Mengenang Toeti Heraty, Sosok Cendekiawan Perempuan & Patron Seni Rupa Indonesia
21 January 2023 |
21:34 WIB
Nama Toeti Heraty tidak bisa dipisahkan dari khasanah ilmu dan budaya di Indonesia. Cendekiawan perempuan ini dikenal sebagai penyair, dosen, pakar filsafat, dan peminat benda seni yang banyak memberikan apresiasinya terhadap para seniman di Tanah Air dengan mengoleksi karya-karya mereka.
Tak heran jika dia dikenal sebagai sosok yang turut memperluas wawasan di bidang seni, dan dianggap sebagai salah satu patron dalam lanskap kebudayaan. Bahkan, banyak yang menjulukinya sebagai Ibu dari para seniman dan budayawan Indonesia.
Baca juga: Daniel Kho, Kemarahan yang Manis dan Virus Berbagi Kebahagiaan Lewat Karya Seni
Untuk mengenang sekaligus mengapresiasi atas kiprahnya tersebut, digelar diskusi dengan tema memperingati 89 tahun lahirnya penulis serta aktivis perempuan kebanggaan tersebut. Tak luput juga peran galeri dan museum yang didirikan, yakni Cemara 6 Galeri dan Toeti Heraty Museum turut membawa arah perubahan seni rupa di Tanah Air menjadi lebih baik.
Rifky Effendy, kurator pameran koleksi dan arsip Museum Toeti Heraty mengatakan, sosok perempuan yang sempat menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta itu memang tidak perlu diragukan lagi dalam arus kebudayaan. Di mana dia yang awalnya hanya seorang kolektor, lalu perlahan menjadi patron kesenian.
Terlebih, ratusan koleksi benda seni yang dimiliki oleh Toeti sebagian besar merupakan karya-karya yang jarang dikenal publik. Salah satunya adalah karya pelukis Salim yang lama menetap di Prancis, dan mencapai 54 karya lukis dengan aliran kubisme dan abstrak.
"Saya kira Bu Toeti itu selain sebagai kolektor seni juga memiliki ruang [galeri Cemara 6] yang sejak akhir 90-an tempat itu selalu aktif membuat diskusi, pameran, dan lainnya. Jadi kontribusinya jelas, selain koleksi karya seninya, dia juga memiliki rumah yang dijadikan sebagai oase kebudayaan," papar Rifky saat ditemui Hypeabis.id.
Awal kegandrungan Toeti Heraty terhadap karya seni bisa dilacak saat dia dihadiahi lukisan oleh seniman Mochtar Apin. Pada waktu itu Toeti sedang kuliah di Belanda dan Apin di Prancis. Keduanya bertemu saat hendak pulang ke Indonesia menggunakan kapal. Dari momen inilah akhirnya yang membuat Toeti banyak mengoleksi karya seni.
Hal itu sebagaimana dituturkan kritikus Bambang Bujono, yang mendengar langsung dari Toeti Heraty saat dia melakukan wawancara terhadapnya. Menurut wartawan senior itu, dari sinilah dia menduga Toeti mulai jatuh cinta saat setiap hari memandangi lukisan kubisme bertajuk Perahu (1959) karya dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
"Menurut saya, saat itu Bu Toeti belum memiliki minat terhadap seni rupa, ketika diberi hadiah oleh Mochtar Api itulah apresiasinya terhadap karya seni tumbuh. Dan itu pun dapat tercermin dari karya-karya lain yang dikoleksinya kelak," papar Bambang Bujono.
Selain itu, dalam pembacaannya, sosok Toeti Heraty sebenarnya lebih cocok dipanggil sebagai maesenas atau pelindung kebudayaan, alih-alih kolektor seni. Pasalnya dia lebih sering mengoleksi karya seni karena bentuk persahabatan tanpa unsur bisnis, dan sikap tolong menolongnya terhadap para seniman.
Sementara itu, Inda C. Noerhadi, Direktur Cemara 6 Galeri dan Museum berharap dengan banyaknya galeri atau museum seni di Indonesia agar terus memberi ruang edukasi pada masyarakat. Jadi, tidak hanya mengedepankan komersialisasi dan investasi semata.
Oleh karena itu, dalam diskusi yang menjadi bagian dari pameran 66 karya perupa koleksi karya Toeti Heraty itu, ke depannya dia akan terus memamerkan lagi karya-karya lain yang dikoleksi oleh Cemara 6 Galeri. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan karya-karya seniman Indonesia kepada masyarakat luas.
"Kami rencananya menyelenggarakan pameran koleksi yang kedua, di mana ada yang belum dipamerkan ke masyarakat. Karena ini memang jadi satu peluang untuk dibagikan ke publik sebagai upaya kami dalam membuat kajian terhadap koleksi," ujar Inda.
Baca juga: Bagaimana sih Cara Mengapresiasi Karya Seni? Simak Penjelasan Kurator Ini
Adapun, pameran koleksi Arsip dan Museum Toeti Heraty dibuka untuk umum pada 28 November 2022 hingga 28 Januari 2023. Karya-karya yang ditampilkan sebanyak 122 benda seni dari 66 perupa, yang terdiri dari 27 perupa perempuan dan 39 perupa laki-laki. Pameran tersebut juga merepresentasikan hubungan erat dan sejarah pengoleksian karya seni rupa yang masuk ke dalam kehidupan Toeti Heraty.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Tak heran jika dia dikenal sebagai sosok yang turut memperluas wawasan di bidang seni, dan dianggap sebagai salah satu patron dalam lanskap kebudayaan. Bahkan, banyak yang menjulukinya sebagai Ibu dari para seniman dan budayawan Indonesia.
