Pameran Terakhir Sanggar Bumi Tarung Siap Dihelat di Galeri Nasional Indonesia
20 June 2024 |
16:01 WIB
Sanggar Bumi Tarung (SBT), sanggar seni rupa yang telah mengukir sejarah panjang dalam dunia seni rupa Indonesia siap kembali menggelar pameran. Mengangkat tajuk Sampai Batas Tarung, ekshibisi ini akan dihelat di Museum dan Cagar Budaya Unit Galeri Nasional Indonesia (GNI).
Salah satu anggota SBT yang masih aktif berkarya, Misbach Tamrin, mengatakan pameran ini merupakan pameran ke-5 dan yang terakhir dari SBT. Ekshibisi ini juga menjadi penanda terakhir pertarungan dari kelompok tersebut setelah lebih dari setengah abad berkarya di SBT.
Baca juga: Mengenang Amrus Natalsya, Seniman Realisme Sosialis Pendiri Sanggar Bumi Tarung
Selain kekaryaan para anggota SBT, pada pameran ini nantinya juga akan dihadirkan ‘pemberian’ estafet perjuangan para perupa SBT kepada para pelanjut angkatan. Salah satunya dengan menampilkan karya-karya perupa muda yang lahir di masa Orde Baru dari Banjarmasin, Jakarta, dan Yogyakarta.
“Hal ini dimaksudkan agar semangat SBT tidak berhenti, namun dapat terus menyala, terwariskan, dan dihidupkan oleh anak-anak muda kini dan esok,” ujar Misbach Tamrin dalam siaran tertulis.
Selaras, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, juga menyambut baik dan mendukung terselenggaranya pameran ini. Dia berharap pameran ini dapat memberikan inspirasi bagi penikmat dan pengunjung pameran, serta menyebarkan semangat kekaryaan yang tak terbatas untuk para generasi muda seni rupa Indonesia.
Hilmar mengungkap, Galeri Nasional Indonesia juga menjadi lokasi yang cocok untuk meneguhkan eksistensi sekaligus posisi para anggota Sanggar Bumi Tarung. "Mereka merupakan pelaku sejarah perkembangan seni rupa Indonesia yang patut dicatat dalam perjalanan pemajuan kebudayaan nasional,” katanya.
Sementara itu kurator pameran, Yaksa Agus mengatakan, pameran ini nantinya akan menampilkan karya-karya perupa SBT baik yang masih berkarya, maupun yang telah berpulang. Beberapa di antaranya adalah Adrianus Gumelar, Amrus Natalsya, Djoko Pekik, DJ. M. Gultom, Isa Hassanda, Misbach Tamrin, NG Sembiring, Puji Tarigan, dan Suhardjija Pudjanadi.
“Pameran ini akan menjadi gambaran realisme revolusioner yang diusung oleh SBT sebagai sebuah ekspresi artistik dan estetik yang menggaungkan semangat perubahan dengan cita rasa lokalitas, yang kemudian mampu menjawab kebenaran universal,” tutur Yaksa.
Sanggar Bumi Tarung merupakan sebuah komunitas perupa yang didirikan pada tahun 1961 di Gampingan, Yogyakarta. Para anggotanya terdiri dari mahasiswa-mahasiswa ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia), seperti Amrus Natalsya, Misbach Tamrin, Djoko Pekik, NG Sembiring, Isa Hassanda, dan perupa lainnya.
Mengutip data repositori Kemdikbud 50 tahun Sanggar Bumi Tarung, lembaga ini memiliki etos realisme dan romantisme revolusioner. Kelak, etos inilah yang juga menjadi counter culture untuk menghadapi pendangkalan dan pelumpuhan kebudayaan nasional terutama untuk memenangkan revolusi.
Sebagai sebuah kelompok seni, pameran pertama SBT terselenggara pada 1962 di Balai Budaya, Jakarta pada 12–19 Oktober 1962 di Jalan Gereja Theresia, Menteng. Total karya yang ditampilkan ketika itu adalah 35 lukisan yang berasal dari 14 perupa anggota Sanggar Bumi Tarung.
Setelah Orde Baru tumbang, Bumi Tarung dapat kembali berpameran secara kolektif pada 2008 dan 2011 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran ini menjadi momen penting dalam mengangkat kembali karya-karya mereka dan menunjukkan eksistensi mereka setelah melalui masa kesulitan.
Adapun, pembukaan pameran Sampai Batas Tarung akan berlangsung pada Jumat, 21 Juni 2024 pukul 19.00 WIB di Plaza Gedung A Galeri Nasional Indonesia. Nantinya, publik dapat mengapresiasi pemeran ini mulai tanggal 22 Juni hingga 12 Juli 2024 di Gedung D Galeri Nasional Indonesia dengan terlebih dulu melakukan registrasi di laman Galeri Nasional.
Tidak hanya menikmati pameran, publik juga dapat mengikuti kegiatan Diskusi Seni Rupa bersama kurator dan seniman yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 22 Juni 2024 pukul 13.00 WIB. Informasi pendaftaran program dan informasi lainnya terkait pameran dapat diakses melalui akun resmi Instagram @galerinasional.
Baca juga: 6 Pameran Seni Untuk Mengisi Libur Iduladha: Galeri Nasional hingga Pos Bloc
Editor: Puput Ady Sukarno
Salah satu anggota SBT yang masih aktif berkarya, Misbach Tamrin, mengatakan pameran ini merupakan pameran ke-5 dan yang terakhir dari SBT. Ekshibisi ini juga menjadi penanda terakhir pertarungan dari kelompok tersebut setelah lebih dari setengah abad berkarya di SBT.
Baca juga: Mengenang Amrus Natalsya, Seniman Realisme Sosialis Pendiri Sanggar Bumi Tarung
Selain kekaryaan para anggota SBT, pada pameran ini nantinya juga akan dihadirkan ‘pemberian’ estafet perjuangan para perupa SBT kepada para pelanjut angkatan. Salah satunya dengan menampilkan karya-karya perupa muda yang lahir di masa Orde Baru dari Banjarmasin, Jakarta, dan Yogyakarta.
“Hal ini dimaksudkan agar semangat SBT tidak berhenti, namun dapat terus menyala, terwariskan, dan dihidupkan oleh anak-anak muda kini dan esok,” ujar Misbach Tamrin dalam siaran tertulis.
Selaras, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, juga menyambut baik dan mendukung terselenggaranya pameran ini. Dia berharap pameran ini dapat memberikan inspirasi bagi penikmat dan pengunjung pameran, serta menyebarkan semangat kekaryaan yang tak terbatas untuk para generasi muda seni rupa Indonesia.
Hilmar mengungkap, Galeri Nasional Indonesia juga menjadi lokasi yang cocok untuk meneguhkan eksistensi sekaligus posisi para anggota Sanggar Bumi Tarung. "Mereka merupakan pelaku sejarah perkembangan seni rupa Indonesia yang patut dicatat dalam perjalanan pemajuan kebudayaan nasional,” katanya.
Sementara itu kurator pameran, Yaksa Agus mengatakan, pameran ini nantinya akan menampilkan karya-karya perupa SBT baik yang masih berkarya, maupun yang telah berpulang. Beberapa di antaranya adalah Adrianus Gumelar, Amrus Natalsya, Djoko Pekik, DJ. M. Gultom, Isa Hassanda, Misbach Tamrin, NG Sembiring, Puji Tarigan, dan Suhardjija Pudjanadi.
“Pameran ini akan menjadi gambaran realisme revolusioner yang diusung oleh SBT sebagai sebuah ekspresi artistik dan estetik yang menggaungkan semangat perubahan dengan cita rasa lokalitas, yang kemudian mampu menjawab kebenaran universal,” tutur Yaksa.
Kiprah Sanggar Bumi Tarung
Sanggar Bumi Tarung merupakan sebuah komunitas perupa yang didirikan pada tahun 1961 di Gampingan, Yogyakarta. Para anggotanya terdiri dari mahasiswa-mahasiswa ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia), seperti Amrus Natalsya, Misbach Tamrin, Djoko Pekik, NG Sembiring, Isa Hassanda, dan perupa lainnya.
Mengutip data repositori Kemdikbud 50 tahun Sanggar Bumi Tarung, lembaga ini memiliki etos realisme dan romantisme revolusioner. Kelak, etos inilah yang juga menjadi counter culture untuk menghadapi pendangkalan dan pelumpuhan kebudayaan nasional terutama untuk memenangkan revolusi.
Sebagai sebuah kelompok seni, pameran pertama SBT terselenggara pada 1962 di Balai Budaya, Jakarta pada 12–19 Oktober 1962 di Jalan Gereja Theresia, Menteng. Total karya yang ditampilkan ketika itu adalah 35 lukisan yang berasal dari 14 perupa anggota Sanggar Bumi Tarung.
Setelah Orde Baru tumbang, Bumi Tarung dapat kembali berpameran secara kolektif pada 2008 dan 2011 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran ini menjadi momen penting dalam mengangkat kembali karya-karya mereka dan menunjukkan eksistensi mereka setelah melalui masa kesulitan.
Adapun, pembukaan pameran Sampai Batas Tarung akan berlangsung pada Jumat, 21 Juni 2024 pukul 19.00 WIB di Plaza Gedung A Galeri Nasional Indonesia. Nantinya, publik dapat mengapresiasi pemeran ini mulai tanggal 22 Juni hingga 12 Juli 2024 di Gedung D Galeri Nasional Indonesia dengan terlebih dulu melakukan registrasi di laman Galeri Nasional.
Tidak hanya menikmati pameran, publik juga dapat mengikuti kegiatan Diskusi Seni Rupa bersama kurator dan seniman yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 22 Juni 2024 pukul 13.00 WIB. Informasi pendaftaran program dan informasi lainnya terkait pameran dapat diakses melalui akun resmi Instagram @galerinasional.
Baca juga: 6 Pameran Seni Untuk Mengisi Libur Iduladha: Galeri Nasional hingga Pos Bloc
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.