Serial Novel Anak Populer Karya Dwianto Setyawan, Sersan Grung Grung sampai Seri Sandi
02 June 2024 |
19:35 WIB
Anak-anak yang tumbuh besar di era 80-an pasti tak asing dengan novel-novel karya Dwianto Setyawan. Sepanjang kariernya, penulis kelahiran 12 Agustus 1949 di Kota Batu, Jawa Timur tersebut telah menulis lebih dari 60 judul cerita anak. Karya-karyanya telah diterbitkan oleh berbagai penerbit dan media massa di Indonesia
Kalau kita masih ingat dengan serial novel Lima Sekawan karya Enyd Blyton, karya-karya Dwianto Setyawan juga mengusung ide-ide serupa mengenai petualangan dan detektif yang dilakoni oleh sekelompok anak cerdas dan pemberani. Bersama-sama mereka memecahkan kasus pelik yang sulit ditangani oleh polisi setempat.
Baca juga : Novelis Cerita Anak Klasik Dwianto Setyawan Meninggal Dunia, Simak Rekam Jejaknya
Karier menulis Dwianto Setyawan dimulai pada 1972. Sejauh ini, dia telah menerbitkan puluhan judul novel. Beberapa di antaranya yang populer seperti Sersan Grung Grung, Kelompok 2 & 1, Seri Sandi, Serial Kartika Kadarman, Lorong-Lorong keraguan, hingga Aku dan Mama.
Karya-karya Dwianto Setyawan umumnya dirilis dalam bentuk novel berseri yang terdiri dari beberapa volume. Nah Genhype, yuk simak beberapa karya populernya.
Serial Sersan Grung-Grung memiliki sembilan judul yang telah terbit, yaitu Sersan Grung-Grung, Rahasia Gua Jepang, Orang-Orang Serakah, Komplotan Daun Emas, Penyamar Ulung, Rencana Terselubung, Ratu Bergaun Hitam, Rahasia Topeng Berkumis, dan Pala-Pala Motosep.
Pak Darpodiroto dikenal dengan panggilan Sersan Grung-Grung, lantaran suara batuknya yang berbunyi grung-grung. Bersama mobil tua dan enam anak cerdas yakni Raka, Martinus, Samsul, Argo, Ninung dan Linda, dia membantu polisi memecahkan kasus-kasus kejahatan yang terjadi.
Kelompok 2 & 1 adalah serial detektif cilik Indonesia yang mengisahkan petualangan tiga sahabat, yakni Irma, Hadian alias Yan, dan Dede. Mereka bertiga bertualang sambil memecahkan misteri disekitarnya yang sulit ditangani oleh pihak kepolisian sekalipun.
Terdapat 10 judul buku dalam serial ini, mulai dari Malam Yang Mencekam, Ancaman Surat Berantai, Dua Belas Lembar Lima Ribuan, Misteri Patung Airlangga, Sang Pengintai, Rahasia Pesan Serigala, Kutukan Akik Biru, Pencuri Intelek, Kasus Foto Kuno, dan Lewat Pintu Samping.
Seri Sandi memiliki tiga judul, yakni Terlibat di Bromo, Terlibat di Trowulan, dan Terlibat di Mahakam. Ada tiga karakter utama dalam seri Sandi, yaitu Rin Dama, Agung, dan Ilham. Ketiganya merupakan anak-anak berusia 11-12 tahun yang tinggal di Surabaya.
Rin Dama digambarkan sebagai anak tomboy yang menjadi pemimpin mereka. Nama aslinya Karina Damayanti. Dia sering diomeli ibunya dengan ungkapan 'kamu anak perempuan, Rin, masa selalu mau mengikuti tingkah anak laki-laki'
Sementara Agung bernama langkap Agung Nur Wisesa. Dia merupakan anak orang kaya yang berkali-kali membiayai petualangan ketiga sekawan tersebut. Dia digambarkan bertubuh agak pendek, sehingga suka minder kalau berdampingan Rin Dama karena kalah jangkung.
Sementara Ilham anak yang paling serius di antara teman-temannya. Dia sangat menggemari arkeologi gara-gara tinggal bersama kakeknya, Profesor Doktor Triman Samiaji, seorang arkeolog. Momen mereka membentuk perkumpulan dengan nama Sandi dikisahkan dalam bab ke-13 buku pertama, Terlibat di Bromo.