Baca juga: Daniel Kho, Kemarahan yang Manis dan Virus Berbagi Kebahagiaan Lewat Karya Seni
Untuk mengenang sekaligus mengapresiasi atas kiprahnya tersebut, digelar diskusi dengan tema memperingati 89 tahun lahirnya penulis serta aktivis perempuan kebanggaan tersebut. Tak luput juga peran galeri dan museum yang didirikan, yakni Cemara 6 Galeri dan Toeti Heraty Museum turut membawa arah perubahan seni rupa di Tanah Air menjadi lebih baik.
Rifky Effendy, kurator pameran koleksi dan arsip Museum Toeti Heraty mengatakan, sosok perempuan yang sempat menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta itu memang tidak perlu diragukan lagi dalam arus kebudayaan. Di mana dia yang awalnya hanya seorang kolektor, lalu perlahan menjadi patron kesenian.
Terlebih, ratusan koleksi benda seni yang dimiliki oleh Toeti sebagian besar merupakan karya-karya yang jarang dikenal publik. Salah satunya adalah karya pelukis Salim yang lama menetap di Prancis, dan mencapai 54 karya lukis dengan aliran kubisme dan abstrak.
"Saya kira Bu Toeti itu selain sebagai kolektor seni juga memiliki ruang [galeri Cemara 6] yang sejak akhir 90-an tempat itu selalu aktif membuat diskusi, pameran, dan lainnya. Jadi kontribusinya jelas, selain koleksi karya seninya, dia juga memiliki rumah yang dijadikan sebagai oase kebudayaan," papar Rifky saat ditemui Hypeabis.id.
Maesenas dan Peran Galeri Terhadap Masyarakat
Awal kegandrungan Toeti Heraty terhadap karya seni bisa dilacak saat dia dihadiahi lukisan oleh seniman Mochtar Apin. Pada waktu itu Toeti sedang kuliah di Belanda dan Apin di Prancis. Keduanya bertemu saat hendak pulang ke Indonesia menggunakan kapal. Dari momen inilah akhirnya yang membuat Toeti banyak mengoleksi karya seni.Hal itu sebagaimana dituturkan kritikus Bambang Bujono, yang mendengar langsung dari Toeti Heraty saat dia melakukan wawancara terhadapnya. Menurut wartawan senior itu, dari sinilah dia menduga Toeti mulai jatuh cinta saat setiap hari memandangi lukisan kubisme bertajuk Perahu (1959) karya dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
"Menurut saya, saat itu Bu Toeti belum memiliki minat terhadap seni rupa, ketika diberi hadiah oleh Mochtar Api itulah apresiasinya terhadap karya seni tumbuh. Dan itu pun dapat tercermin dari karya-karya lain yang dikoleksinya kelak," papar Bambang Bujono.
Diskusi Tentang Koleksi, Peran Galeri-Museum dan Sosok Toeti Heraty (sumber gambar Prasetyo Agung)
Selain itu, dalam pembacaannya, sosok Toeti Heraty sebenarnya lebih cocok dipanggil sebagai maesenas atau pelindung kebudayaan, alih-alih kolektor seni. Pasalnya dia lebih sering mengoleksi karya seni karena bentuk persahabatan tanpa unsur bisnis, dan sikap tolong menolongnya terhadap para seniman.
Sementara itu, Inda C. Noerhadi, Direktur Cemara 6 Galeri dan Museum berharap dengan banyaknya galeri atau museum seni di Indonesia agar terus memberi ruang edukasi pada masyarakat. Jadi, tidak hanya mengedepankan komersialisasi dan investasi semata.
Oleh karena itu, dalam diskusi yang menjadi bagian dari pameran 66 karya perupa koleksi karya Toeti Heraty itu, ke depannya dia akan terus memamerkan lagi karya-karya lain yang dikoleksi oleh Cemara 6 Galeri. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan karya-karya seniman Indonesia kepada masyarakat luas.
"Kami rencananya menyelenggarakan pameran koleksi yang kedua, di mana ada yang belum dipamerkan ke masyarakat. Karena ini memang jadi satu peluang untuk dibagikan ke publik sebagai upaya kami dalam membuat kajian terhadap koleksi," ujar Inda.
Baca juga: Bagaimana sih Cara Mengapresiasi Karya Seni? Simak Penjelasan Kurator Ini
Adapun, pameran koleksi Arsip dan Museum Toeti Heraty dibuka untuk umum pada 28 November 2022 hingga 28 Januari 2023. Karya-karya yang ditampilkan sebanyak 122 benda seni dari 66 perupa, yang terdiri dari 27 perupa perempuan dan 39 perupa laki-laki. Pameran tersebut juga merepresentasikan hubungan erat dan sejarah pengoleksian karya seni rupa yang masuk ke dalam kehidupan Toeti Heraty.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.