Sejarah Blok M dan Transformasinya Menyambut HUT Jakarta ke-497
20 June 2024 |
14:03 WIB
Pada 22 Juni 2024, Jakarta akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-497. Tahun ini, hari ulang tahun Jakarta mengangkat tema “Jadi Karya untuk Nusantara”, sebagai amplifikasi slogan Sukses Jakarta untuk Indonesia.
Kota yang telah mengalami transformasi signifikan ini terus berkembang menjadi pusat ekonomi, budaya, dan politik Indonesia. Salah satu kawasan yang mencerminkan perubahan drastis dalam sejarah Jakarta adalah Blok M. Mengutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Blok M memiliki sejarah panjang dan penuh dinamika yang mencerminkan perkembangan kota metropolitan ini.
Baca juga: Terbesar di Asia Tenggara, Revitalisasi Situs Muarajambi Ditargetkan Selesai September
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Jakarta belum sebesar dan semodern sekarang. Ketika itu, Jakarta hanya terbatas pada daerah sekitar Gambir dan Monas. Kebayoran Baru, yang sekarang dikenal sebagai salah satu kawasan elit di Jakarta Selatan, dulunya bukan bagian dari Jakarta.
Sebagai respon terhadap kebutuhan pemukiman yang meningkat, pemerintah memutuskan untuk membangun Kebayoran Baru pada tahun 1949. Kawasan ini awalnya merupakan lahan rawa-rawa dan kebun yang kemudian dikembangkan menjadi perumahan modern dengan fasilitas lengkap.
Perubahan Status Kebayoran Baru
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1974, yang dirilis pada 28 Desember 1974, Kebayoran Baru resmi menjadi bagian dari Jakarta. Peraturan ini mengatur batas wilayah DKI Jakarta yang mencakup beberapa wilayah baru, termasuk Kebayoran Baru yang sebelumnya termasuk wilayah Tangerang. Transformasi ini menandai awal perubahan signifikan dalam struktur dan tata kota Jakarta.
Blok M: Dari Pemukiman ke Pusat Perbelanjaan
Mengutip dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta, kawasan Blok M, yang merupakan bagian dari Kebayoran Baru, mulai berkembang pesat pada tahun 1970-an. Blok M dikenal sebagai pusat perbelanjaan dan hiburan yang menarik banyak pengunjung dari berbagai kalangan.
Awalnya, kawasan ini dirancang sebagai pemukiman, namun dengan pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi, banyak rumah-rumah di kawasan ini yang berubah menjadi ruko (rumah toko) dan pusat perbelanjaan.
Blok M Sebagai Kawasan Percontohan
Saat ini, Blok M dikenal sebagai kawasan percontohan yang memiliki berbagai fasilitas lengkap dan modern. Menurut laman Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Blok M memiliki akses transportasi publik yang sangat baik, termasuk Mikro Trans, Trans Jakarta, dan MRT.
Bahkan, Stasiun Kebayoran Lama, meskipun sedikit jauh, masih dapat dijangkau dengan menggunakan Trans Jakarta. Keberadaan fasilitas transportasi publik ini menjadikan Blok M sebagai kawasan yang mudah diakses dan sangat mendukung mobilitas warga.
Pedestrian Nyaman dan Tertata Rapi
Blok M juga dikenal sebagai kawasan yang sangat mendukung pejalan kaki. Trotoar yang lebar dan tertata rapi membuat pejalan kaki merasa nyaman dan aman. Sangat sulit menemukan pedagang kaki lima (PKL) yang mengganggu trotoar di kawasan ini, karena penataan yang baik oleh pemerintah setempat. Penataan ini membuat Blok M menjadi salah satu kawasan yang paling ramah pejalan kaki di Jakarta.
Blok M Sebagai Pusat Kegiatan Anak Muda
Sejak lama, Blok M telah menjadi pusat kegiatan anak muda. Kawasan ini dikenal sebagai tempat nongkrong, pamer kendaraan, dan pamer fesyen. Berbagai destinasi tersedia di Blok M, mulai dari tempat thrifting, pusat perbelanjaan, hingga kafe-kafe yang menjadi tempat favorit anak muda untuk nongkrong.
Selain itu, kawasan ini juga menyediakan tempat ibadah, seperti Masjid Nurul Iman Blok M yang menawarkan kajian setiap hari dan Gereja di Taman Barito.
Ruang Ketiga dan Keberagaman
Blok M dikenal sebagai destinasi untuk semua orang, dari berbagai strata ekonomi dan latar belakang. Kawasan ini mencerminkan konsep ruang ketiga yang inklusif, dengan berbagai pilihan aktivitas dan fasilitas.
Little Tokyo di Blok M adalah salah satu contoh ruang ketiga yang buka 24 jam, menambah keberagaman dan daya tarik kawasan ini. Menurut Jakarta Tourism, keberadaan ruang ketiga yang baik menjadi indikator penting dalam pembangunan kota yang berkelanjutan dan ramah penduduk.
Blok M diharapkan menjadi model bagi pengembangan kawasan-kawasan lain di Jakarta. Tempat yang tidak eksklusif, dengan banyak destinasi, mudah diakses pejalan kaki, dan memiliki banyak transportasi publik.
Keberhasilan Blok M dalam mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan kota modern menjadikannya contoh nyata bagaimana sebuah kawasan dapat berkembang dan tetap relevan di era digital.
Baca juga: Rekomendasi 3 Pasar di Jakarta Untuk Ngedate, Dijamin Enggak Bosenin
Editor: Puput Ady Sukarno
Kota yang telah mengalami transformasi signifikan ini terus berkembang menjadi pusat ekonomi, budaya, dan politik Indonesia. Salah satu kawasan yang mencerminkan perubahan drastis dalam sejarah Jakarta adalah Blok M. Mengutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Blok M memiliki sejarah panjang dan penuh dinamika yang mencerminkan perkembangan kota metropolitan ini.
Baca juga: Terbesar di Asia Tenggara, Revitalisasi Situs Muarajambi Ditargetkan Selesai September
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Jakarta belum sebesar dan semodern sekarang. Ketika itu, Jakarta hanya terbatas pada daerah sekitar Gambir dan Monas. Kebayoran Baru, yang sekarang dikenal sebagai salah satu kawasan elit di Jakarta Selatan, dulunya bukan bagian dari Jakarta.
Sebagai respon terhadap kebutuhan pemukiman yang meningkat, pemerintah memutuskan untuk membangun Kebayoran Baru pada tahun 1949. Kawasan ini awalnya merupakan lahan rawa-rawa dan kebun yang kemudian dikembangkan menjadi perumahan modern dengan fasilitas lengkap.
Perubahan Status Kebayoran Baru
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1974, yang dirilis pada 28 Desember 1974, Kebayoran Baru resmi menjadi bagian dari Jakarta. Peraturan ini mengatur batas wilayah DKI Jakarta yang mencakup beberapa wilayah baru, termasuk Kebayoran Baru yang sebelumnya termasuk wilayah Tangerang. Transformasi ini menandai awal perubahan signifikan dalam struktur dan tata kota Jakarta.
Blok M: Dari Pemukiman ke Pusat Perbelanjaan
Mengutip dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta, kawasan Blok M, yang merupakan bagian dari Kebayoran Baru, mulai berkembang pesat pada tahun 1970-an. Blok M dikenal sebagai pusat perbelanjaan dan hiburan yang menarik banyak pengunjung dari berbagai kalangan.
Awalnya, kawasan ini dirancang sebagai pemukiman, namun dengan pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi, banyak rumah-rumah di kawasan ini yang berubah menjadi ruko (rumah toko) dan pusat perbelanjaan.
Blok M Sebagai Kawasan Percontohan
Saat ini, Blok M dikenal sebagai kawasan percontohan yang memiliki berbagai fasilitas lengkap dan modern. Menurut laman Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Blok M memiliki akses transportasi publik yang sangat baik, termasuk Mikro Trans, Trans Jakarta, dan MRT.
Bahkan, Stasiun Kebayoran Lama, meskipun sedikit jauh, masih dapat dijangkau dengan menggunakan Trans Jakarta. Keberadaan fasilitas transportasi publik ini menjadikan Blok M sebagai kawasan yang mudah diakses dan sangat mendukung mobilitas warga.
Pedestrian Nyaman dan Tertata Rapi
Blok M juga dikenal sebagai kawasan yang sangat mendukung pejalan kaki. Trotoar yang lebar dan tertata rapi membuat pejalan kaki merasa nyaman dan aman. Sangat sulit menemukan pedagang kaki lima (PKL) yang mengganggu trotoar di kawasan ini, karena penataan yang baik oleh pemerintah setempat. Penataan ini membuat Blok M menjadi salah satu kawasan yang paling ramah pejalan kaki di Jakarta.
Blok M Sebagai Pusat Kegiatan Anak Muda
Sejak lama, Blok M telah menjadi pusat kegiatan anak muda. Kawasan ini dikenal sebagai tempat nongkrong, pamer kendaraan, dan pamer fesyen. Berbagai destinasi tersedia di Blok M, mulai dari tempat thrifting, pusat perbelanjaan, hingga kafe-kafe yang menjadi tempat favorit anak muda untuk nongkrong.
Selain itu, kawasan ini juga menyediakan tempat ibadah, seperti Masjid Nurul Iman Blok M yang menawarkan kajian setiap hari dan Gereja di Taman Barito.
Ruang Ketiga dan Keberagaman
Blok M dikenal sebagai destinasi untuk semua orang, dari berbagai strata ekonomi dan latar belakang. Kawasan ini mencerminkan konsep ruang ketiga yang inklusif, dengan berbagai pilihan aktivitas dan fasilitas.
Little Tokyo di Blok M adalah salah satu contoh ruang ketiga yang buka 24 jam, menambah keberagaman dan daya tarik kawasan ini. Menurut Jakarta Tourism, keberadaan ruang ketiga yang baik menjadi indikator penting dalam pembangunan kota yang berkelanjutan dan ramah penduduk.
Blok M diharapkan menjadi model bagi pengembangan kawasan-kawasan lain di Jakarta. Tempat yang tidak eksklusif, dengan banyak destinasi, mudah diakses pejalan kaki, dan memiliki banyak transportasi publik.
Keberhasilan Blok M dalam mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan kota modern menjadikannya contoh nyata bagaimana sebuah kawasan dapat berkembang dan tetap relevan di era digital.
Baca juga: Rekomendasi 3 Pasar di Jakarta Untuk Ngedate, Dijamin Enggak Bosenin
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.