Ilustrasi flu (Sumber gambar: engin akyurt/Unsplash)

Marak Flu Burung H5 di AS, Kemenkes Siapkan Antisipasi di Pintu Masuk RI

13 June 2024   |   16:30 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi kasus H5N2 yang menyebabkan seorang pria di Meksiko meninggal dunia. Ini merupakan kasus kematian pertama pada manusia akibat flu burung jenis strain flu burung H5N2. Meski begitu, pemicu kematiannya dikaitkan tidak hanya soal infeksi, melainkan faktor riwayat komorbid lain.

Diketahui, H5N2 merupakan bagian dari subvarian H2 selain H5N1, tipe virus yang dikenal sebagai flu burung yang awalnya menyebar dari burung ke manusia dan dapat menyebabkan keparahan hingga kematian. Kasus H5N1 tersebut pertama kali dikonfirmasi pada 1996 di Cina, sebelum menyebar di berbagai wilayah dunia.

Beberapa tahun terakhir, jenis virus H5N1 kembali dilaporkan terjadi pada beberapa pekerja ternak di Amerika Serikat. Belum selesai dengan H5N1, kini virus H5N2 dilaporkan menemui kasus pertamanya. Dunia medis masih perlu mengidentifikasi lebih lanjut mengenai karakteristik kedua strain virus ini.

Baca Juga: Dikonfirmasi WHO, Pria di Meksiko Meninggal Setelah Terpapar Flu Burung H5N2

Penyakit yang sebelumnya tak pernah ditemukan menginfeksi manusia ini memang jarang terjadi. Prevalensi kasusnya pun tidak menanjak signifikan, tetapi memerlukan kewaspadaan ekstra karena tingkat bahayanya yang tinggi. Selain itu, beberapa varian H5 juga bisa menyerang manusia.

Secara umum,  kini sudah ada 3 pasien yang telah dikonfirmasi didera virus H5. Diketahui, pasien ketiga yang terinfeksi tersebut merupakan pekerja di peternakan sapi perah di Michigan, Amerika Serikat. Pekerja ini tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja.
 

Gerbang Masuk RI Diperketat

Seiring dengan diumumkannya kasus ketiga, kewaspadaan negara-negara di dunia akan kemungkinan penularan virus flu burung H5 pun meningkat. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah Indonesia juga mulai memperketat pemantauan akan kasus ini.

Kemenkes RI melalui surveilans one health melakukan pemantauan kejadian kesakitan dan kematian bersama Kementerian KLHK, serta Kementan terkait kasus-kasus penyakit pada satwa liar, hewan ternak, dan manusia yang bisa memicu zoonosis. “Surveilans genomik juga terus dilakukan selain surveilans Influenza Like Illness (ILI), melihat pada kasus-kasus influenza di tingkat Puskesmas,” kata Nadia saat dihubungi Hypeabis.id.
 
Nadia menjelaskan, Kemenkes RI juga terus mengantisipasi dengan melakukan pemantauan, mengingat Indonesia pernah didera kasus flu burung pada 2017 lalu di Bali. “Sejak kasus flu burung pertama tersebut, kita terus melakukan pemantauan surveilans ini. Badan karantina kesehatan sudah diingatkan untuk memperketat pemantauan di pintu masuk negara baik bandara, pelabuhan, dan jalur darat,” kata Nadia.

Gerbang masuk Tanah Air diperketat, termasuk pemantauan gejala demam dari wisatawan yang hendak memasuki Indonesia. Mereka akan diperiksa dan diedukasi, serta segera diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat jika gejala demam tinggi disertai dengan sesak tidak kunjung berkurang.
 
Saat ini, Nadia menyebut pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran kewaspadaan tertuju pada Dinas Kesehatan tingkat Provinsi, Kota, dan Kabupaten. “Kita juga memastikan rumah sakit siap menjadi rujukan, termasuk soal ketersediaan alat dan sarana untuk penanganan pasiennya," kata Nadia.

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Selama Ibadah Haji, dari Jaga Kontak Fisik hingga Waspada Sun Stroke

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

5 Cara Alami Menghilangkan Dark Spot di Wajah, Bisa Dilakukan di Rumah

BERIKUTNYA

Ada Gejala Pernapasan, Epidemiolog Sebut Kemungkinan Flu Burung H5 Berevolusi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: