Ilustrasi seseorang terserang batuk. (Sumber gambar: Annie Spratt/Unsplash)

Kenali Jenis & Penyebab Batuk: Berdahak, Kering, hingga Psikogenik

27 June 2024   |   07:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Batuk adalah masalah kesehatan yang tergolong ringan, sehingga banyak orang melakukan swamedikasi alias pengobatan sendiri saat mengalaminya. Namun, tindakan swamedikasi bisa berbahaya jika tidak dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk mengenali berbagai jenis batuk dan cara penanganannya yang tepat. 

Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS St. Elisabeth Bekasi Patriotika Ismail menjelaskan batuk adalah tindakan refleks dari saluran pernapasan yang digunakan untuk membersihkan saluran napas atas. Di negara berkembang yang kebiasaan merokok warganya terbilang tinggi seperti Indonesia, paparnya, batuk adalah gangguan kesehatan yang levelnya bisa beragam.

Baca juga: 5 Resep Sup Mudah Dibuat untuk Meredakan Batuk Pilek

Dari yang akut karena kualitas udara yang buruk, iritasi asap rokok dan alergen yang terkandung dalam udara yang terhirup, common cold, hingga batuk kronik akibat penyakit paru-paru. "Setiap orang bisa terkena batuk, apapun jenisnya, jika ini terjadi pada orang terdekat, sebaiknya jangan curiga dulu. Ada baiknya jika diselidiki penyebabnya agar bisa ditangani dengan tepat," katanya.

Dokter yang akrab dipanggil Rio ini menerangkan pada musim pancaroba, penyebab terbanyak batuk adalah Infeksi virus pada saluran pernapasan, atau biasa dikenal dengan batuk pilek. Beberapa faktor pemicu kondisi ini antara lain aktivitas di tempat umum, daya tahan tubuh yang menurun, kebiasaan merokok, dan suhu udara dingin.

"Penyebab dan jenis batuk bisa berbeda-beda, tetapi yang patut diperhatikan adalah jika batuk sudah dialami lebih dari 2 minggu termasuk batuk kronis, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter,” jelasnya.
 

Ilustrasi seseorang terserang batuk. (Sumber gambar: Vlada Karpovic/Pexels)

Ilustrasi seseorang terserang batuk. (Sumber gambar: Vlada Karpovic/Pexels)

Jenis & Penyebab Batuk
Ada beberapa jenis batuk serta penyebabnya yang perlu diketahui, untuk penanganan yang tepat. Dokter Rio menjelaskan batuk yang sifatnya akut atau berlangsung hanya beberapa hari sampai 2 minggu adalah jenis batuk yang paling umum dialami. Biasanya, jenisnya adalah batuk produktif (batuk berdahak), dan batuk nonproduktif (batuk kering).

Kedua batuk ini jamak terjadi sebagai gejala awal penyakit lain seperti flu, atau iritasi saluran napas akibat polusi udara, alergi zat tertentu, dan asap rokok. Kedua tipe batuk ini biasanya dapat mereda dengan swamedikasi obat batuk over the counter (OTC) alias dijual bebas, atau tablet hisap untuk batuk kering. 

Meski tergolong sebagai jenis batuk yang sering dialami, baik batuk produktif maupun nonproduktif perlu diwaspadai lebih jika hanya berlangsung pada malam hari (nokturnal). Pasalnya, hal ini bisa menjadi gejala acid reflux atau asam lambung yang naik ke saluran pernapasan. "Jika waktu malam Anda terganggu batuk berminggu-minggu, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter," katanya.

Selain itu, ada pula batuk psikogenik, batuk yang bukan disebabkan oleh penyakit fisik, tapi disebabkan ketika kecemasan dan rasa panik terjadi pada pikiran dan tubuh. Dokter Rio menjelaskan batuk psikogenik sering juga disebut habit cough atau batuk kebiasaan adalah situasi yang membuat gugup, panik dan tidak nyaman, udara dingin, bahkan jika di sekitarnya ada orang batuk bisa menyebabkan tercetusnya batuk seperti ini.

"Habit cough umumnya tidak berdahak, tidak berespons terhadap terapi konvensional, namun tidak berbahaya. Batuk akan membaik jika masalah psikologis teratasi," terang dia.

Terkait hal ini, Dokter Rio mengingatkan masyarakat untuk jangan lengah mewaspadai tanda-tanda batuk kronis dan batuk yang disebabkan penyakit yang menyerang paru-paru. Jika batuk terasa parah disertai demam, menyebabkan sulit bernapas, nyeri dada, sulit makan, terdapat penurunan berat badan, bahkan mengeluarkan darah, bisa jadi penyebabnya adalah chronic obstructive pulmonary disease (COPD), batuk rejan (pertussis), atau bahkan tuberkulosis atau TB.

"Karena itu jangan lalai menangani gejala-gejala parah, terutama jika batuk sudah dialami menetap selama lebih dari dua minggu,” jelasnya.

Batuk acapkali menjadi keluhah kesehatan yang ditangani secara swamedikasi alias melakukan pengobatan sendiri. Kendati demikian, Dokter Medis PT Bintang Toedjoe Elizabeth Angelina Tjandra menyarankan untuk tetap bijak dalam memilih obat untuk swamedikasi.

Untuk meredakan batuk akut, perhatikan untuk mengonsumsi obat-obat yang memang diperuntukkan untuk dijual bebas (OTC) untuk batuk dan menggunakannya sesuai dosis yang dianjurkan di kemasan. Selain itu, hindari membeli sendiri obat-obatan yang tidak dijual bebas dan obat yang memerlukan resep dari dokter.

"Kini ada obat batuk dengan kemasan satu dosis dan praktis untuk dibawa dan dikonsumsi, karena itu sebaiknya pilih obat OTC yang sesuai dengan aktivitas," imbuhnya.

Baca juga: 5 Resep Clear Soup untuk Redakan Batuk & Flu

Editor: Dika Irawan
 

SEBELUMNYA

7 Rekomedasi Curug di Bogor Yang Memiliki Keindahan Alam Menakjubkan

BERIKUTNYA

Mengubah-ubah Warna Rambut, Antara Kepercayaan Diri dan Risiko Kesehatan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: