5 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Defisit Kalori
27 June 2024 |
21:21 WIB
Meski banyak sekali tren diet yang selalu bermunculan, defisit kalori tetap menjadi teknik diet yang terbukti efektif secara medis. Ini berkat konsepnya yang sangat sederhana dan mudah dipahami, dimana Genhype harus makan dan minum di bawah target asupan kalori harian.
Menurut Healthline, defisit kalori akan memprogram tubuh untuk menggunakan cadangan lemaknya sebagai energi dan bukan dari makanan itu sendiri. Oleh karena itu, lapisan lemak akan mulai terkikis, dan diikuti oleh penurunan berat badan.
Baca juga: Resep Grilled Chicken Potato & Spinach Rendah Kalori, Cocok untuk Menu Diet
Setiap orang memiliki target kalori harian yang berbeda, maka dari itu kalkulasi terlebih dahulu dengan kalkulator khusus menghitung kalori. Jika sudah, simak 5 hal penting yang harus diperhatikan selama menjalani proses defisit kalori dari berbagai sumber:
Jika tidak diperhatikan dengan baik, hal ini dapat mengganggu proses defisit kalori Genhype, menyebabkan rasa kurang kenyang, masalah pencernaan, dan bahkan lonjakan gula darah. Untuk itu, ketahui kandungan kalori dan porsi penyajian pada label kemasan makanan, dan perbanyak minum air putih.
Selain itu, serat juga memperlambat pencernaan, sehingga tubuh bisa memiliki waktu untuk menyerap nutrisi dengan lebih efisien. Ini berarti kamu dapat mengonsumsi lebih sedikit kalori, namun tetap merasa kenyang dan berenergi seharian.
Adapun, serat bisa mengatur kadar gula darah serta kolesterol dalam tubuh. Oleh karena itu, Biji chia, Artichoke, Raspberry, Alpukat, Brokoli, dan Gandum adalah beberapa contoh makanan berserat tinggi yang dapat dimasukkan ke dalam pola makan saat defisit kalori.
Hal ini dapat menyebabkan pergerakan makanan lebih lambat melalui saluran pencernaan, sehingga jumlah buang air besar menjadi jauh lebih sedikit. Untuk mengatasi konstipasi, selalu buat pola makan dengan nutrisi yang seimbang, serta berserat tinggi. Serta jangan lupa juga untuk meminum air yang cukup, setidaknya 3.7 liter agar selalu terhidrasi dan kenyang.
Jadi untuk mengatasi masalah ini, Genhype harus berkomitmen untuk menjalani proses defisit kalori. Khususnya membuat jadwal makan yang terstruktur, pola makan yang seimbang dan penuh nutrisi, serta berlatih secara konsisten.
Tanpa istirahat yang cukup, tubuh mungkin akan kesulitan menyesuaikan diri dengan tingkat energi yang baru. Sehingga menyebabkan kelelahan, penurunan motivasi, dan bahkan berpotensi menyebabkan penurunan berat badan jika tidak diperhatikan.
Baca juga: Panduan Diet Intermittent Fasting, Lebih dari Sekadar Defisit Kalori
Editor: Dika Irawan
Menurut Healthline, defisit kalori akan memprogram tubuh untuk menggunakan cadangan lemaknya sebagai energi dan bukan dari makanan itu sendiri. Oleh karena itu, lapisan lemak akan mulai terkikis, dan diikuti oleh penurunan berat badan.
Baca juga: Resep Grilled Chicken Potato & Spinach Rendah Kalori, Cocok untuk Menu Diet
Setiap orang memiliki target kalori harian yang berbeda, maka dari itu kalkulasi terlebih dahulu dengan kalkulator khusus menghitung kalori. Jika sudah, simak 5 hal penting yang harus diperhatikan selama menjalani proses defisit kalori dari berbagai sumber:
1. Kalori cair
Selain dari makanan, Genhype juga harus memperhatikan jumlah kalori dan kandungan yang ada dalam minuman. Meski terlihat rendah kalori, beberapa minuman malah memiliki kandungan kalori yang padat, biasanya dari gula dan karbohidrat.Jika tidak diperhatikan dengan baik, hal ini dapat mengganggu proses defisit kalori Genhype, menyebabkan rasa kurang kenyang, masalah pencernaan, dan bahkan lonjakan gula darah. Untuk itu, ketahui kandungan kalori dan porsi penyajian pada label kemasan makanan, dan perbanyak minum air putih.
2. Serat
Serat menjadi salah satu nutrisi paling penting untuk mempertahankan defisit kalori. Ketika Genhype mengkonsumsi makanan berserat tinggi, makanan tersebut mengambil lebih banyak ruang dalam perut, sehingga akan terasa kenyang lebih lama. Jadi ini akan mengurangi keinginan Genhype untuk ngemil.Selain itu, serat juga memperlambat pencernaan, sehingga tubuh bisa memiliki waktu untuk menyerap nutrisi dengan lebih efisien. Ini berarti kamu dapat mengonsumsi lebih sedikit kalori, namun tetap merasa kenyang dan berenergi seharian.
Adapun, serat bisa mengatur kadar gula darah serta kolesterol dalam tubuh. Oleh karena itu, Biji chia, Artichoke, Raspberry, Alpukat, Brokoli, dan Gandum adalah beberapa contoh makanan berserat tinggi yang dapat dimasukkan ke dalam pola makan saat defisit kalori.
3. Konstipasi
Serat juga berperan untuk melawan konstipasi, sakit perut yang sering terjadi saat menjalani defisit kalori. Masalah kesehatan ini terjadi karena tubuh dehidrasi dan tidak menerima nutrisi yang cukup untuk mempertahankan fungsi usus yang sehat.Hal ini dapat menyebabkan pergerakan makanan lebih lambat melalui saluran pencernaan, sehingga jumlah buang air besar menjadi jauh lebih sedikit. Untuk mengatasi konstipasi, selalu buat pola makan dengan nutrisi yang seimbang, serta berserat tinggi. Serta jangan lupa juga untuk meminum air yang cukup, setidaknya 3.7 liter agar selalu terhidrasi dan kenyang.
4. Perubahan mood mendadak
Selain konstipasi, perubahan mood mendadak juga umum terjadi selama menjalani defisit kalori. Ini karena tubuh masih menyesuaikan dengan gaya hidup baru seperti defisit kalori, yang menyebabkan fluktuasi kadar hormon dan gula darah, yang diikuti oleh kurangnya tenaga dan depresi.Jadi untuk mengatasi masalah ini, Genhype harus berkomitmen untuk menjalani proses defisit kalori. Khususnya membuat jadwal makan yang terstruktur, pola makan yang seimbang dan penuh nutrisi, serta berlatih secara konsisten.
5. Tidur dan istirahat yang cukup
Ketika Genhype menjalani defisit kalori, tubuh akan bekerja lebih keras untuk beradaptasi dengan asupan energi yang berkurang. Jadi, tidur dan istirahat yang cukup tentu dapat membantu tubuh pulih dari peningkatan aktivitas metabolisme ini.Tanpa istirahat yang cukup, tubuh mungkin akan kesulitan menyesuaikan diri dengan tingkat energi yang baru. Sehingga menyebabkan kelelahan, penurunan motivasi, dan bahkan berpotensi menyebabkan penurunan berat badan jika tidak diperhatikan.
Baca juga: Panduan Diet Intermittent Fasting, Lebih dari Sekadar Defisit Kalori
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.