Ilustrasi diet (sumber gambar: Freepik)

Panduan Diet Intermittent Fasting, Lebih dari Sekadar Defisit Kalori

06 January 2024   |   14:30 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Metode diet intermittent fasting belakangan kembali populer pada awal tahun ini. Seiring dengan resolusi untuk hidup lebih sehat, banyak orang memilih tipe diet ini untuk menjaga kondisi badannya tetap dalam keadaan fit dan memiliki proporsi yang ideal.

Ada beberapa alasan orang memilih tipe diet ini. Selain bisa membantu menurunkan berat badan menjadi lebih ideal, intermittent fasting juga dapat mendukung metabolisme tubuh menjadi lebih sehat.

Baca juga: Mengenal 3 Metode Intermittent Fasting, Diet yang Boleh Makan Apa Saja

Diet intermittent fasting juga termasuk yang mudah dilakukan. Fokus utama pada diet ini adalah mengatur pola makan dengan jeda waktu yang terjadwal. Konsep ini mirip dengan berpuasa, tetapi dengan aturan main yang sedikit berbeda.

Jika berpuasa orang benar-benar tidak boleh makan dan minum apa pun, intermittent fasting masih memperbolehkannya dengan beberapa catatan. Untuk air putih, kopi, dan minuman bebas kalori lainnya masih diperbolehkan dikonsumsi ketika puasa. Selain itu, tidak boleh.

Menurut Healthline, ada tiga keunggulan yang didapat ketika orang menerapkan diet ini. Kendati membutuhkan konsistensi dan kedisiplinan tinggi, diet ini bisa membantu mendapatkan kesehatan badan yang diinginkan.

Hal pertama yang paling terasa ialah bisa membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan metabolisme kesehatan. Ini adalah ciri khas diet pembatasan kalori, yakni punya bisa membantu penurunan berat badan sekaligus menstabilkan kesehatan metabolisme.

Kedua, diet ini bisa membantu mengubah gaya hidup sehat secara berkelanjutkan. Jenis diet ini jika dilakukan konsisten perlahan akan membantu menyederhanakan konsumsi harian. Dalam artian, hitungan kalori hingga kebutuhan tubuh akan berubah setelah cukup lama menjalani diet ini.

Ketiga, intermittent fasting akan membuat orang belajar tentang gizi makanan. Saat sedang berpuasa, tubuh akan memakai energi dari apa yang ada di dalam badan. Oleh karena itu, sangat penting mengonsumsi makanan bergizi guna menunjang diet ini. Pada akhirnya, orang jadi makin memperhatikan jenis makanan apa yang akan dikonsumsinya.

Melihat tiga kelebihan tersebut, tak ayal banyak orang mulai mencoba menerapkan diet ini. Pada umumnya, intermittent fasting aman dilakukan semua orang. Namun, sebaiknya tetap berhati-hati saat akan mengikuti diet rutinitas makan ini.

Ragam Metode Intermittent Fasting
Selain itu, diet intermittent fasting memiliki beberapa jenis. Genhype bisa memilih sesuai dengan preferensi dan tujuan pribadi. Tentunya, tetap dengan memperhatikan kemampuan, ya.

Melansir Healthline, salah satu yang populer adalah metode 16/8. Jenis ini mengharuskan seseorang berpuasa setiap hari selama 16 jam dan hanya diberi waktu makan selama 8 jam. Metode ini umumnya mudah dilakukan.

Sebab, seseorang hanya perlu berpuasa 16 jam dan tidak makan apa pun, kecuali asupan air non kalori. Lalu, setelah 16 jam berpuasa, seseorang bisa memasuki jendela makan selama 8 jam.

Kemudian, ada juga metode 5:2. Metode ini membagi diet langsung dalam sepekan. Jadi, selama lima hari dalam sepekan, Genhype dipersilakan untuk makan dengan normal. Adapun, Genhype harus menyiapkan dua hari dalam sepekan untuk menerapkan intermittent fasting.

Dalam dua hari tersebut, seseorang akan diminta sebisa mungkin membatasi asupan kalori hanya di angka 500-600 saja.

Selain itu, ada pula metode eat-stop-eat. Metode ini mengharuskan seseornag berpuasa penuh 24 jam. Selama berpuasa, seseorang masih bisa mendapatkan asupan air nonkalori. Metode ini terbilang cukup berat.

Tak cukup banyak orang yang melakukan ini, kecuali oleh mereka yang terlatih. Untuk mencobanya, orang juga biasanya akan memodifikasi jam puasanya terlebih dahulu, semisal 14-16 jam, sebelum akhirnya berpuasa 24 jam penuh. Lalu, metode ini juga sebaiknya hanya dilakukan 1-2 kali dalam sepekan.

Sementara itu, Ahli Gizi dari UGM Rahadyana Muslichah menyarankan agar apa pun diet yang dilakukan tetap harus memperhatikan kondisi tubuh. Sebaiknya, kata dia, pelaksanaannya juga didampingi dari profesional.

Sebab, diet yang berhasil tidak lantas bisa diterapkan oleh individu lain. Setiap orang itu unik dan memiliki kebutuhan harian yang berbeda-beda.

“Diet untuk menurunkan berat badan tidak boleh sembarangan seperti mengikuti cara yang berhasil dipakai orang lain. Jadi tidak bisa meniru program diet yang populer dilakukan karena program diet sebisa mungkin personalized dengan mempertimbangkan kondisi klien,” ucapnya, dikutip Hypeabis.id dari laman UGM.ac.id. Sabtu (6/1/2024)

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Rekomendasi 5 Kafe Cantik di Blok M, Cocok untuk Hangout Akhir Pekan

BERIKUTNYA

Sederet Fakta Skincare Diet, Kulit Sehat dengan Minim Perawatan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: