Candi Kedaton di KCBN Muarajambi yang telah direvitalisasi (Sumber Foto: Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)

Terbesar di Asia Tenggara, Revitalisasi Situs Muarajambi Ditargetkan Selesai September

20 June 2024   |   13:50 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Situs Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi kembali direvitalisasi. Terbaru, cagar budaya warisan peninggalan kerajaan Sriwijaya ini akan dibangun kompleks museum atau laboratorium pengetahuan yang dapat diakses semua kalangan secara lebih inklusif.

Candi yang berlokasi di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, itu tengah bersolek bersama tiga situs lain. Yaitu Candi Parit Duku, Candi Sialang, dan pemugaran Alun-alun. Proyek ini dimulai sejak Maret lalu, dan ditargetkan rampung September mendatang.

Setelah tiga bulan diekskavasi, proyek pemugaran Candi Kotomahligai dikawasan tersebut juga mulai tampak kemolekannya. Ini terlihat dari struktur utama candi yang telah berdiri tegak, meliputi mandapa atau serambi candi, dan cetiyaghara atau candi utama. 

Baca juga:  5 Fakta Menarik San Marino, Negara Terkecil yang Kini Jadi Situs Warisan UNESCO

Koordinator Pemugaran Candi Kotomahligai, Kurnia Prastowo Adi mengatakan, candi Kotomahligai kemungkinan besar merupakan wihara tempat belajar agama Budha. Namun, tempat ibadah yang dibangun pada abad ke-14 ini disinyalir juga menjadi biara, atau tempat tinggal sekaligus pusat kehidupan bagi para biksu.

Dugaan tersebut tampak dari tata letak dari dua bangunan induk di halaman utama candi. Selain itu juga terlihat dari sisa-sisa reruntuhan tiga candi berukuran kecil, dua pagar keliling (dalam dan luar), serta dua gapura di sebelah utara, dan timur candi, yang semuanya terbuat dari bata merah.
 

Para pekerja sedang menyusun rekonstruksi Candi Kotomahligai dengan batu bata reruntuhan di sekitar lokasi. (Sumber Foto: Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)

Para pekerja sedang merekonstruksi Candi Kotomahligai dengan batu bata reruntuhan di sekitar lokasi. (Sumber Foto: Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)


Pemugaran candi Kotomahligai juga akan tetap mempertahankan struktur kompleks candi. Salah satunya adalah tetap mengetengahkan ekosistem alam, di mana ada deretan pohon yang dibiarkan tetap tumbuh menutupi sebagian candi, sehingga mengingatkan publik pada Angkor Wat di Kamboja. 

Selain mempertahankan deretan pohon yang berguna untuk menjaga kelembaban, nantinya situs ini juga akan jadi lebih sejuk. Ini berbeda dengan situs candi lain di Indonesia, seperti Borobudur atau Prambanan yang terbuka dan langsung terpapar matahari.
 
"Ekskavasi yang dilakukan di sini adalah mengembalikan struktur candi apa adanya. Salah satu pilihannya, kita mengembalikan pola struktur sesuai data. Namun, kalau data [dindingnya] tidak ketemu, juga tidak boleh direkayasa," ujar Prastowo.

Inspirasi Pendidikan
 
Memiliki luas sekitar 4.000 hektar, KCBN Muarajambi merupakan salah satu kompleks cagar budaya terluas dan tertua di Asia Tenggara. Kawasan ini mempunyai lebih dari 115 situs candi yang sebagian besar struktur dan artefaknya masih terpelihara.

Kawasan yang membentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang Sungai batanghari ini juga memiliki makna sejarah yang sangat dalam di bidang spiritual. Hal inilah yang membuat kawasan tersebut menjadi situs yang akan terus hidup lewat berbagai penelitian akademik dan religius di masa depan.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid mengatakan, proyek revitalisasi KCBN Muarajambi juga akan membangun museum di atas lahan seluas 25 hektar. Museum ini, nantinya tidak hanya memajang artefak, tetapi juga dikembangkan sebagai ruang belajar terbuka.

"Ini tempat yang cukup kosmopolitan di masa lalu. Semua temuan kita simpan di balai pelestarian kebudayaan. Nanti kalau museum sudah dibangun, koleksinya akan diintegrasikan di sini. Tujuan akhirnya adalah mengembalikan KCBN Muarajambi sebagai sumber inspirasi dan pengetahuan,"katanya.
 

Candi Gedong di KCBN Muarajambi yang telah direvitalisasi (Sumber Foto: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Candi Gedong di KCBN Muarajambi yang telah direvitalisasi (Sumber Foto: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)
 

Selaras, arsitek Yori Antar yang didapuk untuk membangun kompleks museum berharap, Muarajambi bisa menjadi laboratorium yang bisa diakses semua kalangan untuk sama-sama belajar. Di tempat tersebut, nantinya akan dibangun ruang-ruang kelas berkonsep hutan, di mana para ahli bisa berdiskusi dan bertukar pikiran.

Pembangunan museum di kawasan ini akan menggunakan material terakota agar selaras dengan candi. Semua bangunan yang saat ini dikerjakan juga mengedepankan konsep menyatu dengan alam, di mana sekelilingnya terdapat kompleks bangunan untuk pengembangan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Konsepnya memang menyatu dengan alam. Di tengah museum ini kita juga telah tanam pohon bodhi. Kita tahu pohon tersebut adalah tree of life atau pohon kebijakan. Jadi nilai-nilai itu yang akan kita bawa ke masa depan,"katanya.

Baca juga:Cek 5 Situs Warisan Dunia di Arab Saudi Untuk Wisata Religi

Editor: Puput Ady Sukarno
 

SEBELUMNYA

Album Coldplay "Moon Music" Meluncur 4 Oktober 2024, Rilisan Fisiknya Gunakan Bahan Daur Ulang

BERIKUTNYA

Sejarah Blok M dan Transformasinya Menyambut HUT Jakarta ke-497

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: