia merevitalisasi Masjid Muara Angke yang dipugar pada 1951. Setelah itu, mereka juga mencoba untuk merevitalisasi berbagai cagar budaya di Jakarta, seperti Toko Kompak di Pasar Baru, gudang zaman Belanda di, dan berbagai tempat lain di Tanah Air.

"Saya sempat ditunjuk oleh Bu Toeti untuk menjadi dosen arsitektur tradisional di mana Bu Dolorosa Sinaga diangkat sebagai dekannya. Namun, mimpi itu belum sempat terwujud," katanya.
 

Suasana Diskusi dan Bincang Karya Toeti Heraty

Suasana Diskusi dan Bincang Karya Toeti Heraty  (sumber gambar: Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)

Selaras, Dolorosa Sinaga juga mengenang seorang Toeti Heraty sebagai sosok yang luar biasa. Selain ikut andil dalam menentukan arah kebudayaan di Taman Ismail Marzuki, saat pertama kali dibentuk, penulis Calon Arang itu menurutnya juga perempuan yang bebas dan merdeka dalam berpikir.

Toeti yang pernah menjadi rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada 1990-1996 itu juga dikenal dikenal peka terhadap keadaan tenaga pendidik. Ini terjadi setelah seminggu Dolorosa diangkat sebagai dekan Fakultas Seni Rupa IKJ. Toeti memanggilnya untuk menghadap, dan menanyakan gaji yang diterima para pegawai.

Setelah semua pihak rektorat dipanggil, dan mengetahui honor yang diterima sangat minim, sang rektor pun marah dan mengubah gaji tersebut. Momen inilah yang menurut Dolorosa cukup banyak mengubah lanskap pendidikan di IKJ, terutama dari segi kesejahteraan pegawai.

"Dari sinilah menurut saya reformasi di dunia pendidikan IKJ dimulai. Bu Toeti melihat bahwa yang paling dasar dari seorang pendidik adalah mereka harus lebih dulu sejahtera. Ini agar mereka fokus mengajar dan tidak mencari duit ke mana-mana," katanya.

Sementara itu, Ni Made Purnama Sari, mengaku meski tidak bersentuhan langsung dengan Toeti Heraty, tapi karya-karyanya cukup banyak mempengaruhinya dalam kepenulisan. Penulis asal Bali, itu mengungkap momen pertemuannya dengan karya Toeti terjadi saat kuliah di Universitas Indonesia.

Penulis buku Kalamata, itu menjelaskan dalam dunia kepenyairan, sosok Toeti Heraty adalah penyair yang kerap menuliskan bentuk perlawanan secara bebas tanpa menggunakan kata-kata bersayap atau metafora. Oleh karena itu puisi-puisinya juga sangat jujur dan terkesan apa adanya meski yang ditulis seringkali bentuk-bentuk perlawanan pada identitas gender.

"Bu Toeti itu peka terhadap tradisi lisan. Dari sinilah dia menjadikannya pintu masuk sebagai karya untuk dikenalkan ke publik, terutama dalam mendaraskan feminisme. Ini dapat dilihat dari bagaimana penulis memaknai cerita rakyat Calon Arang dari sudut pandang perempuan," katanya. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

25 Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 2024/1446 Hijriah

BERIKUTNYA

Profil Patricia Piccinini, Suguhkan Karya-karya Unik di Pameran Museum MACAN

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: