Sering Dianggap Sepele, Kenali 7 Penyebab Migrain di Tempat Kerja
19 June 2024 |
19:00 WIB
Migrain adalah masalah kesehatan yang paling umum terjadi pada orang dewasa, khususnya di tempat kerja. Meski gejalanya terkadang lumayan ringan, migrain kronis bisa meningkatkan risiko kondisi yang lebih serius seperti stroke dan serangan jantung. Jika penyebabnya tidak diperhatikan dengan baik.
Untuk meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan yang penting ini, Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI) bersama Pfizer Indonesia dan Kementerian Ketenagakerjaan RI, mengadakan bertajuk Talkshow Series 2: Mengatasi Mitos Migrain di Tempat Kerja pada Rabu (19/6/2024).
Baca juga: Coba Pijat di 6 Titik Ini untuk Meredakan Sakit Kepala
Kegiatan ini termasuk dalam serangkaian sesi edukatif lainnya untuk memperingati bulan Juni sebagai Bulan Kesadaran Migrain dan Sakit Kepala. Acara ini sudah berlangsung sejak 13 Juni 2024, dan akan terus berlanjut secara gratis untuk umum hingga 3 Juli 2024.
“Migrain dapat memiliki efek signifikan pada para pekerja, karena mempengaruhi produktifitas, dan kesejahteraan dari mereka,” tutur Dr. dr. Dodik Tugasworo Pramukarso, Sp.S(K) selaku ketua PP PERDOSNI.
Tak hanya itu, Dodik juga menuturkan bahwa migrain ini akan merambah ke aspek-aspek lain arena masih banyak orang yang mengira itu pusing biasa. Padahal jika disepelekan, migrain dapat menganggu dinamika dengan rekan kerja, bahkan juga dengan anggota keluarga di rumah. Tentu ini bisa berkembang menjadi gangguan mental dan menambah biaya kesehatan di nanti hari.
Lantas apa saja yang penyebab utama terjadinya migrain yang dialami oleh para pekerja? Simak penjelasannya sebagai berikut:
Selain mens, banyaknya jumlah pekerjaan dapat menyebabkan stres dan depresi. Dua hal ini juga berkontribusi pada distrupsi hormon dan terjadinnya serangan migrain.
dr. Pepi juga memamparkan bahwa beberapa pasiennya yang mengidap migrain, bekerja dengan jam shift di malam hari dan baru beristirahat di pagi hari. Menurutnya, ini akan menganggu ritma sirkadian sehingga tubuh tidak bisa mengatur siklus tidur-bangun dengan baik.
Selain itu, perhatikan juga apabila Genhype memiliki alergi terhadap makanan atau minuman tertentu. Bisa jadi migrain adalah salah satu respons tubuh dari alergi tersebut.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Untuk meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan yang penting ini, Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI) bersama Pfizer Indonesia dan Kementerian Ketenagakerjaan RI, mengadakan bertajuk Talkshow Series 2: Mengatasi Mitos Migrain di Tempat Kerja pada Rabu (19/6/2024).
Baca juga: Coba Pijat di 6 Titik Ini untuk Meredakan Sakit Kepala
Kegiatan ini termasuk dalam serangkaian sesi edukatif lainnya untuk memperingati bulan Juni sebagai Bulan Kesadaran Migrain dan Sakit Kepala. Acara ini sudah berlangsung sejak 13 Juni 2024, dan akan terus berlanjut secara gratis untuk umum hingga 3 Juli 2024.
“Migrain dapat memiliki efek signifikan pada para pekerja, karena mempengaruhi produktifitas, dan kesejahteraan dari mereka,” tutur Dr. dr. Dodik Tugasworo Pramukarso, Sp.S(K) selaku ketua PP PERDOSNI.
Tak hanya itu, Dodik juga menuturkan bahwa migrain ini akan merambah ke aspek-aspek lain arena masih banyak orang yang mengira itu pusing biasa. Padahal jika disepelekan, migrain dapat menganggu dinamika dengan rekan kerja, bahkan juga dengan anggota keluarga di rumah. Tentu ini bisa berkembang menjadi gangguan mental dan menambah biaya kesehatan di nanti hari.
Lantas apa saja yang penyebab utama terjadinya migrain yang dialami oleh para pekerja? Simak penjelasannya sebagai berikut:
1. Faktor hormonal
Perubahan hormon khususnya menstruasi pada wanita akan mengubah kadar estrogen dan progesteron. Meskipun fungsi utamanya adalah untuk mengontrol siklus menstruasi dan kehamilan, kedua hormon ini juga dapat memengaruhi bahan kimia dalam otak Genhype yang memengaruhi sensasi nyeri. Salah satunya adalah migrain.Selain mens, banyaknya jumlah pekerjaan dapat menyebabkan stres dan depresi. Dua hal ini juga berkontribusi pada distrupsi hormon dan terjadinnya serangan migrain.
2. Faktor genetik
Jika Genhype memiliki kerabat dekat yang juga mengidap migrain, bisa jadi penyebabnya adalah faktor genetik. Apabila seperti ini, sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk mencegah masalah kesehatan lain yang lebih serius. Khususnya penyakit degeneratif yang bisa diturunkan secara genetik, seperti hipertensi, Diabetes Mellitus (DM) dan Hiperkolesterolemia.3. Kurang istirahat dan tidur
Meski dikejar deadline, sebaiknya Genhype tetap mencari waktu untuk beristirahat. Ketika kita kurang tidur, maka tubuh akan mengalami kesulitan untuk menenangkan serangan migrain.dr. Pepi juga memamparkan bahwa beberapa pasiennya yang mengidap migrain, bekerja dengan jam shift di malam hari dan baru beristirahat di pagi hari. Menurutnya, ini akan menganggu ritma sirkadian sehingga tubuh tidak bisa mengatur siklus tidur-bangun dengan baik.
4. Konsumsi makanan dan minuman tertentu
Makanan dan minuman yang mengandung kafein, coklat, alkohol, dan bumbu penyedap masakan seperti MSG dapat memicu terjadinya serangan migrain. Keempat jenis makanan dan minuman tersebut dapat menyebabkan dehidrasi dan penyempitan aliran darah.Selain itu, perhatikan juga apabila Genhype memiliki alergi terhadap makanan atau minuman tertentu. Bisa jadi migrain adalah salah satu respons tubuh dari alergi tersebut.
5. Dehidrasi
Seperti sebelumnya disampaikan, dehidrasi adalah salah satu hal yang dapat memicu serangan migrain. Karena saat dehidrasi jaringan akan menyusut, terutama otak. Setelah itu, otak akan tertarik dari tengkorak yang memberi tekanan pada saraf dan menimbulkan rasa sakit.6. Postur yang buruk
Postur tubuh yang buruk dapat membebani otot dan sendi leher, yang terletak di bahu, dan kepala. Hal ini akan menganggu sinyal saraf dan menimbulkan rasa tidak nyaman, yang berkontrobusi pada terjadinya serangan migrain.7. Faktor di lingkungan kerja
Cahaya yang terlalu terang, suhu udara yang terlalu panas dan lembap, kebersihan yang tidak terjaga, bau tajam, serta suara bising adalah faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang harus diperhatikan dan dikendalikan.(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.