Para pemeran dalam pertunjukan panggung musikal Keluarga Cemara (Sumber gambar: Siaran Pers)

Review Teater Musikal Keluarga Cemara: Menyajikan Kehangatan yang Penuh Gelak Tawa

24 June 2024   |   14:03 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Hangat, segar, dan lucu adalah diksi yang rasanya pas untuk menggambarkan pertunjukan teater musikal Keluarga Cemara yang saat ini masih digelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Pertunjukan ini menjadi karya seni panggung yang wajib masuk daftar kegiatan libur sekolah yang cocok untuk keluarga.

Pertunjukan teater musikal Keluarga Cemara yang berdurasi sekitar 3-4 jam ini tidak akan begitu terasa lama, lantaran alur cerita, nomor musik yang disajikan, dan juga kemampuan para pemainnya mampu menarik perhatian penuh para penonton yang hadir.

Baca juga: Cerita Amira Karin Perankan Karakter Euis di Teater Musikal Keluarga Cemara

Pertunjukan ini juga dikemas dengan sederhana sehingga semua kalangan dapat memahami inticerita yang dihadirkan. Cerita keluarga Abah yang cukup melekat dengan banyak keluarga di Indonesia ini juga ditampilkan beberapa cuplikan filmnya sebagai pembuka pertunjukan.

Dari cuplikan itu, penonton akan mendapati momen-momen inti dan dialog-dialog ringan yang pada akan memperkaya pemahaman penonton sebelum menyaksikan cerita Keluarga Cemara dalam wahana pertunjukan panggung musikal.

Pada awal pertunjukan, diperkenalan juga daftar karakter yang tampil dalam pagelaran ini yang mungkin tidak terdapat dari cerita filmnya, sehingga menjadikannya sesuatu yang segar. Tidak hanya itu, alur ceritanya yang ringan dan relate dengan keseharian membuat pertunjukan ini menarik untuk diikuti.  

Adegan awal dimulai suasana demonstrasi para mahasiswa, di mana sosok Abah – dalam karakter ini – diceritakan sebagai seorang aktivis. Pada saat itu, abah berteman dengan seorang pria yang merupakan saudara dari Emak.

Singkat cerita, pertemanan itu membawa Abah berjumpa dengan Emak dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Bumbu romantisme pun dihadirkan ketika Abah terluka setelah aksi demontrasi dan mendapatkan perawatan dari Emak. Peristiwa itu pun menguatkan hubungan cinta Abah dan Emak hingga keduanya memutuskan untuk mengikat tali pernikahan.

Masa berlalu, adegan berikutnya menampilkan sosok Abah yang berganti peran sebagai pengusaha properti sukses dan hidup bergelimang harta. Abah dan Emak bersama kedua anaknya, yaitu Euis dan Cemara digambarkan hidup dalam lingkungan yang mewah di Jakarta.

Namun, keadaan tiba-tiba berubah. Abah yang ditipu oleh saudara sendiri mengalami kebangkrutan. Mereka memutuskan untuk pergi ke kampung halaman dan hidup sederhana di rumah peninggalan orang tua abah.

Sebelum masuk ke adegan kehidupan abah dan keluarganya, kalian akan mendapatkan gambaran tentang kehidupan desa yang begitu akrab, hangat, dan bersahabat dengan berbagai macam tipe orang yang ramah.

Pada bagian ini, kalian akan diperkenalkan dengan karakter-karakter yang tidak ditemukan dalam versi film. Karakter baru ini menambah kemeriahan dan kesegaran pertunjukan panggung musikal Keluarga Cemara.

Pasangan nyentrik yang gemar menggunakan bahasa Inggris, tukang kredit galak dan baik hati, penjaga warung yang kerap menjadi rebutan pria-pria, dan berbagai karakter menarik lain yang hadir dalam pertujukan. Aksi mereka di atas panggung berhasil menghidupkan suasana lucu dan mengundang gelak tawa para penonton.

Kehadiran para karakter baru itu berpadu dengan alur cerita yang akrab dengan banyak orang, dan penuh pesan kebaikan. Saat Emak mencoba mencari penghasilan tambahan untuk keluarga, diceritakan bahwa Emak termotivasi oleh sosok perempuan desa yang penuh optimisme.

Sementara itu, karakter baru pria dalam pertunjukan ini juga yang menjadi pendukung kala Abah harus mencari penghasilan tambahan sebagai pekerja kasar.

Baca juga: Begini Cerita Awal Mula Keluarga Cemara Dijadikan Pertunjukan Drama Musikal

Pada bagian inti, pertunjukan panggung musikal akan menampilkan drama dan pesan keluarga yang begitu menyentuh. Misalnya bagaimana gambaran perjuangan Abah sebagai seorang kepala keluarga untuk memberikan yang terbaik bagi anak dan istri.

Selain itu, bagaimana sosok Emak berperan sebagai istri yang mendukung Abah kala susah dan senang, serta kehadiran anak-anak yang senang bercerita dan menjadi pelipur lara di rumah tangga, hingga menggambarkan tentang sosok kakak yang dewasa dan jadi panutan bagi adiknya, semua rangkaian ceritanya mengandung pesan sosial yang bermakna bagi kehidupan rumah tangga. 

Alur cerita dalam pertunjukan panggung musikal Keluarga Cemara ini juga membuat emosi penonton bercampur aduk. Sang sutradara dan para pemain sukses membuat beberapa adegan penuh haru yang membuat air mata berlinang, hingga menghibur dengan momen cerita lucu dan gembira. 

Di antara alur cerita yang tersaji, dialog-dialog ikonik dipertahankan seperti dalam filmnya sehingga menjadi 'punch' pertunjukan yang berhasil menyentuh penonton dan menghidupkan pertunjukan.

Salah satu di antaranya adalah ketika Abah marah terhadap keluarga karena semua merupakan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. “Lalu, abah tanggung jawab siapa?” ujar Euis yang menjawab Abah.

Berbicara panggung musikal, tidak lengkap rasanya jika tidak membahas musik-musik yang disajikan dalam pertunjukan ini dan aksi para pemain membawakan lagu-lagu yang ada. Komposer Ifa Fachir dan Simhala Avadena cukup sukses menyajikan karya dalam teater musikal ini.

Berpadu dengan tata panggung dan cahaya yang memukau, lagu-lagu yang tersaji berhasil membangun suasana yang sangat mendalam dengan perasaan sedih, lucu, dan juga ceria. Lagu itu kian menjadi dalam suasana panggung kala para pemain membawakannya dengan emosi yang begitu terasa.

Abah yang merasakan kesedihan saat Euis bertanya diri tanggung jawab siapa dan melakukan solo berhasil menyampaikan pesan menyayat kepada para penonton. Begitu juga dengan Euis yang merasakan terbuang saat teman-temannya memiliki kapten baru.

Kemampuannya bernyanyi dengan suara yang begitu lirih juga memberikan pengalaman yang lain ketika menonton melalui layar lebar atau televisi. Kalian juga dapat menikmati dialog-dialog yang tersaji dalam lagu.

Di antara semua adegan, salah satu hal yang kerap didapat penonton kala menikmati pertunjukan teater adalah teringat karakter unik pemain. Misalnya, seorang penjaga warung bernama Nur yang memiliki pendidikan kebidanan, justru memilih menjadi penjaga warung karena panggilan. Selain itu, karakter lucu bernama Romli yang menunjukkan ekspresi paniknya pada momen Emak hendak melahirkan.

Akting para pemain dalam pertunjukan teater musikal ini juga patut diacungi jempol oleh para penonton. Mereka mampu menyajikan penampilan sesuai dengan karakter yang diembannya. Selain itu, para pemain dalam pertunjukan ini juga mampu membawakan lagu-lagu yang ada, sehingga mampu menghipnotis para penonton.

Amira Karin sebagai pemeran Euis dalam pertunjukan ini bisa dikatakan sukses memerankan anak belasan tahun yang barus saja beranjak dewasa dengan berbagai permasalahannya bersama dengan teman-temannya, keinginan untuk diakui, dan juga diperhatikan.

Baca juga: Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara Siap Mengisi Agenda Liburan Sekolah

Di sisi lain, dia juga adalah sosok yang sayang terhadap keluarganya dan harus menjadi contoh bagi sang adik bernama Cemara. Tidak hanya Euis, pemeran Abah, Emak, dan Cemara juga mampu memberikan rasa yang mendalam kepada para penonton dan pesan tentang menjadi keluarga kepada para penonton.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Thomas Brodie-Sangster Menikahi Talulah Riley, Mantan Istri Elon Musk

BERIKUTNYA

Aaliyah Massaid Tampil Anggun dengan Kebaya Motif Sunda saat Dilamar Thariq Halilintar

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: