Metode Baru, Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) Bantu Penanganan Batu Ginjal Berukuran Besar
06 June 2024 |
15:55 WIB
Kasus batu ginjal di Indonesia masih mencatat angka yang cukup tinggi. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) 2020, prevalensi penyakit batu ginjal di Indonesia tercatat sebanyak 3,8% atau sebanyak 739.208 jiwa.
Seiring dengan peningkatan kasus batu ginjal, dunia medis berjibaku menemukan metode perawatan kesehatan yang efektif untuk mengentas masalah urologi dan nefrologi ini.
Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) merupakan metode perawatan terbaru untuk urologi yang baru saja hadir di Indonesia. Metode ini membantu mengentas kasus batu ginjal khususnya yang sulit, misalnya batu ginjal dengan ukuran besar. Biasanya, batu ginjal yang berukuran besar cenderung lebih keras dan sulit dijangkau tanpa operasi.
Baca Juga: Richard Slayman, Pasien Transplantasi Ginjal Babi Pertama Dinyatakan Meninggal Dunia
Sementara, prosedur RIRS diuntungkan karena lebih cepat, dan tidak meninggalkan bekas luka pada tubuh pasien. Benefit lain dari metode RIRS ini adalah pemulihannya yang lebih cepat, minim rasa nyeri, dan risiko infeksi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan metode bedah terbuka.
RIRS direkomendasikan dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Sebab, metode ini akan mengakses langsung ke ginjal dan menghancurkan batu ginjal menjadi fragmen-fragmen super kecil hingga berukuran seperti pasir atau debu.
Medical Managing Director Siloam Hospitals Group Grace Frelita Indradjaja menjelaskan, tindakan RIRS dengan berbagai keuntungannya ini sudah cukup banyak dilakukan di Siloam Hospitals ASRI. Menurutnya, banyak pasien yang menempuh metode ini dengan mempertimbangkan tindakan operasi minim hingga tanpa bekas luka, dan waktu pulih cepat yang memungkinkan pasien bisa kembali menjalani aktivitas secara normal.
Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI Nur Rasyid menjelaskan, metode RIRS ini dijalankan dengan mekanisme penghancuran batu ginjal dengan menggunakan laser. Sebelum prosedur RIRS dinilai, pasien akan menjalankan pemeriksaan laboratorium yang dilanjutkan dengan CT scan. CT scan sudah merupakan bagian dari standar pemeriksaan batu saluran kemih untuk mengetahui letak, ukuran, dan kekeran batu yang dihitung dengan satuan Hounsefield Unit (HU).
“Dokter akan mempertimbangkan faktor seperti ukuran, jenis batu, dan kondisi kesehatan umum pasien. Informasi kekerasan batu merubah algoritma dan anjuran dokter spesialis urologi dalam penanganan batu saluran kemih. Penggunaan ESWL semakin terbatas, karena batu dengan kekerasan lebih dari 1000 HU, tidak disarankan lagi meskipun ukurannya tidak besar,” katanya.
Nur meneruskan, RIRS data dilakukan pada batu ginjal dengan ukuran kurang dari 3 cm dan batu dengan kekerasan tinggi.
Perkiraan prosedur ini memakan waktu maksimal 2 jam. Waktu ini dibuat terbatas untuk menghindari gejala komplikasi seperti sepsis atau pengarah panas dari laser yang berlebihan. Pasien mungkin diperlukan untuk melakukan tindakan ulang apabila dirasa diperlukan. Prosedur lanjutan ini dapat dilakukan 1 minggu kemudian, tetapi dapat ditunda paling lama 2 bulan setelah prosedur.
Baca Juga: Mengenal Pembengkakan & Batu Ginjal, Penyakit yang Diidap Parto Patrio
Editor: M. Taufikul Basari
Seiring dengan peningkatan kasus batu ginjal, dunia medis berjibaku menemukan metode perawatan kesehatan yang efektif untuk mengentas masalah urologi dan nefrologi ini.
Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) merupakan metode perawatan terbaru untuk urologi yang baru saja hadir di Indonesia. Metode ini membantu mengentas kasus batu ginjal khususnya yang sulit, misalnya batu ginjal dengan ukuran besar. Biasanya, batu ginjal yang berukuran besar cenderung lebih keras dan sulit dijangkau tanpa operasi.
Baca Juga: Richard Slayman, Pasien Transplantasi Ginjal Babi Pertama Dinyatakan Meninggal Dunia
Sementara, prosedur RIRS diuntungkan karena lebih cepat, dan tidak meninggalkan bekas luka pada tubuh pasien. Benefit lain dari metode RIRS ini adalah pemulihannya yang lebih cepat, minim rasa nyeri, dan risiko infeksi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan metode bedah terbuka.
RIRS direkomendasikan dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Sebab, metode ini akan mengakses langsung ke ginjal dan menghancurkan batu ginjal menjadi fragmen-fragmen super kecil hingga berukuran seperti pasir atau debu.
Medical Managing Director Siloam Hospitals Group Grace Frelita Indradjaja menjelaskan, tindakan RIRS dengan berbagai keuntungannya ini sudah cukup banyak dilakukan di Siloam Hospitals ASRI. Menurutnya, banyak pasien yang menempuh metode ini dengan mempertimbangkan tindakan operasi minim hingga tanpa bekas luka, dan waktu pulih cepat yang memungkinkan pasien bisa kembali menjalani aktivitas secara normal.
Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI Nur Rasyid menjelaskan, metode RIRS ini dijalankan dengan mekanisme penghancuran batu ginjal dengan menggunakan laser. Sebelum prosedur RIRS dinilai, pasien akan menjalankan pemeriksaan laboratorium yang dilanjutkan dengan CT scan. CT scan sudah merupakan bagian dari standar pemeriksaan batu saluran kemih untuk mengetahui letak, ukuran, dan kekeran batu yang dihitung dengan satuan Hounsefield Unit (HU).
“Dokter akan mempertimbangkan faktor seperti ukuran, jenis batu, dan kondisi kesehatan umum pasien. Informasi kekerasan batu merubah algoritma dan anjuran dokter spesialis urologi dalam penanganan batu saluran kemih. Penggunaan ESWL semakin terbatas, karena batu dengan kekerasan lebih dari 1000 HU, tidak disarankan lagi meskipun ukurannya tidak besar,” katanya.
Nur meneruskan, RIRS data dilakukan pada batu ginjal dengan ukuran kurang dari 3 cm dan batu dengan kekerasan tinggi.
Perkiraan prosedur ini memakan waktu maksimal 2 jam. Waktu ini dibuat terbatas untuk menghindari gejala komplikasi seperti sepsis atau pengarah panas dari laser yang berlebihan. Pasien mungkin diperlukan untuk melakukan tindakan ulang apabila dirasa diperlukan. Prosedur lanjutan ini dapat dilakukan 1 minggu kemudian, tetapi dapat ditunda paling lama 2 bulan setelah prosedur.
Baca Juga: Mengenal Pembengkakan & Batu Ginjal, Penyakit yang Diidap Parto Patrio
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.