Fakta-Fakta Menarik Film Under Paris yang Tayang di Netflix
15 June 2024 |
21:22 WIB
Netflix terus menghadirkan ragam tontonan menarik. Terbaru, ada film Under Paris. Digarap oleh sutradara Prancis, Xavier Gen, Film ini mengikuti kisah ilmuwan dan aktivis lingkungan yang berupaya mengembalikan habitat ikan hiu raksasa ke lautan, menghadirkan kisah drama-thriller apik sekaligus menegangkan.
Film Under Paris digarap oleh sutradara asal Prancis, Xavier Gens. Namanya juga dikenal berkat menyutradarai beberapa film seperti Budapest (2018) dan The Divide (2011). Adapun, kisah film Under Paris berdasarkan ide orisinal dari Edouard Duprey dan Sebastien Auscher, yang skenarionya ditulis oleh Gens, Maud Heywang, dan Yannick Dahan.
Sinema ini bercerita tentang seorang ilmuwan bernama Sophia (diperankan oleh Berenice Bejo) dan timnya yang tengah melakukan spesimen langka hiu mako bernama Lilith, karena telah mencapai ukuran melebihi pertumbuhan normal. Namun, saat mencoba mengambil sampel, suami dan beberapa orang di tim Sophia justru mati karena diserang hiu tersebut.
Di tengah kondisi itu, Sophia sempat mencoba menyelamkan dirinya ke dalam air laut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada sang hiu. Aksinya itu hampir membahayakan nyawanya, sampai akhirnya dia berhasil ke permukaan. Pengalaman ini pun sangat membekas bagi Sophia.
Baca juga: Under Paris Jadi Film Non-Inggris Terpopuler di Netflix, Cek Sinopsisnya
Tiga tahun setelah tragedi itu, Sophia dikisahkan bekerja di sebuah akuarium besar di Paris. Suatu hari, dia bertemu dengan seorang aktivis lingkungan bernama Mika (Lea Leviant). Mika mengabarkan Sophia bahwa hiu yang membunuh suaminya telah bermigrasi ke hulu, dan bermukim di kedalaman Sungai Seine.
Bagi Sophia, kehadiran Lilith di perairan tersebut tidak masuk akal, sehingga dia bertekad untuk membawanya kembali ke laut sebelum hiu raksasa itu memakan korban.
Terlebih, dalam film, Paris diceritakan akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Triathlon Dunia yang bakal berlangsung di Sungai Seine. Akhirnya, dibantu oleh kapten polisi sungai bernama Adil (Nassim Lyes), Sophia berusaha menghentikan Lilith sebelum terlambat.
Dihimpun oleh Hypeabis.id dari berbagai sumber, berikut adalah sejumlah fakta menarik film Under Paris yang tayang di Netflix.
Berdasarkan data yang dirilis Netflix, judul ini merajai daftar film berbahasa non-Inggris dengan total 41 juta penayangan para periode 3-9 Juni 2024. Posisinya diikuti oleh film Godzilla Minus One dengan 15 juta penayangan, Colors of Evil: Red sebanyak 14,6 juta penayangan, dan Baki Hanma VS Kengan Ashura dengan 6,8 juta penayangan.
Xavier Gens selaku sutradara menilai di balik gemerlap Olimpiade yang menjadi sorotan, terdapat agenda komersial dan konsekuensi yang besar terhadap perubahan iklim.
Adegan berenang di Sungai Seine dalam film Under Paris merupakan salah satu bentuk sarkastik yang dihadirkan untuk merespons janji otoritas setempat, yang hendak membersihkan sungai sehingga para atlet dan pengunjung dapat berenang di sungai tersebut selama Olimpiade.
"Pada prinsipnya, Olimpiade adalah tentang mempertemukan orang-orang dari seluruh dunia, dan itu bagus dan berbudi luhur. Namun ada juga banyak kemunafikan dan ideologi komersial di balik hal ini yang tidak saya dukung," katanya.
Selain itu, film Under Paris juga dibuat untuk turut memperingatkan masyarakat dunia tentang bahaya perubahan iklim dan polusi plastik di lautan. Hal itu salah satunya direalisasikan lewat karakter ilmuwan sekaligus aktivis lingkungan bernama Sophia, yang dibuat terinspirasi dari LSM sungguhan di Prancis bernama Sea Shepherd.
"Kami benar-benar bersenang-senang menciptakan realitas alternatif di mana kami menyoroti kebodohan manusia dan menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka membuat keputusan yang salah," kata Gens.
Baca juga: Serba-serbi Film Napoleon Karya Ridley Scott, Dapat Kritik Negatif di Prancis
Selain itu, untuk merekam adegan bawah air, dia dan tim menciptakan sebuah panggung air dalam ruangan di studio yang berlokasi di Belgia. Panggung air itu berkedalaman 10 meter sekaligus didekorasi khusus agar menyerupai seperti lanskap bawah laut.
Tak hanya itu, untuk menghadirkan adegan di Sungai Seine, dia dan tim melakukan syuting di Spanyol lantaran tidak bisa benar-benar mengambil gambar di sungai tersebut. "Jadi kami memotretnya di tangki air terbuka di Alicante, Spanyol, tempat pembuatan film The Impossible, dan kami menambahkan latar belakang Paris. Dan itu terlihat sangat realistis," ucap Gens.
Adapun, film Under Paris digarap selama 8 bulan, mulai dari tahap pra-visualisasi hingga workshop para aktor selama lima minggu. "Itu adalah syuting yang sangat menuntut [ketahanan] fisik, tetapi kami bersenang-senang dengan para pemain. Bérénice Bejo, Nassim Lyes, semuanya sangat berkomitmen," imbuh Gens.
Lantaran digarap secara totalitas, film Under Paris pun menghabiskan bujet produksi fantastis yakni sekitar US$16 juta hingga US$20 juta, atau Rp263 miliar hingga Rp329 miliar. Bujet tersebut sebagian besar difasilitasi oleh Netflix, untuk berbagai keperluan produksi mulai dari kredit pajak di Prancis, biaya pascaproduksi, serta proses pengambilan gambar di Belgia dan Spanyol.
Gens mengatakan sebelum didanai dan tayang di Netflix, film Under Paris ditolak oleh sejumlah rumah produksi dan pemodal di Prancis. Kebanyakan produser menolak karena alasan bujet produksi yang terlalu besar.
"Orang-orang di Prancis tidak berani menyentuhnya. Ini adalah film yang tidak bisa diproduksi dan dibiayai dengan cara tradisional, karena orang berasumsi bahwa film hiu hanya bisa dibuat oleh orang Amerika Serikat atau Korea Selatan,” terang Gens.
Baca juga: Netflix Bakal Produksi Film Peaky Blinders, Cillian Murphy Tetap Jadi Thomas Shelby
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Film Under Paris digarap oleh sutradara asal Prancis, Xavier Gens. Namanya juga dikenal berkat menyutradarai beberapa film seperti Budapest (2018) dan The Divide (2011). Adapun, kisah film Under Paris berdasarkan ide orisinal dari Edouard Duprey dan Sebastien Auscher, yang skenarionya ditulis oleh Gens, Maud Heywang, dan Yannick Dahan.
Sinema ini bercerita tentang seorang ilmuwan bernama Sophia (diperankan oleh Berenice Bejo) dan timnya yang tengah melakukan spesimen langka hiu mako bernama Lilith, karena telah mencapai ukuran melebihi pertumbuhan normal. Namun, saat mencoba mengambil sampel, suami dan beberapa orang di tim Sophia justru mati karena diserang hiu tersebut.
Di tengah kondisi itu, Sophia sempat mencoba menyelamkan dirinya ke dalam air laut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada sang hiu. Aksinya itu hampir membahayakan nyawanya, sampai akhirnya dia berhasil ke permukaan. Pengalaman ini pun sangat membekas bagi Sophia.
Baca juga: Under Paris Jadi Film Non-Inggris Terpopuler di Netflix, Cek Sinopsisnya
Tiga tahun setelah tragedi itu, Sophia dikisahkan bekerja di sebuah akuarium besar di Paris. Suatu hari, dia bertemu dengan seorang aktivis lingkungan bernama Mika (Lea Leviant). Mika mengabarkan Sophia bahwa hiu yang membunuh suaminya telah bermigrasi ke hulu, dan bermukim di kedalaman Sungai Seine.
Bagi Sophia, kehadiran Lilith di perairan tersebut tidak masuk akal, sehingga dia bertekad untuk membawanya kembali ke laut sebelum hiu raksasa itu memakan korban.
Terlebih, dalam film, Paris diceritakan akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Triathlon Dunia yang bakal berlangsung di Sungai Seine. Akhirnya, dibantu oleh kapten polisi sungai bernama Adil (Nassim Lyes), Sophia berusaha menghentikan Lilith sebelum terlambat.
Dihimpun oleh Hypeabis.id dari berbagai sumber, berikut adalah sejumlah fakta menarik film Under Paris yang tayang di Netflix.
1. Jadi film non-Inggris terpopuler
Belum sampai satu minggu, film Under Paris yang tayang di Netflix telah menjadi tontonan populer secara global. Film yang dirilis pada 5 Juni 2024 itu menjadi film berbahasa non-Inggris nomor satu di Netflix dengan 41 juta penayangan dari 93 negara, dalam lima hari pertama perilisannya di layanan streaming asal AS tersebut.Berdasarkan data yang dirilis Netflix, judul ini merajai daftar film berbahasa non-Inggris dengan total 41 juta penayangan para periode 3-9 Juni 2024. Posisinya diikuti oleh film Godzilla Minus One dengan 15 juta penayangan, Colors of Evil: Red sebanyak 14,6 juta penayangan, dan Baki Hanma VS Kengan Ashura dengan 6,8 juta penayangan.
2. Ungkapan kritik untuk Olimpiade
Mengambil latar belakang cerita Kejuaraan Triathlon Dunia yang bakal berlangsung di Sungai Seine, film Under Paris dibuat secara tidak langsung untuk mengkritik gelaran Olimpiade. Seperti diketahui, Olimpiade tahun ini akan berlangsung pada Juli mendatang di ibu kota Prancis.Xavier Gens selaku sutradara menilai di balik gemerlap Olimpiade yang menjadi sorotan, terdapat agenda komersial dan konsekuensi yang besar terhadap perubahan iklim.
Adegan berenang di Sungai Seine dalam film Under Paris merupakan salah satu bentuk sarkastik yang dihadirkan untuk merespons janji otoritas setempat, yang hendak membersihkan sungai sehingga para atlet dan pengunjung dapat berenang di sungai tersebut selama Olimpiade.
"Pada prinsipnya, Olimpiade adalah tentang mempertemukan orang-orang dari seluruh dunia, dan itu bagus dan berbudi luhur. Namun ada juga banyak kemunafikan dan ideologi komersial di balik hal ini yang tidak saya dukung," katanya.
Selain itu, film Under Paris juga dibuat untuk turut memperingatkan masyarakat dunia tentang bahaya perubahan iklim dan polusi plastik di lautan. Hal itu salah satunya direalisasikan lewat karakter ilmuwan sekaligus aktivis lingkungan bernama Sophia, yang dibuat terinspirasi dari LSM sungguhan di Prancis bernama Sea Shepherd.
"Kami benar-benar bersenang-senang menciptakan realitas alternatif di mana kami menyoroti kebodohan manusia dan menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka membuat keputusan yang salah," kata Gens.
Baca juga: Serba-serbi Film Napoleon Karya Ridley Scott, Dapat Kritik Negatif di Prancis
3. Digarap totalitas
Untuk menciptakan karakter hiu yang meyakinkan sekaligus menakutkan dalam film, Gens mengatakan pihaknya bekerja dengan dua perusahaan efek visual yang sangat bagus di Prancis yakni MPC Paris dan Digital District. "Saya tidak ingin tampilannya terlihat menakutkan, kami memilih tampilan yang lebih realistis dibandingkan film hiu pada umumnya," katanya.Selain itu, untuk merekam adegan bawah air, dia dan tim menciptakan sebuah panggung air dalam ruangan di studio yang berlokasi di Belgia. Panggung air itu berkedalaman 10 meter sekaligus didekorasi khusus agar menyerupai seperti lanskap bawah laut.
Tak hanya itu, untuk menghadirkan adegan di Sungai Seine, dia dan tim melakukan syuting di Spanyol lantaran tidak bisa benar-benar mengambil gambar di sungai tersebut. "Jadi kami memotretnya di tangki air terbuka di Alicante, Spanyol, tempat pembuatan film The Impossible, dan kami menambahkan latar belakang Paris. Dan itu terlihat sangat realistis," ucap Gens.
Adapun, film Under Paris digarap selama 8 bulan, mulai dari tahap pra-visualisasi hingga workshop para aktor selama lima minggu. "Itu adalah syuting yang sangat menuntut [ketahanan] fisik, tetapi kami bersenang-senang dengan para pemain. Bérénice Bejo, Nassim Lyes, semuanya sangat berkomitmen," imbuh Gens.
4. Menghabiskan bujet fantastis
Lantaran digarap secara totalitas, film Under Paris pun menghabiskan bujet produksi fantastis yakni sekitar US$16 juta hingga US$20 juta, atau Rp263 miliar hingga Rp329 miliar. Bujet tersebut sebagian besar difasilitasi oleh Netflix, untuk berbagai keperluan produksi mulai dari kredit pajak di Prancis, biaya pascaproduksi, serta proses pengambilan gambar di Belgia dan Spanyol.
5. Sempat ditolak produser
Gens mengatakan sebelum didanai dan tayang di Netflix, film Under Paris ditolak oleh sejumlah rumah produksi dan pemodal di Prancis. Kebanyakan produser menolak karena alasan bujet produksi yang terlalu besar."Orang-orang di Prancis tidak berani menyentuhnya. Ini adalah film yang tidak bisa diproduksi dan dibiayai dengan cara tradisional, karena orang berasumsi bahwa film hiu hanya bisa dibuat oleh orang Amerika Serikat atau Korea Selatan,” terang Gens.
6. Ada kemungkinan sekuel
Ketika disinggung terkait kemungkinan sekuel film Under Paris, Gens mengatakan sampai saat ini belum ada pembahasan terkait hal itu. Meski demikian, dia menyampaikan ada kemungkinan terkait sekuel filmnya, dan akan segera mendiskusikan hal tersebut. "Jika ada sekuelnya, maka akan mengambil setting di Paris yang seluruhnya terendam air," ujarnya.Baca juga: Netflix Bakal Produksi Film Peaky Blinders, Cillian Murphy Tetap Jadi Thomas Shelby
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.