Richard Slayman, Pasien Transplantasi Ginjal Babi Pertama Dinyatakan Meninggal Dunia
13 May 2024 |
09:19 WIB
Richard Slayman, seorang pria berusia 62 tahun, telah mencatatkan sejarah sebagai penerima transplantasi ginjal babi hasil rekayasa genetika pertama di dunia pada Maret 2024 lalu. Sayangnya, kurang lebih 2 bulan setelah transplantasi tersebut, Slayman tak mampu bertahan hingga akhirnya nyatakan meninggal.
Operasi cangkok ginjal babi tersebut dijalani oleh Slayman selama empat jam di Rumah Sakit Umum Massachusetts. Dua pekan kemudian, sekitar bulan April dia diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Baca juga: Mengenal Pembengkakan & Batu Ginjal, Penyakit yang Diidap Parto Patrio
Adapun sampai saat ini belum diketahui pasti apa penyebab kematiannya. Pihak rumah sakit telah memastikan bahwa hal tersebut tidak ada keitannya dengan transplantasi ginjal babi yang pernah dilakukannya. Sebelumnya, tim dokter bedah RSU Massachussets sempat memprediksi kemungkinan bertahan hidup pasien transplantasi ginjal babi bisa mencapai dua tahun.
“Kami sangat sedih atas meninggalnya Mr. Slayman secara tiba-tiba. Kami tidak memiliki indikasi bahwa itu adalah akibat ari transplantasinya baru-baru ini,” kata tim dokter bedah RSU Massachussets dalam pernyataannya pada Sabtu, 11 Mei 2024 malam.
Richard Slayman merupakan penduduk Weymouth, Massachusetts yang telah berjuang melawan diabetes tipe 2 dan hipertensi selama bertahun-tahun sebelum menerima transplantasi ginjal babi. Namun, sebelumnya dia telah menerima transplantasi ginjal manusia pada Desember 2018, dilakukan oleh tim ahli bedah yang sama di rumah sakit yang sama.
Sayangnya, ginjal yang ditransplantasikan dari donor manusia hanya berfungsi sekitar 5 tahun sebelum menunjukkan tanda-tanda penolakan. Pada Mei 2023, Slayman harus kembali menjalani perawatan dialisis tau cuci darah, yang berdampak signifikan terhadap kualitas hidupnya.
Untuk pertama kalinya di dunia, ahli bedah di Rumah Sakit Umum Massachusetts pada Maret 2024, berhasil mentransplantasikan ginjal babi yang telah direkayasa secara genetik. Proses tersebut dilakukan saat pasien berusia 62 tahun dan mengidap penyakit ginjal stadium akhir.
“Slayman selamanya akan dilihat sebagai mercusuar harapan bagi banyak pasien transplantasi di seluruh dunia, kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan kesediaannya untuk memajukan bidang xenotransplantasi," tulis pernyataan tersebut.
Lebih lanjut, pihak RSU Massachussets juga menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan orang-orang terkasih Richard Slayman. Dia merupakan sosok yang luar biasa, kemurahan hati dan kebaikannya ampu menyentuh semua orang yang mengenalnya.
Adapun Xenotransplantasi merupakan transplantasi organ di antara spesies yang berbeda. Prosedur ini dapat membantu menyediakan alternatif dan suplai organ tambahan bagi orang-orang yang menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, seperti kondisi yang diderita Richard Slayman.
Ginjal yang digunakan dalam transplantasi berasal dari eGenesis, sebuah perusahaan farmasi yang berbasis di Cambridge. Organ pionir ini diambil dari babi yang dimodifikasi secara genetik menggunakan teknologi CRISPR-Cas9.
Menurut tim ahli bedah RSU Massachusetts, proses modifikasi tersebut melibatkan penghilangan gen babi yang tidak kompatibel dan memperkenalkan gen manusia tertentu untuk meningkatkan kompatibilitas dengan tubuh penerima.
Saat rumah sakit mengumumkan keberhasilan transplantasinya pada Maret 2024 kemarin, Slayman mengungkapkan alasan dia menyetujui prosedur tersebut. Selain sebagai cara untuk membantu hidupnya, dia juga ingin memberikan harapan bagi ribuan orang yang membutuhkan transplantasi untuk bertahan hidup.
Sementara itu, keluarga Slayman mengatakan meski mereka sangat sedih atas meninggalnya Richard secara tiba-tiba, mereka sangat bersyukur karena dia menginspirasi begitu banyak orang semasa hidupnya. Mereka juga berterima kasih kepada tim dokter yang benar-benar melakukan segala yang mereka bisa untuk membantu memberikan kesempatan kedua kepadanya.
Baca juga: Vidi Aldiano Jalani Terapi Retreat di Thailand, Kenali Penyakit Kanker Ginjal & Penyebabnya
"Upaya besar mereka dalam memimpin xenotransplantasi memberi keluarga kami tujuh minggu lagi bersama Richard, dan kenangan yang kami buat selama waktu itu akan tetap ada dalam pikiran dan hati kami," ujar pernyataan dari pihak keluarganya.
Editor: Fajar Sidik
Operasi cangkok ginjal babi tersebut dijalani oleh Slayman selama empat jam di Rumah Sakit Umum Massachusetts. Dua pekan kemudian, sekitar bulan April dia diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Baca juga: Mengenal Pembengkakan & Batu Ginjal, Penyakit yang Diidap Parto Patrio
Adapun sampai saat ini belum diketahui pasti apa penyebab kematiannya. Pihak rumah sakit telah memastikan bahwa hal tersebut tidak ada keitannya dengan transplantasi ginjal babi yang pernah dilakukannya. Sebelumnya, tim dokter bedah RSU Massachussets sempat memprediksi kemungkinan bertahan hidup pasien transplantasi ginjal babi bisa mencapai dua tahun.
“Kami sangat sedih atas meninggalnya Mr. Slayman secara tiba-tiba. Kami tidak memiliki indikasi bahwa itu adalah akibat ari transplantasinya baru-baru ini,” kata tim dokter bedah RSU Massachussets dalam pernyataannya pada Sabtu, 11 Mei 2024 malam.
Richard Slayman merupakan penduduk Weymouth, Massachusetts yang telah berjuang melawan diabetes tipe 2 dan hipertensi selama bertahun-tahun sebelum menerima transplantasi ginjal babi. Namun, sebelumnya dia telah menerima transplantasi ginjal manusia pada Desember 2018, dilakukan oleh tim ahli bedah yang sama di rumah sakit yang sama.
Sayangnya, ginjal yang ditransplantasikan dari donor manusia hanya berfungsi sekitar 5 tahun sebelum menunjukkan tanda-tanda penolakan. Pada Mei 2023, Slayman harus kembali menjalani perawatan dialisis tau cuci darah, yang berdampak signifikan terhadap kualitas hidupnya.
Untuk pertama kalinya di dunia, ahli bedah di Rumah Sakit Umum Massachusetts pada Maret 2024, berhasil mentransplantasikan ginjal babi yang telah direkayasa secara genetik. Proses tersebut dilakukan saat pasien berusia 62 tahun dan mengidap penyakit ginjal stadium akhir.
“Slayman selamanya akan dilihat sebagai mercusuar harapan bagi banyak pasien transplantasi di seluruh dunia, kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan kesediaannya untuk memajukan bidang xenotransplantasi," tulis pernyataan tersebut.
Lebih lanjut, pihak RSU Massachussets juga menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan orang-orang terkasih Richard Slayman. Dia merupakan sosok yang luar biasa, kemurahan hati dan kebaikannya ampu menyentuh semua orang yang mengenalnya.
Adapun Xenotransplantasi merupakan transplantasi organ di antara spesies yang berbeda. Prosedur ini dapat membantu menyediakan alternatif dan suplai organ tambahan bagi orang-orang yang menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, seperti kondisi yang diderita Richard Slayman.
Ginjal yang digunakan dalam transplantasi berasal dari eGenesis, sebuah perusahaan farmasi yang berbasis di Cambridge. Organ pionir ini diambil dari babi yang dimodifikasi secara genetik menggunakan teknologi CRISPR-Cas9.
Menurut tim ahli bedah RSU Massachusetts, proses modifikasi tersebut melibatkan penghilangan gen babi yang tidak kompatibel dan memperkenalkan gen manusia tertentu untuk meningkatkan kompatibilitas dengan tubuh penerima.
Saat rumah sakit mengumumkan keberhasilan transplantasinya pada Maret 2024 kemarin, Slayman mengungkapkan alasan dia menyetujui prosedur tersebut. Selain sebagai cara untuk membantu hidupnya, dia juga ingin memberikan harapan bagi ribuan orang yang membutuhkan transplantasi untuk bertahan hidup.
Sementara itu, keluarga Slayman mengatakan meski mereka sangat sedih atas meninggalnya Richard secara tiba-tiba, mereka sangat bersyukur karena dia menginspirasi begitu banyak orang semasa hidupnya. Mereka juga berterima kasih kepada tim dokter yang benar-benar melakukan segala yang mereka bisa untuk membantu memberikan kesempatan kedua kepadanya.
Baca juga: Vidi Aldiano Jalani Terapi Retreat di Thailand, Kenali Penyakit Kanker Ginjal & Penyebabnya
"Upaya besar mereka dalam memimpin xenotransplantasi memberi keluarga kami tujuh minggu lagi bersama Richard, dan kenangan yang kami buat selama waktu itu akan tetap ada dalam pikiran dan hati kami," ujar pernyataan dari pihak keluarganya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.