Baca juga : Novelis Norwegia Jon Fosse Raih Penghargaan Nobel Sastra 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor : Puput Ady Sukarno
Kalau kita masih ingat dengan serial novel Lima Sekawan karya Enyd Blyton, karya-karya Dwianto Setyawan juga mengusung ide-ide serupa mengenai petualangan dan detektif yang dilakoni oleh sekelompok anak cerdas dan pemberani. Bersama-sama mereka memecahkan kasus pelik yang sulit ditangani oleh polisi setempat.
Baca juga : Novelis Cerita Anak Klasik Dwianto Setyawan Meninggal Dunia, Simak Rekam Jejaknya
Karier menulis Dwianto Setyawan dimulai pada 1972. Sejauh ini, dia telah menerbitkan puluhan judul novel. Beberapa di antaranya yang populer seperti Sersan Grung Grung, Kelompok 2 & 1, Seri Sandi, Serial Kartika Kadarman, Lorong-Lorong keraguan, hingga Aku dan Mama.
Karya-karya Dwianto Setyawan umumnya dirilis dalam bentuk novel berseri yang terdiri dari beberapa volume. Nah Genhype, yuk simak beberapa karya populernya.
1. Sersan Grung Grung
Sersan Grung Grung (Sumber Foto: Gramedia)
Serial Sersan Grung-Grung memiliki sembilan judul yang telah terbit, yaitu Sersan Grung-Grung, Rahasia Gua Jepang, Orang-Orang Serakah, Komplotan Daun Emas, Penyamar Ulung, Rencana Terselubung, Ratu Bergaun Hitam, Rahasia Topeng Berkumis, dan Pala-Pala Motosep.
Pak Darpodiroto dikenal dengan panggilan Sersan Grung-Grung, lantaran suara batuknya yang berbunyi grung-grung. Bersama mobil tua dan enam anak cerdas yakni Raka, Martinus, Samsul, Argo, Ninung dan Linda, dia membantu polisi memecahkan kasus-kasus kejahatan yang terjadi.
2. Kelompok 2 & 1
Kelompok 2 & 1 (Sumber Foto: Gramedia)
Kelompok 2 & 1 adalah serial detektif cilik Indonesia yang mengisahkan petualangan tiga sahabat, yakni Irma, Hadian alias Yan, dan Dede. Mereka bertiga bertualang sambil memecahkan misteri disekitarnya yang sulit ditangani oleh pihak kepolisian sekalipun.
Terdapat 10 judul buku dalam serial ini, mulai dari Malam Yang Mencekam, Ancaman Surat Berantai, Dua Belas Lembar Lima Ribuan, Misteri Patung Airlangga, Sang Pengintai, Rahasia Pesan Serigala, Kutukan Akik Biru, Pencuri Intelek, Kasus Foto Kuno, dan Lewat Pintu Samping.
3. Seri Sandi
Seri Sandi (Sumber Foto: Gramedia)
Seri Sandi memiliki tiga judul, yakni Terlibat di Bromo, Terlibat di Trowulan, dan Terlibat di Mahakam. Ada tiga karakter utama dalam seri Sandi, yaitu Rin Dama, Agung, dan Ilham. Ketiganya merupakan anak-anak berusia 11-12 tahun yang tinggal di Surabaya.
Rin Dama digambarkan sebagai anak tomboy yang menjadi pemimpin mereka. Nama aslinya Karina Damayanti. Dia sering diomeli ibunya dengan ungkapan 'kamu anak perempuan, Rin, masa selalu mau mengikuti tingkah anak laki-laki'
Sementara Agung bernama langkap Agung Nur Wisesa. Dia merupakan anak orang kaya yang berkali-kali membiayai petualangan ketiga sekawan tersebut. Dia digambarkan bertubuh agak pendek, sehingga suka minder kalau berdampingan Rin Dama karena kalah jangkung.
Sementara Ilham anak yang paling serius di antara teman-temannya. Dia sangat menggemari arkeologi gara-gara tinggal bersama kakeknya, Profesor Doktor Triman Samiaji, seorang arkeolog. Momen mereka membentuk perkumpulan dengan nama Sandi dikisahkan dalam bab ke-13 buku pertama, Terlibat di Bromo.
Baca juga : Novelis Norwegia Jon Fosse Raih Penghargaan Nobel Sastra 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor : Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.