Catat! Begini 7 Cara Efektif Bikin Rumah Anti Banjir
03 June 2024 |
12:55 WIB
Tinggal di hunian yang strategis dan memiliki akses yang mudah menjadi impian setiap orang. Namun, tak sedikit yang nyatanya justru tinggal di daerah rawan banjir, misalnya mereka yang tinggal di kota besar dengan kepadatan penduduk tinggi. Oleh karena itu, diperlukan antisipasi untuk membuat hunian yang anti banjir.
Georgi Ferdwindra Putra, Co-CEO dan Co-Founder Gravel mengatakan risiko dan dampak banjir bisa dikurangi dengan mempersiapkan bangunan rumah yang siap menghadapi banjir. Dalam membangun rumah di kawasan rawan banjir, jelasnya, penting untuk mengadopsi strategi preventif dalam konstruksi rumah untuk meminimalkan risiko dan dampak banjir.
"Antisipasi terbaiknya adalah mempersiapkan hunian yang tangguh menghadapi bencana tersebut. Dengan demikian, risiko banjir yang menimbulkan kerugian material yang signifikan dan mengganggu aktivitas dapat diantisipasi jauh sebelumnya," katanya.
Baca juga: 5 Cara yang Harus Dilakukan Setelah Rumah Terendam Banjir
Dia menambahkan langkah antisipasi pertama yang krusial dilakukan adalah mencari tahu riwayat banjir dan pola curah hujan di wilayah tempat tinggal. Hal ini, lanjutnya, akan membantu pemilik rumah memahami seberapa besar risiko banjir yang mungkin terjadi dan langkah apa saja yang perlu diambil untuk melindungi rumah.
"Dengan memahami kondisi lingkungan saat hujan, kalian dapat mengambil langkah-langkah preventif berikutnya, yaitu merancang pembangunan rumah yang dapat membantu melindungi rumah dari berbagai dampak banjir," tuturnya.
Setelah memahami kondisi lingkungan saat hujan, diperlukan juga beberapa strategi untuk melindungi rumah dari berbagai dampak banjir seperti berikut ini.
Oleh karena itu, salah satu prinsip utama dari rumah anti banjir adalah elevasi yang lebih tinggi. Dalam desain ini, lantai rumah dinaikkan sedikit lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya. Langkah ini membantu mencegah air masuk ke dalam rumah ketika terjadi banjir.
"Belajar dari pengembang rumah di kawasan rawan banjir, standar tinggi pondasi yang diterapkan adalah sekitar 40 sampai 50 sentimeter," kata Georgi.
"Jangan lupa perhatikan pembangunan drainase, septic tank dan instalasi listrik, pastikan jauh dari jangkauan area banjir," katanya.
Menukil dari situs Eticon, selain memastikan sistem drainase yang efektif, pemilik rumah juga bisa melengkapi hunian dengan pompa banjir yang berfungsi untuk mendorong air banjir keluar dari area rumah. Termasuk, menyediakan ventilasi air yang bisa mencegah kerusakan parah pada pondasi maupun dinding rumah akibat air banjir.
Air hujan berlebih akan dapat ditampung oleh metode resapan ini, sehingga kondisinya dapat terkendali untuk menghindari terjadinya banjir. Caranya, mulailah dengan menambahkan lubang biopori di halaman rumah. Cara ini efektif dan sudah banyak dilakukan oleh kebanyakan orang yang tinggal di kawasan rentan banjir.
Hal itu bisa diimplementasikan misalnya dengan penggunaan beton atau bata tahan air yang biasanya digunakan untuk mengurangi risiko kerusakan, akibat kontak dengan air yang berlebihan. Termasuk, menggunakan lantai keramik ataupun memanfaatkan cat epoxy polyester.
"Selain itu, atap yang dirancang khusus dengan kemampuan mengalirkan air dengan cepat juga merupakan bagian integral dari rumah anti banjir," katanya.
Menurutnya, dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan meningkatnya risiko banjir, rumah anti banjir menunjukkan potensi besar dalam melindungi pemilik hunian dari dampak negatif.
"Dengan konsep inovatif dan teknologi yang terus berkembang, harapan akan rumah yang aman dan nyaman dari banjir semakin nyata, memberikan perlindungan dan ketenangan bagi penghuninya," ucapnya.
Sementara itu, di Jepang, konsep rumah logam yang menggabungkan beton dengan lapisan logam solid menjadi pilihan populer karena kemampuannya dalam menjaga stabilitas rumah, saat terjadi pergerakan tanah atau banjir.
Selain itu, desain rumah panggung atau rumah berkonsep double decker yang terinspirasi dari rumah tradisional juga efektif melawan banjir berkat pondasi beton yang kuat. Tak ketinggalan, ada juga desain rumah terapung yang biasanya ditemukan di pantai, dibangun di atas pondasi beton dengan alas kayu dan logam yang menawarkan beragam pilihan desain.
"Dengan berbagai opsi ini, Anda dapat memilih desain rumah anti banjir yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya Anda," katanya.
Selain itu, penting juga untuk selalu merawat dan meremajakan komponen-komponen rumah. Sebaliknya, penundaan perawatan dapat menimbulkan masalah yang merepotkan, terutama saat menghadapi bencana alam seperti banjir atau gempa.
"Dengan demikian, kombinasi antara desain rumah anti-banjir dan perawatan rutin akan memberikan perlindungan maksimal bagi penghuni dan aset berharga," imbuhnya.
Baca juga: Desain Rumah Dingin Tanpa AC, Perhatikan Hal-hal Ini
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Georgi Ferdwindra Putra, Co-CEO dan Co-Founder Gravel mengatakan risiko dan dampak banjir bisa dikurangi dengan mempersiapkan bangunan rumah yang siap menghadapi banjir. Dalam membangun rumah di kawasan rawan banjir, jelasnya, penting untuk mengadopsi strategi preventif dalam konstruksi rumah untuk meminimalkan risiko dan dampak banjir.
"Antisipasi terbaiknya adalah mempersiapkan hunian yang tangguh menghadapi bencana tersebut. Dengan demikian, risiko banjir yang menimbulkan kerugian material yang signifikan dan mengganggu aktivitas dapat diantisipasi jauh sebelumnya," katanya.
Baca juga: 5 Cara yang Harus Dilakukan Setelah Rumah Terendam Banjir
Dia menambahkan langkah antisipasi pertama yang krusial dilakukan adalah mencari tahu riwayat banjir dan pola curah hujan di wilayah tempat tinggal. Hal ini, lanjutnya, akan membantu pemilik rumah memahami seberapa besar risiko banjir yang mungkin terjadi dan langkah apa saja yang perlu diambil untuk melindungi rumah.
"Dengan memahami kondisi lingkungan saat hujan, kalian dapat mengambil langkah-langkah preventif berikutnya, yaitu merancang pembangunan rumah yang dapat membantu melindungi rumah dari berbagai dampak banjir," tuturnya.
Setelah memahami kondisi lingkungan saat hujan, diperlukan juga beberapa strategi untuk melindungi rumah dari berbagai dampak banjir seperti berikut ini.
1. Tinggikan fondasi
Rumah yang dibangun di kawasan dataran rendah rentan untuk terkena banjir. Umumnya, pemukiman di dataran rendah tidak memiliki saluran air yang memadai sebagai penampung aliran hujan, sehingga air banjir berpotensi besar masuk ke dalam ruman dan membuat hunian terendam.Oleh karena itu, salah satu prinsip utama dari rumah anti banjir adalah elevasi yang lebih tinggi. Dalam desain ini, lantai rumah dinaikkan sedikit lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya. Langkah ini membantu mencegah air masuk ke dalam rumah ketika terjadi banjir.
"Belajar dari pengembang rumah di kawasan rawan banjir, standar tinggi pondasi yang diterapkan adalah sekitar 40 sampai 50 sentimeter," kata Georgi.
Penting untuk membuat pondasi tinggi pada rumah anti banjir. (Sumber gambar: Trinitas Nguyen/Unsplash)
2. Sistem drainase satu arah
Rumah anti banjir harus memiliki sistem drainase yang kuat, sehingga memungkinkan air cepat mengalir keluar tanpa merusak struktur bangunan. Georgi menjelaskan dengan sistem katup one way atau satu arah pada sistem pembuangan air, maka air pembuangan tidak kembali masuk ke dalam rumah."Jangan lupa perhatikan pembangunan drainase, septic tank dan instalasi listrik, pastikan jauh dari jangkauan area banjir," katanya.
Menukil dari situs Eticon, selain memastikan sistem drainase yang efektif, pemilik rumah juga bisa melengkapi hunian dengan pompa banjir yang berfungsi untuk mendorong air banjir keluar dari area rumah. Termasuk, menyediakan ventilasi air yang bisa mencegah kerusakan parah pada pondasi maupun dinding rumah akibat air banjir.
3. Buat Resapan Air
Area resapan air di sekitar rumah berfungsi sebagai penampungan alami yang membantu mengurangi risiko banjir. Melalui sistem ini, rumah akan memiliki tempat masuknya air agar meresap ke permukaan tanah, dan akan membentuk aliran di dalam tanah.Air hujan berlebih akan dapat ditampung oleh metode resapan ini, sehingga kondisinya dapat terkendali untuk menghindari terjadinya banjir. Caranya, mulailah dengan menambahkan lubang biopori di halaman rumah. Cara ini efektif dan sudah banyak dilakukan oleh kebanyakan orang yang tinggal di kawasan rentan banjir.
4. Penggunaan material yang tepat
Fredy Yanto selaku Co-CEO dan Co-Founder Gravel menjelaskan pemilihan material bangunan yang tahan terhadap kerusakan air sangat penting dalam konsep rumah anti banjir. Salah satu indikator rumah yang tahan banjir adalah mampu menahan kerusakan selama 72 jam ketika bersentuhan dengan air.Hal itu bisa diimplementasikan misalnya dengan penggunaan beton atau bata tahan air yang biasanya digunakan untuk mengurangi risiko kerusakan, akibat kontak dengan air yang berlebihan. Termasuk, menggunakan lantai keramik ataupun memanfaatkan cat epoxy polyester.
"Selain itu, atap yang dirancang khusus dengan kemampuan mengalirkan air dengan cepat juga merupakan bagian integral dari rumah anti banjir," katanya.
5. Gunakan teknologi modern
Fredy mengatakan jika memungkinkan, gunakan juga material dengan teknologi modern seperti pintu anti banjir, sistem pompa air, dan penggunaan bahan tahan korosi untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap ancaman banjir. Pintu anti banjir biasanya terbuat dari material yang kedap air dan dirancang untuk menjaga air tidak masuk ke dalam ruangan. Sementara sistem pompa air berperan dalam mengeluarkan air yang masuk ke dalam rumah selama banjir.Menurutnya, dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan meningkatnya risiko banjir, rumah anti banjir menunjukkan potensi besar dalam melindungi pemilik hunian dari dampak negatif.
"Dengan konsep inovatif dan teknologi yang terus berkembang, harapan akan rumah yang aman dan nyaman dari banjir semakin nyata, memberikan perlindungan dan ketenangan bagi penghuninya," ucapnya.
6. Terapkan desain rumah anti banjir
Melindungi rumah dari banjir juga bisa dilakukan dengan menerapkan satu dari berbagai opsi desain yang telah diimplementasikan di berbagai negara. Di Eropa misalnya, menerapkan konsep rumah anti-banjir dengan memanfaatkan bahan bangunan atau material tahan lama, seperti bata dan beton yang telah terbukti efektif dalam menghadapi berbagai kondisi cuaca ekstrem termasuk banjir.Sementara itu, di Jepang, konsep rumah logam yang menggabungkan beton dengan lapisan logam solid menjadi pilihan populer karena kemampuannya dalam menjaga stabilitas rumah, saat terjadi pergerakan tanah atau banjir.
Selain itu, desain rumah panggung atau rumah berkonsep double decker yang terinspirasi dari rumah tradisional juga efektif melawan banjir berkat pondasi beton yang kuat. Tak ketinggalan, ada juga desain rumah terapung yang biasanya ditemukan di pantai, dibangun di atas pondasi beton dengan alas kayu dan logam yang menawarkan beragam pilihan desain.
"Dengan berbagai opsi ini, Anda dapat memilih desain rumah anti banjir yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya Anda," katanya.
7. Lakukan perawatan rutin
Fredy mengatakan perlindungan optimal tidak hanya bergantung pada desain rumah anti-banjir, tetapi perawatan rutin terhadap seluruh komponen rumah juga sangat penting. Misalnya, dengan melakukan perbaikan rumah di bagian-bagian yang dapat mencegah terjadinya banjir seperti saluran air, area resapan air, dan sebagainya.Selain itu, penting juga untuk selalu merawat dan meremajakan komponen-komponen rumah. Sebaliknya, penundaan perawatan dapat menimbulkan masalah yang merepotkan, terutama saat menghadapi bencana alam seperti banjir atau gempa.
"Dengan demikian, kombinasi antara desain rumah anti-banjir dan perawatan rutin akan memberikan perlindungan maksimal bagi penghuni dan aset berharga," imbuhnya.
Baca juga: Desain Rumah Dingin Tanpa AC, Perhatikan Hal-hal Ini
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.